- YEOONE -
Baiklah, liburan 2 hari sudah selesai, tiba waktunya kembali ke rutinitas. Yurin sudah kembali masuk kerja, begitupun aku. Berbeda dengannya yang sibuk berkutik dengan computer, aku sibuk berkutik dengan mesin kopi, cangkir-cangkir yang selesai ku tata di meja bar, sesekali menolok keluar dinding kaca café. Ya, itulah kesibukanku. Satu rekan staff ku baru selesai merapikan meja dan kursinya.
Yeo : "Roojin-shi, mungkin papan tulis menunya tidak usah di pasang di trotoar, bisa tolong diletakkan di teras saja, sepertinya akan hujan hari ini."
Roojin : "oh, ok, hyung."
Syukurlah hujannya hari ini, bukan saat aku dan teman-teman ku pergi jalan-jalan kemarin.
Sudah menjelang jam makan siang, café mulai kedatangan pengunjung. Sesekali aku melihat jam, yang ku tunggu belum dating juga, tetes hujan mulai turun, dari yang hanya gerimis, menjadi cukup deras.
Yah... sepertinya dia tidak akan datang kalau hujan deras begini. Semua pesanan sudah selesai ku buat. Aku berdiri di depan mesin kopi, tidak ada yang meminta, hanya aku ingin membuatnya... pas sekali kan, secangkir kopi sambil menunggu hujan.
Sudah 3 tahun lebih berlalu, dan aku masih mengingatnya, karena hujan selalu mengingatkanku, saat pertama kali aku dan yurin bertemu.
Waktu itu hujan turun, cafeku masih tidak terlalu ramai, di tambah kondisi hujan, mungkin orang juga tak akan mau keluar kalau hanya untuk sekedar minum kopi. Seorang perempuan berlari menghindari tetes-tetes air hujan dengan tas tangannya. Tiba-tiba berhenti di depan café. Sial sekali dia, hak sepatu nya copot. Wajahnya kelihatan kesal sekali, lalu dia meneduh di teras café ku. Hujan malah semakin deras. Aku yakin dia sedang menggerutu disana. Mana tega aku melihaatnya kemalangan begitu. Aku keluar dan menemuinya.
Yeoone : "permisi, eum, maaf. Apa tidak sebaiknya kamu masuk café, hujannya cukup deras, percuma meneduh di teras kecilku."
Yeoja : "ah tidak apa-apa, maaf menghalangi pintu café mu, aku hanya akan meneduh disini sebentar saja kok, nanti aku pergi kalau sudah lebih reda."
Yeoone : "masuklah, diluar dingin, nanti aku buatkan kopi hangat untukmu."
Yeoja : "eh tidak usah, maaf tapi aku sedang tidak bisa minum kopi, tidak apa apa aku disini meneduh sebentar saja kok, ya."
Kalau ku piker-pikir, sepertinya dia baru kembali dari mencari kerja, munkin dia salah paham dan memintanya membeli kopiku (?) atau mungkin dia takut aku laki-laki jahat?
Yeoon : "baiklah, lupakan soal kopinya, tapi kamu bisa sakit kalau terlalu lama diluar sini, masuklah, didalam ada staff perempuan juga kok, kamu tidak usah khawatir, kamu boleh duduk di dalam sambil menunggu hujan ini reda."
Yeoja : "sungguh?"
Yeoone : "iya, tidak akan aman kalau kamu meneduh di teras, mari, masuklah." (kubukakan pintu kacaku lebih lebar)
Yeoja : "oh, baik terimakasih banyak" (dia membungkuk padaku, aku pun mempersilahkannya masuk)
Yeoone : "silahkan duduk, buat dirimu nyaman, sepertinya hujannya akan lama"
Yeoja : "terimakasih banyak, maaf sudah merepotkan." (sekali lagi dia membungkuk padaku aku mengarahkannya pada satu meja dengan bangku kosongnya, dan mempersilakannya duduk.)
Yeoja : "eum, maaaf, tapi mungkin aku akan membuat pelaanggan cafemu tidak nyaman nanti jika aku menunggu disini."
Yeoone : "sudah tidak usah khawatir, jam makan siang masih agak lama, dan karena hujan, mungkin agak lama membuat café ini ramai. Oh iya, tunggu disini sebentar ya."
YOU ARE READING
The Reasons
Fanfictionthis is my first paper, first story that I published, aku hanya kadang memikirkan beberapa ide cerita namun tak pernah aku bagikan, jadi, ini yang pertama kalinya, aku harap pembaca menyukainya, dialog yang agak panjang untuk adegan yang singkat, j...