part 5

8 3 0
                                    

"What! Lo hampir ketabrak!!!?" Salsa terkejut dengan apa yang dikatakan sahabatnya itu.
"Iya, kenapa?" Seperti biasanya Nabila selalu tampak tenang.
"Kok lo biasa aja sih Bil?"
"Lah terus gue harus guling-guling kaya kuda lumping yang lagi kesurupan gitu" Nabila terkekeh pelan. Nabila tidak pernah irit suara kalau sedang bersama Salsa tapi Nabila akan berubah dingin kalau bersama orang yang tidak terlalu dia kenal apalagi kalau orang itu laki-laki karena perlu digaris bawahi Nabila itu anti sama yang namanya laki-laki.
"Ya gak gitu juga sih Bil" Salsa mengaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
"Ya udah kalo gitu bayar dulu yok" Nabila berdiri hendak membayar makanannya.
"Lo duluan aja Sal tadi gue dah bayar duluan. Hehe"
"Ya udah tunggu gue bayar dulu" Nabila menuju tempat ibu kantin yang menjadi langganannya itu.
"Bu..ini saya mau bay..."
"Ni bu saya dulu" baru saja Nabila menyodorkan uang di atas tangannya ada tangan lain yang juga menyodorkan uang. Terlebih lagi Nabila kesal dengan tingkah laku orang di hadapannya ini karena tidak mau antri.
"Kenapa lo liat-liat gue? Ganteng ya gue? Udah dari lahir sih" Nabila menatap laki-laki di hadapannya dengan tidak suka.
"Emm..kita oernah ketemu kan? Kalo gak salah lo itu..."
"Ini bu saya bayar makanan saya tadi" Nabila melengos pergi setelah membayar makanannya dia tidak menghiraukan lelaki yang mengajaknya berbicara.
"Cewek aneh liat aja lo. Gue kasih perhitungan buat lo" lelaki itu bergumam pelan saat dirinya tidak dihiraukan oleh lawan bicaranya.
"Udah Bil?"
"Udah yok kelas" Nabila dan Salsa menuju kelas mereka.
"Oh iya Bil tadi hue liat cogan itu ngobrol sama lo. Ngomong apa Bil?"
"Hah? Cogan, maksud lo?"
"Aelah Bil itu anak baru kelas 12 yang hampir nabrak lo" ya lelaki yang berbicara tapi tidak dihiraukan oleh Nabila adalah anak baru itu yang dipuja sahabatnya sebagai cogan. Padahal bagi Nabila lelaki itu tidak ada ganteng-gantengnya.
"Oh itu gak papa kok gak ngomong apa-apa"
"Hmm..masa sih Bil"
"Itu gak penting kon Sal"
"Hm..serah lo deh"

***

"Lo pulang barebg siapa Bil?" Nabila dan Salsa sedang berada di gerbang sekolah mereka sama-sama menuggu.
"Gak tau nih, naik angkutan lagi deh kayanya" Nabila memang berencana naik angkutan umum karena dia tidak yakin kalau Ayah nya menjemputnya.
"Mending lo bareng gue aja" Tiba-tiba seseorang menghampiri mereka. Sambil menyodorkan helm kepada Nabila.
"Eh..Bil..lo..bareng kakak new ini ya"
"Hah? Kakak new" lelaki tersebut heran dengan panggilan Salsa.
"Kan gue...gak tau nama kakak siapa" Salsa sangat gugup saat berbicara dengan lelaki tersebut pasalnya menurut Salsa lelaki dihadapannya ini sangat tampan walaupun ketampanannya masih jauh dengan Shownu MonstaX.
"Oh gue Noufal" lelaki tersebut tersenyum manis menunjukan dua lesung di pipinya sambil mengulurkan tangan kearah Salsa dan disambut dengan baik walau grogi.
"Gue Salsa"
"Dan lo?" Lelaki yang ternyata bernama Noufal itu bertanya kepada Nabila namun Nabila tidak peduli di justru memainkan ponselnya seakan-akan hadirnya Noufal disini tidak diperdulikannya.
"Em..Bil" Salsa yang berada disebelah Nabila menyikut Nabila sambil berbisik namun Nabila tidak memperdulikannya.
"Gue duluan ya Sal ternyata Ayah dah ngirim orang buat jemput gue tu dia" Nabila menunjuk sebuah mobil mewah yang berhenti tepat dihadapannya. Nabila memasukinya dan melambaikan tangan kepada Salsa.
"Emm..kak maaf Nabila emang gitu cuek" Salsa merasa tidak nyaman kepada Noufal atas sikap Nabila yang begitu dingin.
"Iya gak papa kok sans aja" Noufal kembali tersenyum walau senyumnya tidak semanis  awalnya tadi.
"Emm..jadi yang tadi itu namanya Nabila ya?" Sebenarnya Noufal sudah tau nama Nabila dari waktu dia dikantin tadi hanya saja dia ingin lebih memastikan.
"Iya..kak Nabila"
"Oke deh gue cabut duluan ya"
"Iya kak hati-hati" Noufal pun meninggalkan Salsa dan bergegas pulang.

***
"Assalamualaikum" Noufal membuka pintu rumahnya dan mengucapkan salam.
"Wa'alaikummusalam..Noufal dah pulang" keluarlah wanita paruh baya yang berpakaian sangat elegan.
"Iya mi" Noufal mencium tangan wanita itu.
"Mi Noufal keatas dulu ya" kamar Noufal terletak di lantai atas bukan hanya kamr Noufal kedua orang tuanya pun sama kamarnya di lanti atas.

***
Noufal keluar dari kamar mandi dengan telanjang dada sambil menggosok rambutnya yang masih basah menggunkan handuk. Noufal memiliki bentuk badan yang bagus perutnya pun kotak-kotak jika saat ini ada wanita yang melihat sudah pasti akan terpesona.
"Huh" Noufal membuang nafas kasar.
"Gabut baget gue. Mau keluar rumah mager" Noufal mengambil gitar yang diketakannya di rak. Dan mulai memetik setiap senarnya. Tiba-tiba Noufal menghentikan gerakan jarinya entah mengapa Noufal teringat sesuatu.
"Cewek itu..cantik sih tapi sayang terlalu cuek..eh ngapain gue mikirin cewe aneh itu" Noufal segera menepis sesuatu yang terlintas di fikirannya dan kembali memainkan gitar nya tapi lagi...
"Dia cuek sama gue apa sama semuanya ya...is apaan sih ngpain coba mikirin cewe gak jelas itu" Noufal kembali menepis fikiranya jauh-jauh.

***
Suara detingan sendok garpu beradu dengan piring terdengar nyaring. Hening tidak ada percakapan hanyabsura detingan sendok saja yang mengisi suara di meja makan.
"Nak...kemarin kamu terlambat ya?" Dharma bertanya jepada putri sematawayangnya namun putri nya itu hanya menggelengkan kepala.
"Maaf ya nak kemarin Ayah ada meeting pagi dan Ayah berngkat duluan" Dhrma kembali mengajak purtinya bicara.
"Nabila berngkat duluan yah" Nabila pergi keluar rumah dan meninggalkan sang Ayah yang masih berada di meja makan menatap punggung Nabila yang semakin menjauh.
"Berangkat sekarang non?" Pak Maman supir Nabila yang cuti beberpa hari akhirnya sudah kembali. Dan seperti biasa Nabila akan di antar dan di jemput oleh pak Maman tanpa takut terlambat lagi.
"Iya" Nabila pun memasuki mobil mewah berwarna merah itu. Dan mobil pun bergerak meninggalkan rumah. Namun di tengah jalan tiba-tiba.
"Kenapa pak?" Nabila terkejut saat mobil yang ditumpangi tiba-tiba berhenti dan tidak bisa di star.
"Gak tau non. Sebentar saya periksa dulu" Pak maman keluar dari mobil disusul Nabila yang ikut memperhatikan mobilnya.
"Wah non air radiatornya habis non. Tadi saya gak sempet ngecek. Maaf ya non"
"Ya udah pak terus gimana saya gak mau terlambat"
"Aduh gimana ya non. Di sinikan gak ada bengkel non"
"Terus gimana pak" Nabila frustasi dengan keadaannya sekarang suah dua kali Nabila di risaukan dengan kata terlambat karena selama Nabila sekola dia tidak pernah di hukum dan dia tidak mau sampai terlambat dan dihukum.
"Mobilnya kenapa pak?" Seorang lelaki berseragam sama dengan Nabila menghampiri mereka dan membuka kaca helmnya.
"Mogok den"
"Sekolah masih jauh lo pak dan di sekitar sini juga gak ada bengkel kan"
"Aduh gimana ya den" Lelaki itu melirik ke arah Nabila yang terlihat cemas.
"Emm..gini aja deh gimana kalo dia bareng saya aja kan satu sekolah"
"Gimana non? Daripada non terlambat mending ikut aden ini" Nabila sangat bingung dia tidak mau berangkat sekolah bersama lelaki ini tapi dia juga tidak mau terlambat.
"Ya udah deh" Lelaki itu tampak tersenyum di balik helm yang digunakannya.
"Ya udah naik" Nabila menaiki motor ninja hitam itu dengan ragu.
"Aduh den jadi ngerepotin makasih ya den. Dan non Nabila maaf ya non" secara bersamaan keduanya mengangguk. Dan lelaki itu segera menjalankan motornya.

Maafkan typonya ya readers
Jangan lupa vote and comen nya





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

true loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang