Kehidupan Baru?

1.4K 224 51
                                    

Dalam hidup, saat dimana kita berada tingkat akhir dari SMA adalah masa-masa yang menentukan masa depan kita masing-masing.

Beberapa orang mengatakan bahwa tingkat akhir dari SMA merupakan masa paling berat dan paling stress karena mereka harus berhadapan dengan berbagai ujian sekolah dan ujian masuk universitas. Beberapa pula ada yang tidak begitu ambil pusing dengan hal ini, menganggap enteng tanpa peduli apa yang akan mereka hadapi di masa depan. Namun ada pula yang selalu berpositive thinking dan mencoba sesantai mungkin tetapi tetap serius pada semua ujian yang harus mereka hadapi.

Semua itu tergantung masing-masing orang.

Seo Ara sendiri termasuk dalam golongan orang yang menganggap tahun terakhirnya di sekolah ini adalah hal yang benar-benar serius. Hari-harinya penuh dengan belajar dari matahari terbit hingga malam tiba.

Ara tidak lagi ingat berapa kali ia sempat mimisan karena belajar terlalu keras hingga tengah malam demi mengejar mimpinya. Karena yang paling ia pikirkan adalah, semuanya akan terbayarkan dengan dirinya yang bisa lolos ke universitas dengan jurusan yang diinginkannya sejak dulu.

Apalagi yang paling di dambakannya adalah, ia akhirnya bisa mencoba untuk hidup sendiri di kos-kosan, bertemu dengan teman-teman baru di lingkungan baru dan merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang mahasiswi.

Ini cukup menyenangkan memang, awalnya. Tapi sesuatu yang paling menyebalkan tiba ketika,

"Jadi ini yang katanya jodoh nggak kemana?"

Ia baru sadar bahwa universitas yang ia impikan selama ini adalah tempat yang sama dimana Kim Seungmin juga berkuliah. Ara memijat pelipisnya, hidupnya baru saja tenang setahun tanpa lelaki ini, ternyata Tuhan malah menakdirkan mereka untuk bertemu kembali.

"Bawain." Ara menyerahkan dengan paksa 2 kantong belanjaan yang ia bawa tanpa ingin berdebat terlebih dahulu dengan lelaki ini.

Ia baru saja selesai membereskan kamarnya dan kemudian ingin melepas penat dengan pergi ke supermarket terdekat sekalian mengisi kulkasnya, tapi ternyata ternyata malah bertemu dengan lelaki ini di depan supermarket.

Kim Seungmin tersenyum lebar, ia berpamitan dengan melambaikan tangannya pada dua temannya yang tadi bersamanya di sini dan pergi mengikuti Ara.

"Lo ngekos dimana? Kenapa nggak ngabarin gua, sih? Kan bisa gua cariin kos-kosan yang enak, atau gua jemput, atau gua ajak tour keliling kampus gitu, atau--"

"Ya Tuhan, lo bisa diem nggak sih, Kim Seungmin?" Keluh Ara. Ia memutuskan untuk jalan lebih cepat dan meninggalkan lelaki Kim yang mendadak cerewet ini.

Tapi mau berjalan secepat apapun Kim Seungmin tetap berhasil mengejarnya. Langkah kaki kecil Ara bukan apa-apa baginya.

"Ngomong-ngomong angkatan gua lumayan banyak yang masuk sini, nanti pasti lo ketemu waktu ospek. Mereka pada nyalonin jadi panitia juga, sih."

Ara membuka gerbang kos-kosannya, membiarkan Seungmin bicara sendiri sambil berjalan masuk. Mereka naik ke lantai 2 gedung tersebut, masuk ke lorong menuju kamar paling pojok di sana.

"Kos-kosan lo enak juga." Ucap Seungmin sambil memperhatikan sekitarnya. Di depannya Ara bersiap membuka pintu kos-kosannya.

"Aduh, enak apaan. Lo ada rekomendasi kos-kosan yang jauh dari gedung teknik ada nggak? Soalnya--"

Pupil Seungmin melebar, melihat seorang lelaki yang familiar tengah melipat selimut di dalam kamar kos Ara. Lelaki itu pun juga terkejut ketika melihat Ara pulang belanja membawa lelaki lain.

"..lo sekamar ama Renjun??"

***

Setelah mengedarkan pandangannya dan tidak dapat menemukan Huang Renjun, Ara memutuskan untuk mulai bertanya dengan siapapun itu yang ada gedung aula Universitas ini. Ia ingin ke toilet, tidak mungkin kalau harus mencari Renjun dahulu sampai ke pelosok gedung karena sudah di penghujung kebelet.

School Life • Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang