Saat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba ....
Dia melihatmu. Senyuman yang menjadi debar menghiasi wajahnya.
Di membalas tatapmu. Teduh dan damai membuatmu melayang seketika.
Dia membalas pesanmu. Saat kau kira mungkin dia tak akan membalasnya, dia berhasil mematahkan kekecewaanmu.
Dan sekarang, mungkin kamu bertanya-tanya. Hanya dalam hati saja. Faktornya mungkin kamu terlalu pengecut ? Atau terlalu takut ? Ahh ... kita sama kawan. Takut sebelum berperang karena berbagai alasan yang menghantui. Mungkin salah satunya takut perasaan ini tak terbalas.
"Kenapa kamu tersenyum kala itu? Kenapa rasanya kamu juga selalu memperhatikanku?"
Mungkin, jawaban yang akan kamu dapat, "Dia ramah. Dia hanya teman. Dia hanya Kakak kelas yang ramah kepada adik kelas, atau sebaliknya."
Lalu, pertanyaan yang lain muncul. "Kenapa kamu membalas pesanku? Maksudku, kamu membuatku nyaman saat kita saling berbalas pesan."
Mungkin, jawaban yang akan kamu dapat, "Dia hanya menganggapnya biasa. Kamulah yang terlalu berharap."
Dan, banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang menghantui. Hingga akhirnya kamu jadi frustasi sendiri. Dilema dan dejavu terhadap hatimu. Namun, kamu juga tak pungkiri. Kamu senang, kamu melayang, senyuman kebahagiaan terpancar dari wajahmu.
Akan kuberi tahu. Kamu bebas bertanya apapun. Kamu bebas menjawab pertanyaanmu sendiri. Bahkan, kamu bebas berfantasi perasaanmu terbalaskan. Itu terserah. Tidak ada yang melarang sama sekali.
Hanya saja, jika kamu takut jatuh nantinya saat kamu sudah terbang melayang jauh, kuberi tahu satu hal.
"Jangan terlalu berharap sebelum ada hal pasti dari dirinya."
Ruang_Cy
02-03-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Aksaraku Berbicara
PoetryHanya sekedar kalimat yang selama ini menjadi rahasia. Teruntuk kamu, pangeran hati yang tak mungkin tergapai. Ada pesan dari aku, perempuan pengagum rahasiamu. Yang mungkin ada sekitarmu, hanya menatap. Yang mungkin ada di sampingmu, hanya menjadi...