Bagian 9

1.4K 139 39
                                    

Mina menemukan jika Sana tengah asyik berbincang-bincang bersama tzuyu serta nayeon.

Ini adalah kesempatan bagus untuknya menemui jeongyeon dan berbicara padanya.

Secara perlahan ia bergerak melipir, berjalan mengendap-ngendap meraih ensel pintu, lalu keluar tanpa menimbulkan perhatian.

Dengan cepat ia bergegas mencari keberadaan lelaki itu ke dalam wilayah toilet pria.

"Jeong..."

Dukk..

Mina melengos masuk begitu saja ke dalam bilik toilet yang jeongyeon masuki, tentu saja kedatangannya sukses membuat yang bersangkutan melompat terkejut.

"Mina.."

Jeongyeon menatap kaget riak sendu milik sang wanita.

"Apa yang kau lakukan disini?"tanyanya dengan suara pelan, nyaris setengah berbisik.

Jongyeon tak ingin menimbulkan kegaduhan ditempat umum, untuk itu ia berusaha untuk tak membuat orang lain menyadari kehadiran mina disana.

"Aku terpaksa melakukannya karena kau selalu menghindari ku.."sahutnya menggebu-gebu. Mimik wajahnya menandakan ia begitu putus asa.

Jeongyeon hendak membuka knob pintu, namun mina dengan sigap langsung menghentikannya.

"Mina keluarlah..bagaimana jika ada yang melihat kita.."

"Aku tak peduli..ini salahmu..Jika saja kau tidak menghindari ku..aku tak akan berbuat senekat ini..Kau bilang kau memaafkan ku..tapi mengapa setelah itu kau berusaha untuk menjauh dariku.."jelas mina seraya terisak kecil.

Mina menangis.

Kata orang kelemahan seorang pria adalah ketika ia menyaksikan seorang wanita menangis.

Itu benar.

Mina..jeball..tolong jangan buat aku merasa bimbang..

Jeongyeon menghembuskan nafas kasar sebelum menatap lamat dua iris mina.

"Mina..."

Wanita itu memandangi jeongyeon dengan ekspresi yang berbeda-beda. Kadang kala kesal, sedih, namun juga bercampur dengan rasa kangen dan bahagia.

"Aku tak ingin kau mengharapkan sesuatu yang mustahil dariku...ya..aku memaafkanmu..tapi apa yang sudah kita lakukan bersama setelahnya..benar-benar membuatku gila.."

Jeongyeon benar-benar merasa bersalah pada mina. Wanita yang menjadi penyalur nafsunya.

Bagaimanapun ia tahu betapa terluka nya wanita ini.

Tapi kepingan rasa takut yang merangsek di dalam dirinya, menciptakan ruang kebingungan yang mendalam di hatinya.

Maka dari itu, ia sungkan dan sangat malu untuk bertemu mina.

"Jadi lebih baik...lupakan saja.."mohonnya, walau ia tahu mina tak kan semudah itu menerimanya.

Air muka mina berubah drastis menjadi kuyu, sorot matanya pun turut berganti layu.

"Itu hal yang tidak mungkin...kau membawaku terbang tinggi..setelah itu kau mencampakkanku begitu saja...aku seorang wanita..apa kau tak bisa sedikitpun menyadari kesakitanku"

Jeongyeon terhenyak atas respon yang mina berikan. Kata-katanya begitu mengena di hati.

"Aku minta maaf..pada waktu itu aku benar-benar hilang akal dan lepas kendali.."pria itu mengucapkannya dengan cara menunduk.

"Itu kesalahan.."sambungnya.

Lelehan tetes demi tetes air mata tak sanggup lagi ia tahan, bening itu secara bertahap jatuh luruh berderai melalui pelupuk matanya.

THANK YOU (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang