Chapter.1

34 3 0
                                    

Sejak kepergian orang tua ku, aku hanya menantikan kehidupan kapan aku akan menyusul mereka ke surga, berusaha untuk membunuh diriku sendiri dengan berbagai macam cara tapi seperti ada bisikan lain yang mengahantui telinga ku "jangan sia-siakan masa muda mu, kau itu cantik dan pintar berusaha lah untuk hidup yang lebih baik"

berusaha?

untuk hidup yang lebih baik?

apanya?

selama ini orang-orang hanya memikirkan mereka dan dunia nya sendiri, benar kan semakin banyak manusia egois.

banyak yang bilang 'keluarga itu lebih baik dari orang diluar sana" cih! nyatanya bibi ku sengaja membuang ku karena harta warisan kedua orang tua ku sudah mereka ambil. apa itu yang dinamakan keluarga lebih baik?

Justru aku menghidupi diri ku sendiri dengan bekerja disebuah perusahaan media startup dengan gaji UMR bermodalkan ijazah ku yang hanya lulus sampai sekolah menengah, malam hari aku bekerja paruh waktu di sebuah kedai makanan milik teman ku, kalian tau bubur abalone? ya itu adalah kedai punya teman ku yang bernama Jungkook aku menghidupi diri ku sendiri dengan mencari nafkah bekerja kantoran dan paruh waktu.

Aku tidak pernah menginginkan sepeserpun warisan yang ditinggalkan oleh ayah dan ibuku, tetapi bibi sialan itu selalu saja menganggapku sebagai pencuri di keluarga ku sendiri, aku harus mengemis dulu jika ingin makan, belum lagi Yoo Reum sepupu ku ah maksud ku sepupu sialan yang selalu menganggap ku sebagai saingan nya. Entah dimana otak nya padahal kalau dilihat wajah dan body nya lebih bagus dibanding diriku yang kurus dan pendek ini.

Pada akhirnya dunia menertawaiku lagi aku dituduh mencuri sebuah kalung emas yang kuyakini itu adalah milik peninggalan ibuku. Bibi sialan itu bilang "jika kau ingin hidup damai diluar jeruji besi pergilah menjauh diam-diam dari sini"

Ketika aku ingin pergi, paman menghampiriku secara diam-diam dan memberi sebuah kertas yang bertuliskan alamat rumah sepeninggalan ayahku dulu dan sebuah kunci. ah! ternyata dia baik hanya saja takut dengan bibi sialan itu.

Dunia ini lucu bukan sungguh mempermainkan ku

Setiap malam aku hanya menangisi hidup ku, hidup yang tanpa arah, hidup sendiri, gelap dan sepi

coba bayangkan jika kalian jadi aku. Aku pernah mencoba melakukan bunuh diri tetapi di waktu yang salah saat itu Jungkook menepis pisau yang ada di tangan ku. Tetapi sekarang malam ini tidak ada Jungkook apakah aku bisa pergi dengan tenang? mencoba bunuh diri dengan turun dari atas jembatan ini?

Aku sudah tidak takut lagi, sudah ku bilang kan aku pasrah dengan kehidupan ini.

aku menatap langit hitam di atas sana dengan angin yang berhembus, menutup mata sambil merentangkan tangan menghirup Udara malam yang dinging sebanyak mungkin.

Makin di tenggelamkan oleh keadaan, tubuhku bergetar hebat, tangan ku dingin, aku terus berdoa dalam hati semoga tidak ada kesakitan lagi yang aku rasakan.

"Jika aku jadi kau sih, lebih baik aku olahraga di tempat gym deh dari pada di atas jembatan"

Aku membuka mataku, menoleh ke sumber suara tersebut, ada seorang pria dengan sepeda nya memainkan permen lollipop di mulutnya. Kenapa ada pria bodoh naik sepeda di cuaca yang dingin seperti ini? kalau dibilang orang cabul tapi penampilan nya tidak seperti orang cabul.

"Lagi pula kalau ingin mereggangkan otot sebaiknya pagi hari lebih bagus" lanjutnya santai

dasar sinting

aku ini ingin mati. siapa juga yang mau berolahraga. bodoh!

Lelaki itu berdiri, menyenderkan sepeda nya di trotoar dan berjalan mendekat ke arah ku

"Jangan mendekat" teriaku!

"Siapa yang mendekat? aku hanya ingin mengambil permen ku yang jatuh, ini?"

Pria itu memang benar ia menunjukan sebuah permen di tangan nya.

Baiklah aku tidak perduli, tidak aku hiraukan aku kembali menolehkan kepalaku kedepan mencoba melanjutkan.

tiba-tiba lelaki itu bersuara "Jika ingin bunuh diri jangan disini, disini sudah banyak hantu yang gentayangan. Kau tidak akan dapat tempat nanti bisa-bisa kau dibully hantu disana"

Aku menolah geram, memicingkan mata ku, mencoba untuk sabar dan tetap tenang

"Siapapun kau bisa tolong tinggalkan aku? aku mohon" Pintaku

Tiba-tiba saja suara petir mengejutkanku, aku berteriak kaki ku tergelincir hampir saja tubuhku jatuh tetapi tidak karena pria itu menariku di hadapan nya.

Tangan ku gemetar, wajahku pucat dan aku merasakan jantungku memompa lebih cepat dari biasanya.

"Dasar anak muda zaman sekarang, mau bunuh diri tapi masih gemetaran seperti ini" kata pria tersebut.

Aku mengeratkan tangan ku di ujung jaket yang pria itu kenakan, masih terdiam membayangkan bagaimana rasanya hampir terjatuh kebawah tadi.

kenapa semenakutkan itu ya?

Aku menggelengkan kepala menghilangkan pening sesaat yang ku rasa.

"Hidup mu masih panjangan nona, cobalah berfikir lebih realistis" Kata nya

Aku tersadar ku lepaskan pelukan ku "Kau tidak tahu!"

"Ya! aku memang tidak tau apa masalah mu, tetapi aku mengerti. Sudah lah kau tidak kedinginan dan-" dia menjeda melihat sekitar wajah nya seperti bergidik ngeri "Ada banyak hantu yang berkeliharan disini asal kau tahu"

Aku terkekeh "Hantu itu hanya menampakan diri saja tetapi tidak menyakitiku, setidaknya dia tidak menginjak-injakan dan menyiksaku kan? hah hidup ini brengsek sekali ya.

"Memang brengsek, lebih brengsek jika tidak kau lawan, kau itu masih muda sudah kubilangkan banyak yang harus kau jalani kedepan nya. Yakinlah jika hari ini kau bersedih esok pasti kau bahagia"

Benar! Hidup itu harus di jalanakan dengan sebaik-baiknya jangan kalah hanya dengan masalah dan berakhir bunuh diri. Membayangkan nya saja membuat tangisku pecah.

"Sudah jangan menangis, apa kau tidak lapar? sepertinya makan ramyeon tengah malam seperti ini bukan ide yang buruk" Ajaknya.

Aku terselamatkan oleh lelaki yang baru ku kenal dengan senyuman hangatnya.

[]

Your SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang