gulf's point of view.
tiga minggu setelah gue dan mew resmi putus rasanya lega. lega karena satu dari beban gue akhirnya lepas. don't get me wrong, mew bukan beban tapi hubungan dua tahun kami yang jadi beban.
gue mengerti sepenuhnya bagaimana mew mencoba totalitas dalam pekerjaannya, terutama ketika weekend datang dan kami notabene jarang sekali bertemu. bagi gue, weekend itu hanya buat gue dan dia. tapi, kerjaan mew seakan enggan untuk mengerti.
"aku pulang ke jakarta, ya?" pintanya usai menghabiskan tiga menit berbincang di telepon.
kami pernah bertengkar hebat karena hal yang sama, gue enggan mengiyakan mew yang harus kembali mengurus pekerjaannya di jakarta dan hasilnya satu minggu kami tidak bertukar kabar. dari hari itu gue mencoba dewasa. mengerti mew dan segala tuntutan sebagai anak sulung di keluarganya.
"iya, hati-hati, kabarin aku kalau nanti sampai." mew membawa gue dalam peluknya, "gofood aja kalau males masak, jangan mie terus." pesan gue sekali lagi.
dan lagi, mew itu anak sulung.
gue pernah sekali denger mama mew pengen banget gendong cucu ketika beliau pulang dari reuni sma dulu. di hari itu hati gue mencelos. gue tahu kemana hubungan ini akan berakhir ketika ayah mew memperkenalkan seorang wanita pada mew tepat di hadapan gue.
gue menangis hingga sayup-sayup adzan subuh terdengar, dan di hari yang sama ketika mew bilang rindu, gue tahu hatinya juga remuk.
kami berpisah baik-baik. saling mendoakan kebahagiaan masing-masing. masih bertanya kabar dan berjanji untuk berkunjung satu sama lain.
"sama cewek lo nggak?" ledek gue, ketika mew pagi itu telfon bilang mau ke bandung.
"apaan nggak ada cewek, masih basah nih luka yang kemaren." giliran mew yang melempar ledekan, "bunda sehat, kan?"
ah iya, gue belum kasih tau bunda gue putus sama mew, "baik, tapi lo jangan ngomong dulu ya?"
"iya, see you, then." katanya
"hati-hati, ngak usah ngebut, gue nggak kemana-mana." sumpah gue ngomong apaan.
"hati lo masih disana juga nggak?"
i know i'm fucked up
KAMU SEDANG MEMBACA
pulang | mewgulf au
Fanfiction"you'll always be my home." - mew suppasit. warn: -lowercase -non baku
