Kelas homeroom telah dimulai. Tidak ada satu siswa pun yang berani berbicara ketika Mihawk berdiri didepan kelas. Atensi mereka seluruhnya seketika berfokus kepada sang wali kelas.
"Akhir pekan depan sekolah kita akan mengadakan camping di pegunungan desa Fusha. Semua kelas X dan kelas Xi wajib berpartisipasi." Mihawk berkata. Ia memberikan tumpukan brosur kepada Tashigi dan meminta si ketua kelas untuk membagikannya ke yang lain.
Ketika melewati bangku Nami, Tashigi meletakan brosur di atas mejanya dengan cepat dan tanpa membuat kontak mata. Nami hanya tersenyum menanggapi tingkah Tashigi. Ia masih dihindari rupanya.
Ketika Tashigi selesai membagikan brosur dan kembali ke tempat duduknya, Mihawk kembali berbicara. "Acara ini dilakukan pada hari Sabtu pagi hingga Minggu siang. Jadi kalian akan menginap satu hari disana. Daftar barang-barang yang perlu disiapkan serta peraturan dan tata tertib semuanya tertera di brosur kalian. Jadi baca instruksinya baik-baik."
"Sensei, apakah kita semua benar-benar harus ikut?" seorang siswa laki-laki bertubuh bulat bertanya dengan nada tidak berminat.
"Ya." Jawab Mihawk dengan pandangan menusuk yang membuat siswa itu berkeringat dingin. "Ini merupakan tradisi penyambutan Grand Line Gakuen untuk mengakrabkan semua siswa."
"Kalau begitu mengapa kelas Xii tidak ikut?" Tanya Nami. Jika camping ini hanya untuk kelas X dan Xii maka kakak-nya tidak akan ikut.
"Karena siswa kelas Xii sudah sibuk dengan persiapan ujian." Mihawk menjawab sambil melipat tangannya. "Ada lagi yang ingin bertanya?"
Melihat tidak ada lagi siswa yang mengangkat tangannya, Mihawk kemudian berkata. "Baiklah, homeroom saya akhiri. Selamat pagi." Pria itu kemudian meninggalkan kelas.
"Hey, Nami." Luffy yang duduk disampingnya memanggil. "Acara caming ini pasti menyenangkan."
Nami mengangguk. "Ya, aku jadi tidak sabar." Dia mulai membaca brosur program ditangannya. "Katanya akan ada acara memancing dan barbecue."
"Benarkah?" Usopp membaca brosurnya. "Ah kau benar."
"Daging..." Pikiran Luffy secara otomatis tertuju pada daging yang akan disajikan di pesta barbecue nanti.
"Hey Luffy. Bersihkan air liurmu." Usopp bergenyit jijik melihat meja Luffy yang sudah dibanjiri air liurnya.
"Ew... Luffy." Nami juga ikut mengeluh.
"Shishishi." Pemuda itu hanya tertawa mengabaikan tatapan jijik kedua temannya.
##########
Baratie
East Blue
2017
"Selamat menikmati." Ucap Nami sambil tersenyum setelah menyajikan makanan yang dipesan pelangannya. Mereka tersenyum sebagai balasan.
"Malam ini ramai sekali ya, Vivi." Ujar Nami kepada seorang waitress dengan surai biru panjang yang dikucir.
Gadis yang dipanggil Vivi itu mengangguk setuju. "Benar, Nami-san. Baru saja ada beberapa reservasi lagi."
Nami mengeluarkan sapu tangan dari kantung rok nya dan menggunakannya untuk menyeka keringat yang mengalir di dahinya.
"Aku benar-benar capek..." Keluh gadis itu. Shift-nya harusnya sudah selesai sejak beberapa jam yang lalu. Tapi karena restoran begitu ramai dan beberapa waiter berhalangan hadir, Zeff memohon kepadanya untuk menambah jam kerjanya.
YOU ARE READING
Catch in Fire
FanficSepuluh tahun yang lalu, hidup Law berubah ketika Nami menjadi adiknya. Dan hari ini, hidup Law kembali terusik ketika sang adik mengenal Roronoa Zoro, musuh abadinya. AU Universe