Prolog

57 3 2
                                    

Green Wood Cemetery, New York
12 Juni 2029
17.38 pm

Punggung yang biasanya mampu menahan beban berat itu kini bergetar hebat. Tubuh yang biasanya berdiri tegak itu kini bersimpuh tak berdaya sambil memeluk erat nisan bertuliskan sebuah nama yang juga tertulis dihatinya. Pria itu tak kuasa lagi menahan tangis yang ia tahan sejak berjam-jam lalu.

Hari ini dunianya hancur. Padahal, baru kemarin wanita yang dicintainya berhasil melahirkan sepasang malaikat kecil mereka. Sekarang yang tersisa tinggal kenangan. Dan rasanya baru kemarin pula pendeta mengumumkan bahwa dirinya telah resmi menyandang status sebagai 'suami' setelah saling mengucapkan janji suci masing-masing dengannya.

Kesunyian yang awalnya menjadi lagu dari suasana berkabung ini, perlahan mulai tergantikan dengan suara rintik hujan yang turun membasahi bumi. Di sela tangisnya, ia tersenyum sendu menyadari bahwa alam semesta seakan ikut merasakan kesedihan yang ia rasakan.

Andai bisa egois, ia pasti akan memilih untuk ikut pergi bersama sang istri, bagaimanapun caranya. Tapi mengingat perjuangan yang dilakukan wanitanya ketika melahirkan buah cinta mereka, ia langsung tersadar bahwa setidaknya ia lebih beruntung karena diberi kesempatan untuk melihat, mengenal, mencintai dan menikahi seorang wanita yang begitu sempurna di matanya. Sedangkan anak-anaknya? Mereka bahkan belum bisa membuka mata ketika sang ibu menghembuskan nafas terakhirnya.

Kelopak matanya terbuka, menampilkan sepasang iris mata hijau pucat yang menatap kosong ke arah nisan yang sudah basah karena hujan tak kunjung reda. Wajah kedua anaknya kembali menyadarkan pria itu, ia tak sendirian sekarang. Ada dua bayi yang membutuhkannya. Ia harus kuat demi mereka. Ia tak bisa hanya berdiam dan tenggelam dalam air mata.

~•••~

Halo! Selamat datang di work pertama aku. Jangan lupa vote dan komen ya, follow juga akun wp akuuu😂 luv yuu😘

Get You The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang