Cerahnya sinar matahari pukul 8 pagi dan suasana taman sekolah yang sudah sepi karena bel telah berbunyi sejak satu jam yang lalu seakan jadi saksi bisu bagaimana tersipu dan memerahnya pipi Ara saat ini.
Di tangan Ara ada sebuah kotak bekal tanggung berwarna biru cerah dengan tutupnya yang transparan. Siapapun pasti sudah ngiler begitu melihat nasi goreng ayam, nugget dan tamagoyaki ada didalam sana. Terhias cantik dengan sedikit potongan cabai merah, timun dan tumis brokoli yang menjadi pemanis.
Rencananya bekal spesial itu akan Ara berikan ke cowok yang saat ini sedang tiduran di salah satu bangku taman. Dimana dengan santainya cowok itu berbaring dibawah rindangnya pohon padahal ini sudah bel masuk dan hampir memasuki jam pelajaran kedua. Kedua kakinya yang lebih panjang dari bangku taman itu pun tergantung bebas, enggak menghalangi acara tidurnya yang terlihat nyaman-nyaman saja saat ini.
Layaknya orang yang sedang tiduran, mata kecil cowok itu memang sedang terpejam, namun bibir penuhnya sesekali bergerak untuk bersenandung tanpa suara dari lagu yang terputar dari handphonenya. Ya, dia sedang menutup telinganya dengan airpods. Dan itu membuatnya terlihat berkali-kali tampan dari biasanya di mata Ara.
Kedua tangannya yang juga panjang pun terlipat dibawah kepala untuk menyangga kepala agar lehernya agar tidak sakit, sepatunya sedikit bergerak mengiringi lagu yang sedang menghiburnya.
Biar Ara tebak, pasti lagu R&B. Kesukaan cowok itu.
Ara pun mengulum senyum, kakinya mulai melangkah mendekat ke si cowok pujaannya. Jantung Ara pun berkali-kali berdetak lebih kencang seiring dirinya yang sedang mengikis jarak diantara mereka.
Tidak butuh banyak waktu untuk berdiri didepan cowok mempesona itu. Dan kali ini pemandangan Ara menjadi lebih jelas. Ara menjadi nyaman untuk memperhatikan kesempurnaan cowok itu, membuat Ara lupa akan menegur si cowok dan memberikan bekal buatannya.
Dan karena merasa ada seseorang disekitarnya, sang cowok pun membuka matanya. Membuat tatapan mereka bertemu dan Ara yang salah tingkah terburu-buru membuang pandangan kearah lain.
"Apa?" Tanya sang cowok tanpa minat. Hal seperti ini sudah sangat sering terjadi, jadi ia tidak lagi terkejut kalau sampai ada yang mengikutinya.
Ara pun berdeham, menyodorkan kotak bekal berwarna biru yang dipegangnya kedepan perut sang cowok yang tertutup kemeja putih bersih.
"Kak Hyunjin, ini aku bikin bekal buat kakak!" Seru Ara. Matanya terpejam, tidak sanggup melihat bagaimana respon sang cowok. Dan sang cowok hanya melirik isi dari bekal makanan itu tanpa minat walaupun sanggat menggiurkan.
Ya, namanya memang Hyunjin. Tepatnya Hwang Hyunjin. Seperti yang dijelaskan tadi, wajah dan postur tubuhnya memang benar-benar sempurna. Paling sempurna seantero sekolah. Ditambah lagi Hyunjin ini anak dari pemilik yayasan sekolah yang juga membuka panti asuhan dan taman kanak-kanak di dekat sini.
Maka dari itu sangat amat banyak cewek yang secara terang-terangan ingin mendekati bahkan menggoda Hyunjin. Jadi Hyunjin sudah tidak kaget kalau diikuti dan diberi makan begini.
Masalahnya, "Iya. Udah sono pergi." Katanya setelah menerima bekal Ara dan menaruh diatas perutnya.
Hyunjin ini sedingin es di kutub, sedikit kasar dan tidak berperasaan kepada semua cewek di sekolah. Dia akan secara terang-terangan pula menolak cewek manapun yang bersikap berlebihan kepadanya. Pandangan matanya begitu tajam dan menusuk seakan ingin menguliti siapapun yang mengajaknya bicara.
Teman-teman Hyunjin kira, Hyunjin ini gay karena tidak tertarik dengan cewek manapun di sekolah ini. Padahal dari yang bohay sampai yang sexy dan tiga kancing teratas kemejanya terbuka sudah sering menggoda Hyunjin. Tapi Hyunjin seakan tidak memiliki minat dari apapun yang disuguhkan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Life • Hwang Hyunjin
FanfictionKereta terakhir untuk kembali padamu telah berlalu. Sudah terlambat untuk menyesal sekarang. © 2020, Baby