Chap.1 Bag - 3

1.6K 190 15
                                    

  Setelah acara pelelangan selesai dengan segala keributannya, mereka bertiga pulang dengan Byungchan ada di tangan mereka.

  Siapa juga yang mau berurusan dengan setan penguasa dunia gelap seperti Seungwoo hanya karena budak, oh Tuhan mereka masih ingin hidup.

  Bahkan Yuvin dan Yunseong tak habis pikir kenapa Seungwoo harus rela mengangkat senjata untuk ukuran budak seperti siapa tadi namanya buyung apa siapalah itu.

#flashback

"15 juta dollar ... penawaran terakhir dan ketuk palunya sekarang "

Suasana berubah menjadi tegang tatkala tembakan dilepas,disana berdirilah sosok yang selama ini sangat ditakuti dan disegani oleh banyak para mafia. Seungwoo berdiri dengan angkuhnya setelah menembakkan asal pistol itu.

"wo wo wo calm down mr.Jay you can just make a bid, we're playing fair here"

Yuri disana berusaha menenangkan Seungwoo, Yuvin dan Yunseong terpaksa mengangkat senjatanya karena Hyung mereka yang gila ini. Seungwoo hanya memandang remeh kumpulan mafia-mafia kelas rendah di depannya, berani-beraninya mereka mengacungkan senjata kepada sang Lucifer.

"Cih berani sekali rendahan seperti kalian menodongkan senjata kepadaku" beberapa bos mofia dalam ruangan besar itu banyak yang kelabakan,bahkan ada yang terang-terangan menggeplak kepala anak buahnya dan meminta maaf pada Seungwoo.

   Yuvin melongo di buatnya, bertahun-tahun dia bersama Seungwoo dan sudah sering melihat hal seperti ini tetap membuatnya takjub. sebegitu takutnya dengan Seungwoo, sungguh bukan main dirinya berkuasa penuh dalam hal ini.

"Jangan buang-buang waktuku, ketuk saja palunya sekarang"

#Flashbackoff

   Yang mengejutkan dari hari ini adalah, Seungwoo mau semobil dengan budak itu, yah walau dia duduk di sebelah kursi supir.

   Tapi hei, apakah tak terlalu mengejutkan seorang Seungwoo mau semobil dengan orang yang tak dikenal apalagi ukuran seorang budak.

  Ya ampun sepertinya dunia mau kiamat, Yuvin dan Yunseong hanya saling lirik lewat kaca spion mobil dengan keanehan ini. Seungwoo hanya focus melihat jalanan, dan sang budak sendiri hanya menunduk sambil memainkan tangannya.

   Yuvin melirik budak yang duduk disebelahnya ini dengan tatapan yang sulit di artikan, antara jijik dan heran mungkin?

   Kenapa tangannya jadi seperti kena tremor , gemetaran seperti itu. Dan huwek jangan lupakan bau menyengat yang dari tadi berputar-putar dalam mobil ini, ya ampun sudah berapa lama sih budak ini tidak mandi.

"Hyung, apakah setelah ini ada misi lagi?" tanya Yuvin pada Seungwoo yang nampaknya hanya diam saja dari tadi.

"tidak"

   Singkat, padat, dan jelas. Jika saja Yuvin punya keberanian ingin sekali rasanya ia menggeplak kepala orang di depannya ini, dasar bajingan dingin tak berperasaan.

   Cuih mau pundung saja rasanya Yuvin. Tapi lupakan Seungwoo yang dingin itu, rasa rindunya pada sang pacar lebih besar dari pada mengurusi rasa pundungnya pada Seungwoo.

   Sungguh kebetulan sekali Yohan mengirim pesan rindu, sedangkan dirinya tadi sibuk memikirkan cara agar keluar dari kesunyian ini.

"Seong turunkan aku di halte bus depan"

"kenapa?!" yunseong melotot lewat spion mobil.

"Hyung aku ada urusan dengan Yohan, aku akan turun di depan"

𝙶𝙾𝙳 𝚘𝚏 𝚝𝚑𝚎 𝙳𝙴𝙰𝚃𝙷 [SeungChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang