Win Metawin Vihokratana adalah anak bungsu dari pasangan Newwie dan Tawan Vihokratana. Dia memiliki seorang kakak yang lebih tua beberapa tahun darinya, Pluem Purim. Saat ini Win sedang duduk di bangku kuliah tahun pertama, iya dia mahasiswa baru di salah satu universitas di Yogyakarta. Sedangkan Purim sudah ditingkat tahun ke 3. Lahir di keluarga kaya raya dan penuh kasih sayang dari keluarganya tidak menjadikan Win sosok yang manja. Dia adalah pria tampan dan manis yang disukai banyak orang. Win sangat supel seperti ayahnya, bahkan hampir semua mahasiswa seangkatan dan kakak kelas mengenalnya. Win orang yang ceroboh dan tidak peka jika itu berkaitan dengan masalah hati. Mengaku seorang casanova tetapi tidak pernah memiliki seorang kekasih. Pernah dekat dengan beberapa wanita tetapi akhirnya menyerah karena Win tidak paham apa yang diminta para gebetannya itu.
"Dek, serius mas tanya kamu lagi pdkt sama cewek yang kemarin itu?" ucap Purim serius menatap adiknya yang sedang berbaring di atas kasur
"Iya tadinya tapi sekarang udah engga lagi" jawab Win
"Kenapa?"
Win cuman mengangkat bahunya acuh.
"Biasa kayak alesan sebelum-sebelumnya" ujarnya
"Mas heran kamu daripada sibuk nyari cewek mending liat orang yang dari dulu suka sama kamu dek" ucap Purim
"Emang ada yang suka sama aku mas? Kok aku gak tau?" tanya Win menatap kakaknya dengan wajah penasaran. Dia baru tahu kalo ada yang suka sama dia.
Purim hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
"Itu si Bright" jawabnya yang bikin Win melotot kaget.
"Hah gimana-gimana? Kak Bright suka sama aku? Kok aku gak tau"
"Kamu tuh aneh banget tau gak. Udah jelas dia tuh lagi pdkt sama kamu. Makanya peka" ujar Purim
"Mas kok ngatain aku aneh. Kak Bright aja gak bilang apa-apa sama aku" Win menatap kesal Purim.
"Makanya peka lah dek. Kasian tuh temen mas kamu gantungin" balas Purim sebelum keluar dari kamar adiknya itu.
"Ck sok tau banget emang si mas. Mana ada kak Bright suka sama aku" dumel Win melanjutkan kegiatan berguling di kasur.
Ini akhir pekan dan Win merasa sangat bosan. Makanga dari tadi dia hanya berguling di atas kasurnya dengan bermain hape.
Berbicara tentang Bright, Win jadi penasaran apa benar yang diucapkan kakaknya itu. "Masa sih ka Bright yang ganteng itu suka sama aku" pikir Win
"Mana mukanya lempeng banget lagi kayak pacarnya Minhee yang suka rebahan itu. Gak ada tanda-tanda suka sama aku" monolognya lagi dengan sesekali tersenyum aneh. Ia merasa sangat bangga jika yang diuacapkan kakaknga benar.
Dari sekian banyak orang yang mengejar-ngejar Bright tapi dia malah suka sama Win.
"Hehe susah emang jadi orang ganteng banyak yang suka"
----------00---------
Bright Ruangroj merupakan teman dari Purim. Mereka mengambil fakultas yang sama tetapi jurusan yang berbeda. Bergabung di tim sepak bola kampus dan anggota penting klub musik. Sering menggantikan temannya jika sedang berhalangan manggung. Iya, Bright merupakan seorang gitaris kadang merangkap sebagai sub vokal juga.
Berbeda dengan Win yang terkenal karena sifat easy goingnya. Bright terkenal karena wajah tampan dan sifat cueknya. Dia amat sangat tidak suka jika ada orang lain yang mengusik kehidupan tentramnya. Bright bahkan bisa berkata kasar jika tidak menyukai sesuatu - contohnya perhatian-perhatian berlebih dari para fansnya -.
Bright merupakan anak pertama dari Krist dan Singto Prachaya. Memiliki adik laki-laki berbama Fiat yang masih duduk di bangku SMA. Dia memang sudah berteman dekat dengan keluarga Vihokratana karena kedua orang tua mereka adalah sahabat dan rekan bisnis. Dan bukan rahasia lagi jika Bright sangat posesif kepada anak bungsu keluarga Vihokratana. Entah apa alasannya.
"Kak Bright" panggil seorang cewek yang kini berdiri di samping Bright.
Ia terlihat malu-malu, dengan ditemani temannya."Hm" Bright hanya bergumam tanpa repot-repot untuk melihat siapa yang berbicara dengannya.
Cewek yang di samping Bright dengan malu-malu menyodorkan sebuah box hitam dengan amplop diatasnya.
"Tolong terima ini!" serunya dengan suara berusaha berani.
Teman-teman Bright yang di sana mulai mengeluarkan godaan atau ejekan. Membuat Bright berdecak kesal karena acara makannya diganggu.
"Makasih" Bright mengambil kotak itu dan meletakannya di meja begitu saja. Ia lebih memilih melanjutkan makannya.
Cewek yang masih berdiri di sana terlihat sangat senang karena biasanya Bright tidak mau menerima hadiah apapun dari fansnya.
"Kak Phemmm" teriakan lantang itu mengalihkan pandangan para mahasiswa yang ada di sana termasuk Bright yang terlihat sedikit menaikan sudut bibirnya.
"Win jangan teriak-teriak dong, malu tau" protes mahasiswa yang lebih pendek dengan menatap temannya yang hanya cengengesan.
"Hehe maap elah Zon"
Keduanya berjalan kearah meja Bright dan teman-temannya.
"Halo kak Bright" sapa Win ceria yang dibalas anggukan dari Bright.
"Kak boleh gabung di sini gak?" Zon bertanya meminta izin tetapi dia sudah duduk di bangku yang kosong di sana.
"Gak guna lo minta izin cuk" ujar Man - teman Bright
"Bodo amat wlee" dengan kekanakannya Zon menjukurkan lidahnya mengejek.
"Udah-udah, kalian kesini mau ngapain?" tanya Purim menatap adiknya.
Win duduk di depan Bright, ia melihat kotak hitam.
"Apa ini?" tanyanya dan membuka kotak tersebut yang ternyata coklat. Win mentapnya dengan mata berbinar.
Purim mengambil kotak tersebut dari Win, membuat adiknya menatapnya kesal.
"Ini bukan punya kamu" ucap Purim
"Dasar pelit" gerutu Win
"Udah itu makan aja Win, gue juga gak suka coklat" ucap Bright sata melihat wajah cemberut Win.
"Tapi kan itu-"
"Yes, makasih kak Bright" seru Win mengambil kembali kotak coklatnya.
Dan tanpa merasa bersalah kepada dua cewek itu, Win memakan coklat ternama tersebut. Membuat kedua cewek yang tidak disebutkan namanya itu pergi dengan kesal.
"Heemmmm ini enak sekali" gumam Win saat merasakan coklat melumer dimulutnya.
"Win bagi dong, gue juga mau" Zon menatap Win dengan mengadahkan tangan kanannya.
"Enak aja. Lo minta aja sama Si Saifah" tolak Win
"Anjirlah kok bawa-bawa si tiang sih. Pelit amat lo Win" protes Zon menatap temannya dengan dengki.
"Dek bagi sama Zon sana. Mas bilangin bunda entar kalo kamu makan coklat banyak-banyak" Ucap Purim.
"Ck kak Phem gak asik ah. Dan jangan pake mas-mas dong. Ini kan di kampus" Gerutu Win seraya memberikan sebatang coklat ke Zon yang diterima dengan senyum lebar temannya itu.
"Banyak gaya kamu" Purim mendorong dahi adiknya dengan pelan.
Iya jangan heran kalau saat di kampus Win tidak memanggilnya Purim dengan sebutan mas. Karena menurutnya itu terlalu norak. Gak tau aja kalo masih banyak cowok yang ambyar kalo di panggil mas :)
Bright yang menyaksikan keributan dari kedua juniornya itu hanya tersenyum. Apalagi melihat wajah Win yang masih cemberut.
-----------00----------