Chap.1 Bag - 2

1.8K 195 13
                                    

Seungwoo, Yunseong, dan Yuvin telah sampai di tempat pelelangan. Semua mata orang yang hadir disana tak lepas untuk memandang ketiganya, karena sudah beberapa tahun ini mereka tak pernah terlihat menginjakkan kakinya ke tempat ini.

"Hei Mr.Jay! Long time no see!"

Seungwoo hanya sedikit menunduk menanggapi sapaan lelaki itu. Nama Jay adalah sebuah nickname untuk Seungwoo, nickname sangat penting untuk seseorang yang sering berbisnis di pasar gelap sepertinya, karena menjaga identitas asli adalah sebuah keharusan jika berkecimpung dalam hal seperti ini. Untuk di kalangan sosial umum Seungwoo hanya dikenal sebagai pebisnis yang sukses.

"wah aku tak menyangka kau akan datang malam ini, sudah berapa tahun ya kira-kira .. tiga tahun? Ah tapi lupakan itu... apa yang membuatmu kemari?"

"Hanya melihat-lihat ... mungkin saja ada yang bisa ku bawa pulang malam ini, lagipula seharusnya kau beruntung aku datang malam ini" jawab Seungwoo sambil memberikan amplop coklat berisi berkas penting perihal barang bawaannya, sedangkan yang bertanya tampak tersenyum lebar setelah membuka amplop coklat itu. Memang bersahabat dengan seorang mafia seperti Seungwoo benar-benar ada untungnya.

" Wah kau memang yang terbaik Jay! Aku tak menyangka kau membawakan barang bagus seperti ini! Naiklah ke vvip atas, akan kuberikan service yang terbaik untukmu"

Mereka bertiga melangkah ke tempat yang ditunjukkan. Untuk tempat vvip , ruangannya terletak di lantai atas dengan kaca penghalang. Jadi mereka bisa melihat pelelangan berlangsung dari atas sini.

.

.

.

Yuvin dari tadi hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat beberapa wanita yang di tugaskan untuk menemani Seungwoo. Dirinya bisa melihat beberapa dari mereka yang sengaja menunjukkan bagian tubuhnya, dan ada beberapa yang menyentuh atau bahkan menggerayangi lengan Seungwoo.

"Astaga Yuri hyung tak pernah berubah, masih sama penikmat wanita seperti dulu ... hah lagian mana mau Seungwoo hyung sama jalang-jalang murahan seperti itu" bisiknya pada Yunseong, sedangkan Yunseong hanya memandang kosong kedepan, sepertinya pikirannya tertuju pada hal yang lain.

Yuvin rasanya mau menoyor kepala orang yang duduk di sebelahnya ini setelah mengikuti arah pandang Yunseong, bagaimana bisa dia di abaikan dan ternyata Yunseong sibuk memandangi paha yang berjejer itu. Ternyata otak temannya ini tak ada bedanya sungguh bejat sekali.


.


.


.

Di lain tempat, terlihat sesosok laki-laki yang tengah di kurung dalam pagar besi dengan tangan dan kaki terikat. Terlihat lusuh, lemas, dan ada banyak lebam di beberapa bagian tubuhnya. Bahkan beberapa bagian bajunya seperti telah terkoyak sesuatu, entah habis tersangkut benda runcing atau habis bertarung dengan hewan buas, tapi yang pasti keadaan lelaki itu sungguh mengenaskan.

Perlahan mata itu terbuka, dan melihat ke sekelilingnya. Ada dua orang penjaga berbaju hitam di pintu sana, setelahnya ia menghela nafas pelan.

"Ah kenapa hidupmu sial sekali choi Byungchan .." gumam lelaki itu merutuki diri sendiri.

Namanya Byungchan, lelaki random ber umur 23 tahun lajang dari lahir hingga sekarang. Tak pernah terbayangkan oleh Byungchan bahwa dirinya akan berakhir seperti ini. ia yakin sekali bahwa hari ini hidupnya akan tamat.

Hanya ada satu kata yang terlintas di benaknya saat ini, satu kata saja yang cukup mendiskripsikan bagaimana perasaannya. 'Andai' satu kata beribu makna untuk seorang Choi Byungchan, andai saja... andai saja.. andai saja... ah hidupnya terlalu sial hanya untuk sekedar bernafas dengan tenang barang sekali saja.

