Cegil - 04

376 27 7
                                    

Viana's Pov

Kali ini waktu berlalu cukup cepat karena sekarang bahkan  sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Yang artinya merupakan jam makan malam bersama di keluarga ku. Sesibuk apapun Mommy dan Daddy, mereka selalu menyempatkan diri untuk makan bersama entah itu sarapan maupun makan malam seperti saat ini. Biasanya ketika kami makan bersama akan selalu di selingi dengan obrolan-obrolan ringan seputar apa yang telah kami lalui hari ini. Aku sangat bersyukur memiliki keluarga yang hangat dan orang tua yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan perhatian penuh kepada ku.

Aku menceritakan bagaimana hari pertamaku di Sekolah baru ku itu dengan sangat bersemangat. Mulai dari bagaimana aku mendapatkan teman pertama ku Ezri, hingga tentang pertandingan dadakan yang dilakukan oleh gadis cantik si Primadona Sekolah. Mommy dan Daddy mendengarkan ceritaku dengan seksama bahkan sesekali mereka memberikan komentar tentang si Primadona Sekolah VR High School. Aku menceritakan juga bagaimana gadis cantik itu membuat seluruh anak di Sekolah terdiam ketika mengetahui fakta tentang gadis bernama Sandra.

"Tapi benar apa yang di katakan teman mu itu sayang, murid VR High School yang bernama Sandra itu sama seperti Mommy nak. Dia salah satu Desainer andalan VR Fashion, bahkan Mommy juga mengagumi anak itu. Desain pakaian yang dia buat selalu memiliki ciri khas yang tidak semua Desainer miliki. Dia Desainer muda di bawah naungan Mommy dan untuk satu Desain yang dia buat di bayar dengan harga yang mahal." Mommy memberikan komentar yang membuat ku cukup terkejut.
"Wow berarti Sandra benar-benar hebat ya Mom? Aku ngga nyangka ternyata dia sekeren itu." ucap ku dengan nada takjub yang tak bisa ku sembunyikan.
"Iya sayang dia hebat, Mom saja sering terkagum dengan karya-karyanya itu." balas Mommy yang semakin membuat ku tidak lagi bisa berkata-kata.

Aku mengangguk sebagai jawaban dan setelahnya kami kembali melanjutkan acara makan kami dengan di selingi beberapa obrolan ringan. Dan saat acara makan malam sudah selesai, aku berpamitan kepada orang tua ku untuk masuk ke kamar mengerjakan pekerjaan rumah. Selesai dengan itu aku tidur karena besok pagi aku harus berangkat ke Sekolah . Aku sudah tidak sabar menyambut hari esok ketika mengingat perkataan gadis cantik si Primadona Sekolah ku. Aku langsung menuju ke ranjang Queen size ku, setelah mencuci muka dan menggosok gigi. Kemudian aku mulai memejamkan mata dan berharap bahwa malam segera berlalu berganti dengan pagi yang sudah aku nantikan.

Kring... Kring... Kring... suara alarm ku berbunyi memekakkan telinga, menandakan hari sudah pagi. Aku mengulurkan tangan ku untuk mematikan alarm sambil berusaha mengumpulkan kesadaran ku. Setelahnya aku mulai membuka mata dan menatap sinar matahari yang mencoba menerobos masuk melalui sela-sela tirai jendela kamar ku. Entah kenapa ketika membuka mata, yang pertama kali aku ingat justru Primadona Sekolah itu. Wajah cantiknya dan suara lembutnya mampu membuat ku tersipu kala mengingatnya. Apalagi ketika aku mengingat tentang apa yang dia ucapkan kemarin. Woahhh aku harus segera bersiap sekarang karena nanti siang aku akan makan siang bersama dengan gadis cantik itu. Ya Tuhan, aku benar-benar sudah tidak sabar untuk nanti.

Aku turun dari ranjang ku dan masuk ke kamar mandi untuk  membersihkan diri dan bersiap dengan cepat. Aku harus tampil cantik dan wangi hari ini agar dia terkesan. Ya kali aku mau makan siang bersama Primadona Sekolah tapi aku berpenampilan biasa saja, bukankah itu sama dengan mempermalukan diri sendiri? Aku melihat pantulan diriku di depan cermin sekali lagi untuk memastikan penampilan ku. Ku teliti setiap inci penampilan ku hanya untuk memastikan bahwa aku cukup cantik hari ini. Setelahnya aku memilih turun, ternyata Mommy dan Daddy sudah duduk di meja makan dan menunggu ku. Senyum hangat terukir di wajahku dan aku mulai  menyapa keduanya dan berakhir dengan ikut bergabung menikmati sarapan ku.

Hari ini aku merasa sangat bersemangat, rasanya aku ingin terbang hanya karena ajakan makan siang bersama Sang Primadona Sekolah. Bel masuk sudah berbunyi, tapi dia yang aku tunggu belum juga datang. Aku jadi sedikit kecewa, takut jika janji yang dia buat kemarin terlupakan begitu saja. Lima belas menit pelajaran berlalu, tiba-tiba suara pintu diketuk dari luar. Membuat Pak Surya, Guru Matematika berhenti menjelaskan pelajaran. Setelah beliau mengijinkan orang yang mengetuk pintu untuk masuk, tiba-tiba jantung ku terasa berhenti sejenak. Aku membeku di tempatku ketika melihat seseorang yang aku cari memasuki ruang Kelas dengan sebuah  paperbag di tangan kirinya.

"Cegil" (GxG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang