Ep 2 ; Asal Kau Bahagia

4.2K 545 140
                                    


mew's point of view.

kami pergi ke braga, makan roti bakar langganan dulu. usai pamit pada bunda untuk melepas kangen usai tiga minggu badai berkecamuk di hidup gue.

bunda nggak tau, seenggaknya untuk saat ini. kami sepakat to keep it secret sampai kondisi bunda membaik dari sakitnya.

"mew sibuk ya? belakangan jarang ke bandung." gue tersenyum tipis kala bunda menjemput di gerbang rumah, gue menghambur dalam peluknya, merasakan hangat kasih tulus seorang ibu.

"iya bunda, maaf ya baru jenguk sekarang." beliau mengusap punggung gue pelan, dan berani sumpah bunda hampir nangis, "bunda udah makan belum?"

"gulf baru selesai masak, ayo kita makan bareng, ya." bunda menggenggam tangan gue erat seakan takut gue pergi lagi.

"iya, bunda." gue balas merangkul sosok yang teramat berharga dan gue sayang. ayo taruhan, gulf kalo liat bunda sama gue pasti mewek. mana bisa dia liat yang gemes gini.

setelah makan siang hari itu, kami menyempatkan ngobrol, cukup lama, hingga beliau pamit istirahat siang.

"gulf aku ajak ke braga, ya, bunda?" gue minta izin sesaat sebelum beliau beranjak dari kursi. dengan senyum hangatnya ia memberi izin kami pergi.

_____

nyatanya, tiga minggu tidak akan pernah cukup menggantikan dua tahun kami. tapi tiga minggu itu sukses menghancurkan gue dari segala sisi.

gue mencoba berdamai dengan keadaan yang tidak pernah berpihak pada kami sejak awal. badan gue lebam di hajar bokap ketika beliau tahu gue pacarin gulf.

nyokap nangis mohon ampun ketika tahu gue tidak sadarkan diri dan harus dilarikan ke rumah sakit. gue kritis.

gulf tahu usai gue keluar dari rumah sakit dan malamnya kabur ke bandung. dengan pakaian seadanya gulf memeluk gue sambil menangis hingga subuh. matanya bengkak, gue usap perlahan dan memberi ciuman masing-masing di kiri dan kanan, "jangan nangis, aku udah nggak sakit lagi."

tangis gulf mereda.

_____

"nggak berubah, ya." gue mengamati kedai roti bakar tiap kali gue ke bandung, masih sama, interiornya tidak banyak berubah, senyum bapak pemilik kedai juga tidak berubah masih tetap ramah.

sama seperti kenangan kami disini tidak akan pernah berubah.

"lo baru tiga minggu ya nggak kesini, nggak usah drama." jawab gulf setengah meledek. aneh rasanya denger gulf pake lo-gue, ah, iya somehow kadang lupa udah putus.

"tiga minggu kayak tiga tahun, suer, capek banget." di fase itu hubungan gue sama bokap mulai membaik. bisa dibuktikan dengan fakta acara arranged marriage goblok sabtu kemarin. ah, basi, gue nggak kenal siapa meraka tau-tau bahas konsep pernikahan, bangsat.

"nggak apa capek sekarang nanti juga bahagia." jawab gulf. sadar atau enggak he is holding my hand like we were used to, erat banget seakan bilang gue akan baik-baik saja.

"siapa sih yang bisa jamin kebahagian orang?" tanya gue pada gulf, gemes juga dikit-dikit bilang gue pasti bahagia dengan kondisi saat ini.

faktanya, gue kangen banget sama bocah satu ini, mau meluk tapi takut di gampar.

"gatau, tuhan emang nggak pernah kasih tau formula atau rumus apa untuk menjamin bahagia itu apa, gimana, sama siapa tapi janji ya lo harus bahagia, dengan siapa pun nantinya lo berakhir."

ah, tai.

"kalau bahagia gue harus sama lo, gimana?"

pulang | mewgulf auTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang