Bag. 4 : Ikatan

10.9K 785 28
                                    

Sasuke membuang botong bening berisi supresan ke tong sampah, ia tidak memerlukan obat itu lagi selama ia masih memiliki tanda kepemilikan di lehernya.

Sesuai yang ia ketahui, omega tidak akan mendapatkan heat lagi setelah melakukan bonding dengan seorang alpha. Kecuali jika bonding dibatalkan dengan mencabut kembali tanda kepemilikan.

Sasuke kembali berjalan menyusuri gang sempit menuju apartemen. Gemerlapnya malam ibukota sempat membuatnya mengantuk. Tapi setelah tiba di depan apartemen pribadinya, ia dikejutkan oleh sosok tinggi berambut pirang bersender di sisian pintu, rasa kantuk itu mendadak hilang.

Sasuke masuk ke dalam apartemen dibarengi oleh Naruto yang mengekor. Suasana di dalam ruangan cukup temaram dengan cahaya lampu kota yang menyilaukan menyinari dari luar.

Sejenak Naruto mengira Sasuke pasti segera menyalakan lampu, tapi saat tubuh semampai itu berbalik, sang blonde malah mendapat serangan tak terduga hingga tubuhnya terpental ke belakang.

Tubuh berkulit tan itu hilang keseimbangan, seandainya tak ada sandaran kursi di belakangnya, kepala Naruto pasti sudah mencium lantai keramik.

Naruto bangkit, ia memegangi pipi kirinya yang dipukul, lalu menatapi wajah Sasuke yang diterangi pencahayaan seadanya. Ia mencoba mendapatkan penjelasan dari wajah itu.

Baru saja Naruto berdiri tegak, Sasuke sudah hendak memukulnya lagi.

Sebenarnya Naruto bisa menahan serangannya, tapi Naruto memilih membiarkan.

Pukulan kedua pun mengenai pipi kirinya lagi.

"Pukul lagi saja."

Naruto sadar diri, bahwa dirinya lah yang bersalah, dia seorang yang brengsek, mengambil kesempatan dalam kesempitan, jadi apa namanya lagi dirinya ini kalau bukan brengsek.

Sasuke pasti kesal dengan tingkah laku Naruto, dimana ia sudah mengambil keperawanan orang lain, menadainya, serta mengikutinya seperti benalu.

"Pukul lagi." pinta Naruto.

Pukulan ketiga, keempat dan kelima Sasuke layangkan, sampai Naruto terbaring tak berdaya di lantai dengan darah di mulutnya.

"Sudah puas?"

Nafas Sasuke memburu, ia kecapekan memukuli Naruto sampai babak belur.

"Kau telah memanfaatkanku, Uzumaki!"

Belum puas rupanya, bisik hati Naruto. Naruto pun menyeringai seraya menjawab, "Aku tidak memanfaatkanmu, aku jatuh cinta sejak pandangan pertama padamu."

Sasuke berjalan mendekati Naruto dan menendang kepalanya.

"AKH!"

Sekali lagi, Sasuke berhasil memukul Naruto, ia yakin kalau ucapan barusan cuma bualan semata.

Naruto mengulum bibir, ia merasakan keberadaan benda keras sebesar permen di dalam mulutnya, mungkin itu gigi yang terlepas dari gusi.

Naruto meludahkan benda itu, ia juga menyapu sudut bibir dengan telapak tangan.

Sasuke hendak menendang Naruto lagi, tapi Naruto sudah bersiap untuk menarik betis itu. Setelah Sasuke melakukannya, Naruto menjatuhkan pria berkulit putih itu ke lantai, lalu menindihnya hingga ia tidak dapat lagi bergerak.

Kini wajah mereka saling berhadapan. Sasuke berusaha mendorong Naruto sekuat tenaga tapi tak berhasil. Naruto malah menawan tangan Sasuke dan mendekapnya.

Sebenarnya Sasuke ingin sekali mengakhiri semua ini, ia ingin segera keluar dari hubungan tak sehat ini, biar dia bebas seperti dulu lagi tanpa adanya ikatan dengan siapapun.

Tapi ia tidak bisa melawan ketika lagi-lagi tangan itu membelainya dan membawanya dalam kenikmatan, ia bahkan tak mampu berkata apapun saat tanda di lehernya ikut berkontribusi menjinakkan dirinya dalam kesesatan berkepanjangan ini.

***

Kondisi apartemen temaram sejak mereka datang, kedua tubuh berbalut kulit berbeda warna di ruangan itu hanya memanfaatkan cahaya gemerlap kota untuk menginfasi tubuh lawannya masing-masing.

Naruto mencium Sasuke sekali lagi sebelum benar-benar mengakhiri kegiatan mereka.

Naruto bangkit ke kamar mandi untuk membersihkan diri, meninggalkan Sasuke di lantai ruang tamu dalam kondisi yang berantakan.

Sasuke terdiam, ia tersengal setelah Naruto menggagahinya. Dia tidak percaya kalau dirinya tidak bisa melawan ketika Naruto melakukan 'itu' lagi padanya untuk yang kedua kali. Bahkan dirinya ikut menikmati hubungan itu.

Sialan. Dirinya masih muda, dan ia tidak menginginkan memiliki anak dengan pria yang tidak dicintainya!

To be continued...

RIVAL | (NaruSasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang