8. sakit

5.5K 385 75
                                    

Bab.8a
Sakit

Kaget. Cia membuka mulutnya namun dia kembali menutup mulut saat sadar tak ada yang bisa dia ucapkan.

Trauma?

"Jadi kira-kira sejak kapan anda merasa mual melihat wanita?" tanya Dokter Fadil terheran-heran. Dia memang sering mendengar orang trauma dengan sesuatu atau seseorang. Tapi tetap saja lelaki di depannya ini memiliki trauma yang aneh.

"Sepertinya sejak saya memergoki mantan istri saya yang berhubungan badan dengan mantan Boss saya. Setelah kejadian itu saya selalu jijik hingga mual jika melihat wanita genit yang menggoda orang."

Cia berpikir lagi. Genit? Bukannya dia juga genit?

"Abang, Cia kan juga genit. Tapi kok Abang nggak mual?"

Dani mengerjap sesaat. Iya juga. Kenapa dia tidak merasa mual bersama Cia?

Aneh sekali.

"Genit? Cia bisa genit? Saya baru tahu." Dokter Fadil terkekeh. Lelaki dewasa itu membereskan peralatan dokternya lalu menatap pasangan di depannya. "Trauma ini memang tidak terlalu berbahaya, tapi tetap saja kalau anda mau normal, anda harus menyempatkan diri ke psikiater."

Dani masih membisu. Dia tidak begitu tertarik untuk sembuh dari 'sakit'nya ini. Bukankah lebih baik dia sakit jadi tidak ada perempuan jalang yang mendekatinya?

Lelaki itu terus saja diam hingga Dokter Fadil pamit kembali ke rumah sakit.

"Abang mau ke psikiater?" tanya Cia hati-hati saat mereka duduk bersama menikmati sarapan yang tertunda di teras belakang. Ada banyak sayur hijau yang tumbuh subur dan tertata rapi di sana.

"Buat apa? Menghabiskan duit saja."

"Tapi, Cia nggak tega lihat Abang muntah-muntah sampai lemas seperti tadi."

Dani membereskan piringnya yang telah kosong dan menumpuknya dengan piring Cia. "Bukannya malah bagus? Jadi nanti tidak ada perempuan yang bakal dekat-dekat sama Abang."

"Iya, sih. Tapi ...."

"Yang penting jangan sampai ada perempuan yang dekat-dekat, nanti Abang pasti baik-baik saja."

Cia masih kurang yakin. Di dunia ini kan perempuan itu jumlahnya banyak sekali. Hanya ada dua macam manusia kan. Laki-laki dan perempuan. Selain itu hanya geser-geser sedikit. Kurang syukur jadi laki-laki jadilah banci. Jadi bisa dipastikan sulit untuk menjauhkan perempuan dari suaminya.

"Ya udah, Cia mau cuci piring dulu Abang." Cia bangkit dari karpet dan membawa piring kotornya ke dapur.

Sementara itu, Dani tampak berpikir lagi. Ya, dia tidak perlu ke psikiater. Dia hanya harus berhati-hati pada perempuan dan tidak berinteraksi dengan mereka. Misalanya, menjadi kejam dan galak.

***

Plak!

Marni memegang pipinya yang terasa panas. Dia menatap nyalang pada lelaki tambun dengan perut bundit itu, benci.

"Kenapa lagi? Aku salah apa lagi?"

Soni menggeram. "Jangan pura-pura polos kamu, Marni. Kamu mau kembali sama mantan suamimu itu? Cih! Mana mungkin dia mau menerima barang bekas seperti kamu?! Hahaha!" Suara tawa Soni nampak sangat memuakkan bagi Marni.

Marni tak habis pikir kenapa laki-laki menjijikkan seperti Soni ini memiliki banyak uang. Dunia ini benar-benar tidak adil padanya.

Kalau saja dulu Dani memiliki penghasilan yang mencukupi dan bisa membahagiakannya, dia tidak mungkin mau bermain dengan laki-laki penuh lemak ini.

Dia bergidik membayangkan setiap mereka berhubungan, lemak-lemak yang bergelambir itu menggesek-gesek perutnya. Wajah mesum dengan sangat mengerikan itu senantiasa menyeringai keji.

Sebenarnya dia pun tak tahu adakah sisi baik dari seorang Soni? Rasanya semuanya buruk. Mungkin hanya banyak uang hal yang membuat banyak perempuan jalang mau mendekat.

Seperti dirinya.

"Aku menjadi perempuan murahan juga karena kamu. Jangan melempar semua kesalahan padaku." Marni menampakkan wajah aslinya.

Soni berdecih dan terbahak lagi. "Karena aku?" Perut lelaki itu kembali berguncang mengiringi di setiap tawa lelaki itu. "Ayo aku tunjukkan sesuatu."

Marni mengerutkan keningnya pemasaran. Matanya kemudian terbelalak melihat Soni melucuti dirinya sendiri dan kini merangkak di kasur mendekati Marni.

"Ayo aku tunjukkan, siapa yang bersalah?"

Selanjutnya yang terdengar hanyalah teriak kebinalan Marni yang tak mampu melawan nafsu.

***



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obsesi CiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang