Phrase Three

196 18 0
                                    

Jimin POV

Sesampainya diluar...

Benar saja, aku melihat sekumpulan Werewolf dan juga Renegades itu...

Dengan cepatnya, aku berlari menghampiri Raesun yang sudah terluka di bagian tangan kanannya.

"Jimin! Akhirnya kau datang! Uh..." kata Raesun sedari mengeluh rasa sakit dibagian tangannya.

"Tadi, wanita aneh itu kemari dan memunculkan banyak Werewolf dan Renegades disini. Aku hampir tidak bisa mengalahkannya lagi." tambah Raesun.

"Wanita itu lagi?! Ugh! Dia itu benar-benar menyusahkan saja!" seruku sambil memunculkan pedang belatiku dan kemudian, Aku melapisinya dengan api biru milikku.

Dan langsung membantu Nerita yang kesulitan...

Saat itu, aku melihat wanita mengerikan itu tepat dihadapanku...

"Hahahaha... kalian semua tidak akan bisa mengalahkanku!" ucap wanita itu sambil memunculkan banyak Werewolf dan juga Renegades dihadapanku.

Aku tidak tahan melihatnya dan rasanya aku benar-benar ingin menghabisinya sekarang...

Aku memang sedikit mengenal wanita mengerikan itu. Dia adalah penyihir kejam dan licik. Namanya Rhea!

"Akan kuhabisi kalian semua!" seru Rhea dengan nada menyeramkan.

Dan kemudian, dia mulai menyerang ke arahku dan aku langsung membalasnya dengan cepat.

"Hmm.. boleh juga kemampuanmu itu ya?" ucap Rhea dengan nada meremehkan.

"Kau tidak seharusnya berada disini!" seruku pada Rhea.

Dan kemudian, pertarungan besar kembali terjadi...

"Kenapa kau tidak menghanguskan saja semua Renegades ini, Jimin? Kau, kan memiliki kemampuan menghanguskan apapun hanya dengan sekali serangan saja." jelas Raesun sambil menatap ke arahku.

"Kalau kau menginginkanku melakukan hal itu, Raesunie. Baiklah, akan kulakukan." jawabku dengan nada menyakinkan.

Kemudian, aku melakukan apa yang dikatakan oleh Raesun tadi.

Pertama, aku menghilangkan ledang belatiku dan kemudian, aku memunculkan api biruku itu.

"Hm? Kelihatannya kau sudah menyerah padaku ya?" kata Rhea sambil melihat ke arahku.

Sedangkan aku tidak menghiraukan pembicaraannya dengan kecepatan Rogueku, aku menghanguskan selebihnya beberapa Renegades miliknya itu.

"Apa?! Tidak mungkin!" seru Rhea sambil menatap ke arahku dengan perasaan tidak percaya.

Sedangkan aku hanya tersenyum penuh kemenangan...

"Wah! Kak Jimin hebat sekali!" seru Cecillia sambil memujiku dengan senangnya.

"Terimakasih, Cecil. Kau juga hebat!" seruku sambil menatap ke arahnya.

Saat itu, Raesun menghampiriku dan mengatakan...

"Jimin, Sepertinya hanya kau saja yang mampu mengalahkan Rhea." ucap Raesun.

"Aku sudah tidak bisa mengalahkannya lagi." tambahnya.

"Tenang saja, Raesun. Aku yang akan mengalahkannya untukmu." jawabku yakin.

Dan kemudian, aku mencoba untuk mengalahkan Rhea dengan kekuatan api biruku yang mengerikan.

"Blueflame Strike!" ucapku.

Dan munculah sebuah percikan api biru dari kedua tanganku yang kemudian menyerang Rhea.

Rhea merasa kesakitan ketika Terkena seranganku kala itu.

"Agh! Keterlaluan kalian semua! Ingat! Suatu saat nanti, aku akan membalaskan kalian semua! Mengerti?!" seru Rhea dan kemudian, dia menghilang melarikan diri.

Argh! Beraninya dia melarikan diri seperti itu!

"Kak Raesun..." kata Cecillia sambil melihat tangan Raesun yang terluka akibat serangan dari Rhea tadi.

"Kak Jimin, Kak Raesun terluka. Bagaimana ini?" tanya Cecillia lagi sambil menatap ke arahku.

"Sepertinya kakak harus membawa Kak Raesun ke Nature Clan." jawabku.

"Apakah teman kakak ada yang memiliki Job Class Whitemage?" tanya Cecillia.

"Ya, teman kakak ada yang memiliki Job Class itu." jawabku.

"Sepertinya lukaku sangat parah." kata Raesun.

Disaat-saat seperti ini, dia masih bisa menganalisa keadaan dirinya sendiri.

Saat itu, Ratu Frelluna melihat kami dan beliau berlari menghampiri...

"Apa yang terjadi dengan Raesun, Jimin?" tanya Ratu Frelluna padaku.

"Dia terluka sangat parah, yang mulia." jawabku.

"Sebaiknya kau bawa Raesun ke Nature Clan. Siapa tahu temanmu bisa membantunya." Kata Ratu Frelluna.

Beliau mengizinkan untuk pergi...

"Apa tidak apa-apa Ratu Frelluna ditinggal seorang diri di istana ini?" tanya Nerita.

"Tenang saja, aku tidak apa-apa. Kalian semua diperbolehkan pergi untuk memulai petualangan ini dan juga kalian harus berkumpul kembali dengan tim kalian dan untukmu, Jimin. Aku punya sesuatu untukmu." Ucapnya sambil memberikanku sebuah Sphere berwarna biru.

"Ini apa, Ratu?" tanyaku pada beliau.

"Ini perubahanmu yang baru, Rogue Blueflame. Terimalah ini untuk berjaga-jaga..." kata Ratu Frelluna dengan nada lembut.

"Terimakasih, Ratu." ucapku sambil menerima Sphere berwarna biru itu darinya.

"Sebaiknya kalian semua cepatlah bergegas sebelum Rhea itu menyerang ke seluruh wilayah klan yang lain." ujar Ratu Frelluna.

"Baik, Ratu. Kalau begitu, kami permisi dulu." kata Nerita.

Dan kemudian, aku berjalan pergi meninggalkan istana Flame Clan bersama Nerita, Raesun dan Cecillia menuju istana Nature Clan untuk bertemu dengan temanku...

TBC

The Prince Of Rogue Blueflame | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang