Sang surya perlahan menampakan diri disambut kicauan riang burung-burung dan kokokan ayam jantan. Sinar mentari perlahan memasuki celah ventilasi kamar seorang gadis yang masih setia berada di dalam selimut tampak ditangannya ada buku yang lumayan tebal.
Tok..tok..tok...
Ketukan pintu terdengar kencang disusul dengan suara seorang wanita yang sangat dikenal suaranya oleh gadis yang berada dibalik selimut tebal itu."Non..non Bila...non gak sekolah..non sudah setenggah 7 lo"
Nabila tidak bergeming dari kasurnya.
"Non..." wanita paruh baya yang dipanggila bibi oleh Nabila neninggikan suaranya."Hmm..." Nabila menjawab dengan deheman yabg trrdengar sedikit serak.
"Non..gak sekolah bentar lagi jam 7 lo" Nabila terbelalak dan mengucek matanya dan segera melihat jam waker yang berada di nakas. Oh tidak..Nabila salah memasang alaram Nabila memasang alaram pukul 09.00."Ya ampun bisa telat nih!" Nabila bergegas memasuki kamar mandi dan mandi dengan kecepatan tinggi.
Pukul 07.15 Nabila baru selesai bersiap-siap Nabila segera keluar dan memasang sepatu dia tidak peduli dengan penampilannya yang terbilang cukup acak-acakkan yang Nabila pikirkan adalah sampai sekolah secepatnya.
"Bi Nabila berangkat dulu" Nabila berpamitan dengan orang yang sudah mengasuhnya sedari kecil itu.
"Non gak sarapan dulu?!" Bi Iyem sedikit berteriak karena Nabila sudah berlari keluar.
"Gak bi! Ntar bisa telat!" Nabila berteriak dari luar.Nabila tiba di halte dekat rumahnya. Ini pertama kalinya Nabila berada di situasi seperti ini kesiangan, berangkat sambil nunggu angkutan Nabila baru merasakannya sekarang. Nabila biasanya pergi sekolah diantar supir pribadinya namun supirnya itu sedang pulang kampung karena anaknya jatuh sakit. Dan seharusnya Nabila diantar sang Ayah tapi karena Nabila kesiangan dan Ayahnya itu orang yang disiplin dan tepat waktu mana mungkin mau menunggu Nabila yang lagi molor bagi Ayahnya waktu adalah uang kan terlebih lagi Ayah Nabila tidak peduli dengannya.
"Waduh gimana ni bentqr lagi bel pasti bunyi, mana gak ada bis yang lewat lagi. Mau pesen ojol hp gue ketinggalan saking buru-burunya" Nabila tampak gusar sambil melihat alroji yang melingkar di tangan kirinya. Nabila benar-benar bingung harus bagaimana 15 menit lagi pasti bel sekolah berbunyi, jarak rumahnya kesekolah memang tidak begitu jauh tapi tetap saja Nabila tidak akan tepat waktu walau berlari sekencang apapun. Nabila pasrah dan terus berdo'a.
"Hey..Nabila...kok disini?" Seorang pria yang berseragam sekolah namun berbeda dengan Nabila menepikan motor ninja merahnya. Membuat Nabila bingung bagaimana mungkin pria ini tahu namanya padahal Nabila tidak mengenalnya.
"Gue...nunggu angkutan umum" jawab Nabila kepada lelaki tersebut.
"Oh..emang gak telat lo ini kan dah jam 7 lewat" dengan wajah tenangnya lelaki tersebut bertanya tanpa melunturkan senyumannya diwajahnya yang cukup tampan.
"Ya sebenernya..hampir telat..sih"
"Ya udah mending lo bareng gue aja"
"Tap..tapikan..."
"Udah gak papa kok lagian sekolah kita searah kan"
"Em..gue.."
"Niat gue baik lo. Dari pada lo telat terus dihukum"
"Ya..yaudah..deh" Nabila menjawab dengan pasrah lagipula mungkin ini jawaban dari do'anya tadi supaya dapat bantuan.
"Ya udah naik tunggu apa lagi" pria itu tersenyum melihat eksperesi dari gadis yang ada di depannya menurutnya gadis ini sangatlah polos dan juga cuek."Oke dah sampai sekolah lo" pria itu menghentikan motornya tepat di depan pintu gerbang sekolah Nabila. Nabila pun turun dan menghela nafas masih ada 5 menit lagi sebelum gerbang di tutup untung dia datang tepat waktu bahkan masih ada waktu
"Em..makasih..."
"Dimas. Nama gue Dimas" pria yang bernama Dimas itu menjawab sambil tersenyum manis.
"Oh iya..maksih..Dimas" Nabila berterimakasih sambil tersenyum simpul. Senyumnya pun tidak setulus senyuman yang diberikan Dimas. Tapi melihat senyuman Nabila walau senyuman yang sangat singkat mampu membuat Dimas bahagia dan tersenyum lebih manis.
"Lo gak lupa kan kemaren kita ketemu" Nabila tanpak berfikir sejenak namun akhirnya Nabila mengangkat bahunya menandakan dia tidak ingat.
"Gue yang kemaren di bis" Dimas mengigatkan Nabila sambil tersenyum.
"Oh..iya" Nabila ingat Dimas adalah pria yang dijumpainya di bis semalam. Nabila memang pelupa pantas saja pria ini tau namanya.
"Lo inget kan?" Dimas kembali bertanya dan mendapat anggukan dari Nabila.Tet..tet...tet..
Terdengar suara bel yang sangat keras. Nabila menunjuk gerbang sekolahnya mengisyaratkan kepada Dimas kalau dia ingin masuk. Lalu Diamas mengangguk."Tumben lo baru masuk kelas biasanya juga cepet masuknya" baru masuk kelas Nabila sudah dapat cerocosan dari sahabatnya yang bernama Salsa itu.
"Gue kesiangan" Nabila menjawab dengan santai.
"Kok bisa!?" Salsa sangat histeris mendengar penuturan Nabila bukan apa hanya saja Nabila itu kan orang yang selalu tepat waktu bagaimana mungkin kesiangan.
"Ya bisalah" Nabila kembali menjawab dengan santai.
"Terus tadi lo sekolah siapa yang anter" Salsa terus mengintrogasi Nabila. Nabila mengela nafas ketika dilihatnya guru fisika nya datang.
"Tu liat pak Herman datang" terpaksa Salsa mengundur acara introgasinya sampai guru fisikanya selesai."Baiklah jika tidak ada yang bertanya pembelajaran saya akhiri" guru fisika itupun keluar dari kelas 11 IPA a. Buru-buru Salsa melanjutkan introgasinya kepada sahabatnya yang sedang mebereskan buku-bukunya.
"Nah Bil. Lanjutin yang tadi ya"
"Apa'an" Nabila menjawab dengan pura-pura lupa.
"Lo tadi sekolah dianter siapa kan supir lo masih cuti. Lo kesiangan gak mungkin bareng bokap lo. Dan gak mungkin lo naik bis udah pasti lo ketinggalan bis juga. Jadi lo bareng siapa.
"Gue bareng anak SMK Garuda"
"Hah! Sejak kapan lo bergaul sama anak SMK Garuda"
"Sejak gue ngerasa utang budi sama dia"
"Cowok apa cewek bil" Salsa kembali bertanya dengan antusias
"Cowok" Nabila menjawab setiap pertanyaan Salsa dengan santai dan tenang berbeda dengan Salsa yang bertanya penuh semangat.
"Kok bisa Bil!!?"
"Is lo mah itu terus. Ya bisa lah nyatanya sekarang gue sampe sekolah gak telat kan"
"Ganteng gak Bil?"
"Mulai deh lo. Biasa aja sih gak ganteng-ganteng baget masih gantengan cha eunwoo kok Sal" Nabila menjawab sambil terkekeh
"Is lo jangan bandingin sama artis korea donk"
"Udahlah gue laper. Belum sarapan tau" Nabila megusap perutnya yang memang belum diisinya sedari pagi tadi.
"Kuy kantin""Pesen apa Bil biar gue ambilin"
"Samain aja kaya lo"
"Oke deh tunggu ya" Salsa pun pergi memesan makanan. Nabila duduk sambil membaca novel yang dibawanya dari kelas tadi."Eh..tu cewek gue kaya pernah liat" seorang pria yang duduk bersebrangan dengan tempat duduk Nabila dan Salsa tampak meperhatikan Nabila.
"Yang mana? Nabila atau Salsa?"
"Ah..lo mah mana gue tau siapa namanya..tapi yang itu tuh yang mengang buku"
"Oo..itu namanya Nabila..kenapa lo kenal"
"Gue kaya pernah ketemu dia tapi kapan ya" pria itu kembali mengingat terlihat alis tebalnya hampir menyatu.
"Aa..iya itu cewek gaje yang kemaren hampir ketabrak gue" pria itu menjentikan jarinya.
"Hah! Lo hampir nabrak Nabila?"
Pria yang satunya terlihat histeris
"Iya kemaren, habisnya tu cewek aneh juga dah salah malah cuek bebek" pria tersebut kembali menyeruput jus melonnya."Eh...Bil itu anak baru kelas 12 yang cakep!!"
"Hah,mana" Nabila sebenarnya tidak peduli sih siapa cowok tampan yang di puja-puja temannya itu bahkan bukan hanya Salsa beberapa teman dikelasnya juga membicarakan sosok mirid baru ini.
"Itu Bil yang duduk sama kak Aldo" Salsa menunjuk menggunakan sumpit yang digunakannya memakan mie ayam.
"Oh..cowok itu...yang hampir nabraj gue kemaren"
"Uhuk..uhuk..uhuk.." tenggorokan Salsa terasa panas saat dia tersedak mie ayam pedas yang dimaknnya.
"Ni minum duli Sal" Nabila segera menyodorkan minuman dingin kepada sahabtnya itu.
"What! Lo hampir ketabrak!!!?"Maafkan typo yang masih bertebaran😅
Jangan lupa vote nya ya readers💚
KAMU SEDANG MEMBACA
true love
Teen Fictionterlahir dari keluarga broken home memang sangat menyakitkan terahir dari keluarga broken home tidaklah mudah Nabila Azahra seorang wanita yang sama sekali tidak percaya tentang cinta,memiliki hati yang masih terluka dalam,dia kesepian,dan kurang me...