"Hey lo yang rambut coklat sini lo" Panggil sesorang bernama Pricil datang dari arah pintu masuk maupun keluar kelas.
"Gue" Lia yang merasa sendiri di kelas, mendongak mencari asal suara yang ia dengar.
"Ya.. Sekarang!" Pricil berbicara dengan nada ketusnya serta membentak.
"Ada apa?"
"Gak ada sopan sopan-sopan nya ya lo ngomong kayak gitu sama kakak kelas lo" Pricil pun tidak terima dengan suara bia yang tidak ada takut-takutnya dengan dia saat berbicara.
"Trus gue harus gimana? Omong sama lo pakek sebutan kak gitu?" Lia hanya menjawab dengan santai, disaat lawannya berbicara sedang marah.
Sebenarnya Lia tidak tahu siapa yang sedang berbicara dengan nya, tiba-tiba saja datang dan marah-marah tanpa memberi tahu alasannya. Meskipun begitu, yang Lia tahu dari bicaranya saja tadi dengannya dan bed yang tertera di baju lengan atasnya sudah membuktikan bahwa dia adalah kakak kelasnya."Ya iyalah, baru aja lo adik kelas selesai MOS udah belagu kayak gitu" Pricil pun sangat kesal dengan adik kelas nya ini karena sudah tidak ada takut-takut nya dengannya. Sudah jadi pengumuman bagi seluruh siswa yang bersekolah di SMA Angkasa bahwa siapa pun yang sedang berbicara dengan seorang Pricil yang notabenya Ratu Sekolahan harus memakai suara takut maupun halus kepadanya. Meskipun, dia masih kelas 2 tidak akan menjadi penghalang untuk ia berbuat pengusa disekolahan nya. ka
Karena Pricil sendiri merupakan anak dari donatur sekolah yang ia tempati saat ini."Terserah gue dong mulut-mulut gue, kenapa lo yang repot"
"Hey lo tu emang gak tahu siapa gue"
"Ya mana gue tahu lah, gue aja sekolah baru masuk pertama ini"
"Ok sekarang biar lo tahu siapa gue, gua adalah Pricila Margareta Ausi. Gue anak dari donatur di sekolah ini jadi lo gak usah sok macem-macem di sekolah ini"Lia hanya memutar bola matanya dan mendengus sebal, karena pembicaraannya dengan kak kelas ini banyak menguras waktunya untuk digunakan belajar. Karena baru tadi pagi diberitahukan bahwa ada ulangan dadakan.
"Udah selesai pidato perkenalannya? Kalo udah sekarang lo pergi deh dari kelas gue!"
"Hey lo berani sama gu---" Baru saja Pricil akan memarahi Lia suara bel tanda masuk pun berbunyi.
"Udah sana balik ke kelas lo, gak denger suara apa?""Pembicaran kita belum selesai, lihat aja lo"
"Gue gak takut" Akhirnya Pricil pun pergi dengan tergesa-gesa dan melototi Lia yang biasa saja dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMUR
Teen Fiction"Merelakanmu sudah sepantasnya bagi ku" -M "Sebenarnya masa lalu itu bukan sekedar di pendam ataupun di lupakan, namun bisa menjadi pengalaman yang dapat digunakan pelajaran" -M