"Oke barang mahalku, sekarang giliranmu untuk keluar" tiba-tiba saja seorang pria datang menghampirinya, dan dua orang berbadan kekar tadi sudah mendorong pagar besi ini. Byungchan sempat terkejut karena ternyata pagar besinya bisa di dorong.

Tapi sumpah demi apapun Choi Byungchan, ini bukan saat yang tepat memikirkan hal konyol seperti itu, entah mau di bawa kemana dirinya pergi. Bisa saja habis ini mereka membedah tubuhnya dan menjual organ dalamnya.

Dirinya selalu siap untuk menghadap Tuhan, kapanpun Tuhan memanggilnya dia sudah sangat siap. Tapi tidak dengan keadaan yang mengenaskan seperti ini, di dalam hati dirinya lebih sibuk merutuki kenapa Tuhan sangat kejam padanya karena tidak memberikan kesempatan makan untuk terakhir kali.

Oke Byungchan bingung sekali, entah tadi dia di dorong kemana. Mulutnya sibuk komat-kamit tidak jelas, memohon pertolongan pada Tuhan. Hingga dorongan itu berhenti tepat di depan tirai merah, tapi kenpa di balik tirai ini ramai sekali.

'Srak'

Tiba-tiba tirai di depannya ini terbuka menampilkan banyak kumpulan orang-orang yang berpakaian parlente. Dia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan, kenapa ia merasa tidak asing.

"Baiklah untuk yang ini kalian pasti tertarik... lelaki manis , yang dapat memuaskan hasrat kalian, anak tunggal kepala kepolisian dengan jabatan tertinggi di Seoul di lelang mulai dengan harga 1 juta dollar ada yang ingin membuat penawaran pertama?" Kata Yuri di bawah sana di selingi senyuman lebarnya, Byungchan sadar sekarang dimana dirinya, ia sangat hafal karena dulu dia juga sering datang ke tempat seperti ini bersama ayahnya. Ini adalah tempat untuk pelelangan, suasananya sama dengan saat ia menghadiri pelelangan barang antic waktu itu.

Tapi dia tidak pernah menyangka dirinya yang akan jadi bahan pelelangan, Byungcha rasanya ingin menangis sekarang juga. Kenapa orang-orang di depannya ini menatapnya seperti akan mengulitinya hidup-hidup. Yang awalnya tempat itu tenang, berubah menjadi gaduh karena Byungchan di lelang, semua berlomba-lomba membuat penawaran dengan harga tinggi.

"Ku tawar 5 juta dollar" Byungchan menatap ngeri ke deretan meja nomer lima yang menawarnya , entah senyuman apa yang di berikan oleh om-om itu pada dirinya.

" 7 juta dolar untukku .."

"Baiklah Mr.Dom dari Kanada membuat penawaran 7 juta dollar, adakah lagi yang ingin membuat penawaran fantastis? Jika penawaran berhenti di 7juta dollar, maka barang ini resmi menjadi milik Mr.Dom!" Seandainya Byungchan tidak diikat seperti hewan begini, sudah di pastikan mulut pembawa acara itu sudah ia robek-robek. Memangnya dia pikir apa Byungchan ini, seenaknya dia sebut barang-barang, Hei dia ini manusia hidup.

'DOR'

Sebuah tembakan di lepaskan ke atas, suasana berubah memanas dan gaduh. Beberapa pelayan ada yang lari keluar karena suara tembakan tiba-tiba itu. Bahkan beberapa orang penjaga segera melindungi tuan nya masing-masing, dan saling menodongkan senjata mencari dari mana arah tembakan tadi. Baiklah dia semakin yakin Malaikat akan segera menjemputnya untuk pulang ke surga.

"15 juta dollar ... penawaran terakhir dariku dan ketuk palunya sekarang juga"


.


.


.


- 𝐓𝐁𝐂 -

𝙶𝙾𝙳 𝚘𝚏 𝚝𝚑𝚎 𝙳𝙴𝙰𝚃𝙷 [SeungChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang