"Pagi semuanya"
Sapaan hangat dan senyuman secerah mentari timbul dari balik pintu ruang osis.
"Pagi juga" Sapaan balik dari Rani,salah satu sesorang yang berada di dalam ruang osis.Dialah Gilang Rajawali, seseorang yang menyapa dengan suara merdu serta senyuman menawannya yang dapat membuat sesorang tersenyum balik kepadanya. Dia merupakan wakil ketua OSIS SMA Angkasa yang bisa di katakan ganteng maupun pintar, bertubuh kekar, dan tinggi selain itu dia sangat murah senyum. Siapa saja yang melihat senyumnya pasti akan meleleh,terutama para cewek SMA Angkasa akan menjadi tergila-gila oleh nya.
Di ruang OSIS tersebut banyak aktivitas yang di lakukan oleh anggota OSIS yang masih terdiri dari beberapa orang saja. Seperti pagi ini, seperti biasa akan diadakan upacara pada hari senin. Ada yang akan menyiapkan mic atau sound, menata tempat dan lainnya.
Namun, berbeda dengan sesorang yang tampak duduk melamun di depan meja bundar yang tidak memperhatikan situasi sekitarnya.
"Hai Mel" Sapa Gilang pada gadis itu.
"Eh.. Gilang ngagetin aja Lo" Gadis itu pun langsung sadar dengan acara melamunnya.Mela, gadis yang baru saja di sapa Gilang. Gadis yang memiliki nama panjang Mela Cantika Anggraini sama cantiknya dengan namanya. Mela memegang jabatan sekertaris 1 di OSIS dan masuk kelas yang sama dengan Gilang yaitu kelas XI IPA 2. Mela memiliki kulit bewarna putih, badan langsing sepeti model, wajah yang cantik, pintar serta banyak para cowok di SMA Angkasa yang menaksir Mela.
Namun di samping itu semua, Mela sangat irit dengan senyum yang ia perlihatkan, menjadikan ia dikatakan judes maupun sombong walaupun senyumannya yang dapat meleleh kan. Meskipun banyak yang menaksir dan menyatakan cinta kepada gadis cantik itu, ia akan menolak dengan halus dan mengajak untuk berteman.
"Nglamun aja kerjaan nya!"
Inilah moment yang disukai Gilang disaat Mela kaget, Mela akan menunjukkan wajah bingung nya dan malah menambah kesan lucu pada wajah cantik itu untuk Gilang."Gak kok" Jawab Mela dengan sedikit gugup serta cengiran tawa.
"Hmm.. Ngelak aja terus! Hari ini yang jadi pemimpin upacara siapa?"
"Oh.. Pemimpin upacara nya Athur kan dia bia---"Brak
Brak
Semua orang yang berada di ruang OSIS terpanjat kaget mendengar suara dobrakan dari pintu. Orang-orang yang berada di sana langsung mengalihkan pengelihatannya ke arah pintu yang baru saja di dobrak.
Tepat disana muncullah seorang laki-laki yang rambutnya acak-acakan, baju seragam yang tidak di kancing kan semua sehingga menampilkan kaos putih polos nya, dan baju dikeluarkan. Meskipun tampilan baju nya seperti itu atau bisa dikatakan urakan, tidak menutupi kenyataan bahwa diri nya merupakan Ketua OSIS SMA Angkasa saat ini.
Tidak juga menutupi bahwa sesorang ini sangat menawan dan mempesona, dari badannya yang tinggi, postur tubuh atletis dan kekar serta tak kalah juga dengan wajah yang ganteng dengan penampilan apapun. Dia bernama
Athur Rangga Pradika sesorang yang banyak di taksir kaum hawa."Lo.. Lang gantiin gue jadi pemimpin!"
Tunjuk Athur pada Gilang yang berdiri agak jauh darinya.
"Gue.. Kok mendadak gini?"
"Udah lo aja.. Gue kayak gini juga"
"Ya udah.. Gue aja""Mel? Mel?"
"Mel? Ck.. Nglamun lagi?"
"Mela! Woy!" Dengan suara agak keras Gilang berteriak didekat telinga Mela.
"Apa?" Dengan wajah bingung Mela menoleh pada Gilang.
"Lo tuh malah nglamun, mau ditanya!"
"Hehe.. Maaf. Ada apa?" Dengan cengiran khas nya Mela menjawab panggilan dari Gilang.
"Semua udah siap?"
"Kayak sih udah. Coba liat kelapangan!" Mela dan Gilang pun akhirnya melihat kelapangan bagaimana kesiapan upacara.Sepeninggalan dua orang itu, Athur menatap interaksi antara Mela dan Gilang, dari tadi hingga pergi keluar ruang OSIS dengan bibir yang tertarik keatas membentuk senyuman, namun hanya sekilas.
"Semoga terlupakan" Gumam Athur.---
Selesai upacara para Guru maupun murid bubar meninggalkan lapangan. Namun, berbeda dengan Athur yang malah menjamakan kaki nya memasuki area kantin.
"Buk es teh nya satu!!" Teriak Athur dari meja pojok di kantin.
"Iya!!" Seru Ani penjual makanan dan minuman di kantin, yang kerap disapa Buk Ni.Keadaan di kantin pagi ini masih sepi karena banyak murid-murid yang sudah masuk kelas dan para Guru pun juga akan mengajar kelas masing-masing.
Tidak berbeda dengan dua gadis yang akan melewati kantin ini, Mela dan sahabatnya Rara.
"Eh Mel.. Ada Athur tuh" Panggil Rara kepada Mela yang berada di sampingnya.
"Oh.. " Jawab Mela dengan nada malas."Oh doang.. Yakin gak disamperin?" Goda Rara kepada Mela
"Enggak lah.. Ngapain coba" Jawab Mela
"Bener? Gue tuh sebenarnya tuh tahu.. Kalau Lo itu masih berharap sama dia.. Ya kan? Ngaku deh!!"Bukan rahasia lagi untuk Rara yang ber notabene sebagai sahabat Mela, yang tidak mengetahui persoalan cinta sahabatnya ini.
Rara sebernarnya tahu bagaimana perihal hubungan Mela dengan Athur dulu maupun sekarang."Nggak.. Gue mau ke kelas! Samperin aja sendiri!" Jawab Mela dengan tegas sambil menagajak kakinya untuk jalan ke kelas.
"Woy jangan di tinggal Gue!!" Seru Rara sambil berlari mengejar Mela.Tanpa mereka sadari, Athur mendengar jelas apa yang mereka bicarakan dan siapa yang berbicara itu tanpa melihat dia yang berbicara.
Selesai menghilangkan haus di kerongkongan nya ia pun langsung beranjak dari tempat duduk nya segera membayar dan meninggalkan kantin menuju kelas nya di XI IPA 1.
---
Ini ceritanya aku revisi lagi.
Vote and coment
KAMU SEDANG MEMBACA
AMUR
Teen Fiction"Merelakanmu sudah sepantasnya bagi ku" -M "Sebenarnya masa lalu itu bukan sekedar di pendam ataupun di lupakan, namun bisa menjadi pengalaman yang dapat digunakan pelajaran" -M