Alletta

42 2 0
                                    

Pagi yang cerah secerah senyuman di wajah Alletta, gadis cantik yang tengah menyusuri kelas pujaan hati. Alletta tersenyum sepanjang jalan sembari memegang bekal yang ia bawakan untuk Darren, si cowok kutub.

  Senyum di bibir Alletta semakin mengembang kala ia melihat pujaan hati yang tengah berada di kelas sedang asyik mengobrol dengan teman-temannya.

Leon menyiku tangan Darren lalu menunjuk ke arah Alletta berdiri di belakang Darren. Darren mengangkat   alis tebalnya sebelah. "Ngapain lo?" Tanya Darren datar. Alletta menyodorkan makanan yang ia pegang ke arah Darren, membuat pria itu kembali menaikkan alisnya.

"Buat kamu." Senyuman manis itu tetap melekat di wajah Alletta.

"Ngak," Darren menjauhan makanan itu.

"Tapi ini masakan Bunda loh, aku jamin enak. Kamu cobain ya."

"Gue bilang apa tadi?" Suara Darren meninggi. "Gue ngak mau!" Alletta tersenyum kecut.

"Kenapasih susah banget nerima bekal dari aku? Aku cuman minta kamu nerima bekal  dari aku, gimana lagi kalau  nanti aku minta kamu nerima perasaan aku pasti makin susah." Darren menatap datar ke arah Alletta.

"Terima aja Ren. Susah amat tinggal ambil makanannya doang." Darren melayangkan tatap sinis ke arah Dion.

"Yaudah sini bekalnya," Darren meraih bekal tersebut dari tangan Alletta. "Sekarang lo bisa pergi kan?" Alletta bukannya menjawab malah menarik kursi ke dekat meja Darren.
"Aku bakal pergi kalau kamu habisin makanannya," Darren mulai geram, Alletta seperti mempermainkannya. Tadi gadis itu hanya memintanya untuk menerima makanannya, sekarang gadis itu ingin melihatnya menghabiskan bekal yang gadis itu bawa.

"Lo itu maunya apa sih? Tadi mintanya cuman buat gue nerima  bekal dari lo kan? Sekarang lo balik ajah deh ke kelas, gue males lihat lo." Kerus Darren.

"Ih...galak banget sih calon pacar aku." Alletta terkekeh pelan sembari mencubit pipi Darren lalu beranjak pergi sebelum Darren benar-benar mengamuk karena ia mencubit pipinya.

"Dasar.."
_0_0_

Kring... bel istirahat berbunyi, seketika semua siswa siswi berhamburan dari kelas memadati kantin.

"Ta, kantin yuk," ajak Gisel. Alletta mengangguk mengiyakan, selama di kantin mata Alletta terus mencari sosok pangeran impian. Yup, siapa lagi kalau bukan Darren. Saat matanya berhasil menemukan pujaan hati, Alletta langsung meluncurkan aksinya.

"Guys..gue jumpain calon pacar  dulu ya." Pamit Alletta pada Gisel dan Yuki.

Darren memutar bola matanya malas ketika ia melihat Alletta yang mendekati meja mereka.

"Hai pacar, eh maksud aku calon imam, eh calon pacar." Sapa Alletta.

"Bisa diam ngak sih?" Ketus Darren.

Allet duduk di sebelah Darren sembari menatap pahatan sempurna di wajah pria itu.
"Calon pacar lagi makan apa?"

"Makan batu."

"Ihh..kamu lucu deh, masa makan batu. Itu kan bakso sayang." Gemas Alletta.

"Udah tahu malah nanya lagi." Ketus Darren lagi.

"Ta, Gisel mana ya?" Tanya Leon.

"Itu." Alletta menunjuk kearah meja yang di tempati Gisel dan Yuki.

"Kenapa ngak bareng mereka ajah?" Alletta mengerutkan keningnya. "Lo mau ngusir gue atau mau gue ajak mereka ke sini?" Tanya Alletta setelah mendengar pertanyaan ambigu Leon.

"Yah gue pengennya sih lo itu pergi terus Gisel ke sini." Ujarnya cengengesan.

"Mana maulah Gisel. Diakan jijik sama lo, kutu aer."

"Apaan sih landak betina."

"Diam lu bekicot!"

"Lu biawak."

"Lu—" kalimat Alleta terpotong saat ia melihat kehadiran Bella yang ikut duduk.

"Hai, Darren." Sapa gadis itu lembut. Alletta menatap sinis pada Bella, "saingan gue" batin Alletta. Darren tidak mengubris, ia fokus pad makanannya.

"Ngapain lo Bell?" Tanya Alletta dingin.

"Gue? Yah jumpain Darren lah lo udah lihat sendiri kan?. Yakali  gue kesini mau joget-joget." Balas Bella ketus, Leon dan Dion diam melihat dua gadis yang kini memperebutkan Darren. Mereka mencium bau-bau perperangan.

" Genit banget," celoteh Alletta yan tidak sadar akan tindakannya sendiri juga sama seperti Bella yang ingin mendekati Darren.

"Dih! Ngak nyadar ya neng? "

"Lo tuh ya—" belum selesai dengan kalimatnya Darren langsung beranjak.

"Ih, ini tuh gara-gara lo, lihatkan Darren jadi pergi." Kesal Bella.

"Ini salah lo!tadi sebelum lo dateng ngak ada masalah, jadi lo yang salah!" Ujar Alletta tsk mau kalah.

"Lo!" Geram Bella yang hampir menampar pipi namun tangannya dicekal oleh Brayen.
Membuat Bella menatap kesal kepada Brayen.

"Lo apa-apaan sih?"

" Lo yang apa-apaan," ucap Brayen dingin membuat Bella takut terlebih tangan Brayen semakin kuat mencengkram tangannya. Bella meringis, "aww..lepasin!" Brayen melepas cengkramannya, lalu menarik tangan Alletta bersamanya. Mereka semua menjadi bahan tontonan di kantin, dan pasti gosip miring akan banyak bertebaran.

Duhh...maap batt absurd batt nih cerita. Ini cerita yang aku buat untuk kesekian kalinya, wkwk dan aku harap ini ngak kayak cerita aku yang lain yang berakhir di tengah jalan.

So, plis guys buat vote and coment. Dukung karya aku ini, biar semngat menulisnya.

Love you gaessss

Different LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang