Chap.1 Bag - 6

1.5K 190 14
                                    

"SEGERA KELUAR DARI SANA! YOHAN MEMASUKI AREA!"

Shit! Ini benar-benar hal yang sudah Yuvin duga akan terjadi, kedatangan Yohan bukan tak mereka duga tetapi kedatangannya benar-benar tak diinginkan.

Ia tak menyangka kekasihnya akan datang secepat itu, ia yakin kekasihnya itu pasti sangat senang karena kasus yang di pertahankannya yang awalnya hanya di anggap bualan semata seakan seperti sihir muncul ke permukaan tanpa adanya pancingan.

"Plan B!" setelah berkata demikian, Yuvin melajukan mobil dan pergi dari sana.

Jinhyuk memaki dalam hati , entah siapa yang bodoh disini. Tapi situasinya sangat mendesak, ia tak punya waktu untuk mencari siapa yang bodoh lalu mencekiknya.

Ia segera memberi sinyal pada lainnya untuk segera meninggalkan area, tapi sepertinya sang leader tak berpikiran sama.

"tembak aku"

"ha?"

Hangyul tak dapat mengerti dengan maksud Seungwoo, Seungwoo memejamkan matanya malas bergerak maju lalu melayangkan pukulan kuat pada rahang Hangyul hingga membuatnya sedikit oleng mengambil langkah mundur ke belakang.

'Clak clak'

'DOOR'

Tak banyak pertanyaan Seungyoun menembakkan revolvernya ke arah Seungwoo dan mengenai area bagian dada.

Hangyul hampir memaki dengan apa yang di lakukan Seungyoun, Seungwoo jatuh terlentang bertepatan dengan kedatangan Yohan.

"Seungwoo Hyung!!" Yohan berteriak histeris dan berlari menuju Seungwoo yang sudah terkapar dengan darah yang mulai merembes di bagian dada. Dengan terpecahnya focus Yohan, itu mempermudah jalan mereka untuk meloloskan diri dari sana.

.

.

.

Byungchan mondar-mandir di dalam kamarnya, saat melihat rumah benar-benar kosong dan tak ada siapapun. Ia berencana menyelinap keluar dari rumah ini, ini kesempatan emas baginya.

Bahkan dia sudah memakai hoodie dan membawa tas punggung lengkap dengan baju yang ada di lemari pemberian tuannya, sungguh orang yang tak tau terimakasih.

Byungchan memang tak mendapat kekerasan fisik disini, atau perlakuan jahat kepada budak seperti yang ia pernah tonton di televisi , tapi ia merasa bukan disini seharusnya ia berada. Bukankah seharusnya dia berada di rumah sekarang?

Dirinya menimbang-nimbang haruskah ia keluar dari sini? Ada sedikit rasa bimbang di dalam hatinya, Byungchan bertanya-tanya apa untuk keluar dari tempat ini adalah keputusan yang tepat? Entah kenapa ia merasa tak ingin.

Dengan hembusan nafas kuat ia bertekat untuk keluar, Byungchan perlahan membuka pintu kamar lalu menutupnya pelan-pelan, dan berjalan untuk menuruni anak tangga.

Tak lupa juga mengawasi keadaan dari segala sisi, takut saja jika tiba-tiba ada seseorang yang memergokinya.

"Jantung! Please jangan dag dig dug sebentar bisa tidak?!" gumamnya pelan, sambil mengusap dada untuk menenangkan.

Saat ia sampai di depan pintu, perlahan ia memegang gagang pintu itu, menghembuskan nafas untuk menetralisir rasa gugupnya.

"Oke Byungchan, saat kamu membuka pintu ini, kamu akan bebas untuk selamanya" Byungchan terus menyemangati diri sendiri.

Pintu itu terbuka perlahan, tapi tunggu sebentar , bukan Byungchan yang membuka ini. Tangannya belum membuka pintu ini, bahkan memberi tarikan agar pintu ini terbuka saja belum.

𝙶𝙾𝙳 𝚘𝚏 𝚝𝚑𝚎 𝙳𝙴𝙰𝚃𝙷 [SeungChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang