Bagian Satu

63 2 0
                                    

Suara jedug-jedug musik sangat memekakan telinga bagi siapapun yang mendengarnya, tetapi bagi mereka yang senang dengan dunia malam menganggap hal itu biasa saja sebab ya beginilah kehidupan yang sebenarnya.

Tetapi tidak untuk seorang perempuan bernama Diana, menurut dia menari dan minum di bawah lampu yang berkerlap-kerlip dengar musik yang membuat telinga hampir tuli seperti ini adalah hal yang buruk, kalau bukan karna ulang tahun Steffani sahabatnya sendiri mana mau ia datang kesini.

"Hbd ya Fan, lain kali kalo ngerayain ultah jangan disini ya, ngeri gue ngeliatnya, apalagi nih my ears behh pulang-pulang kga bisa ngedenger nih gue" ucap Diana sambil memegang telinganya.

"iyeiye thanks yak lu udah mau dateng kesini, btw lu terlalu lebay Na, main lu kurang jauh jadinya kudet, anak remaja sekarang tuh banyak yang ngerayain di tempat beginian, jangan so iye ah lu" bantah Steffani.

Diana hanya memutar bola matanya sebab tidak akan ada habisnya jika dia berdebat dengan sahabatnya ini.

"Gue mau duduk di sana aja ah biar kga tuli, babay Fan" Diana meninggalkan Steffani dan duduk di pojokan dekat dengan lorong yang entah itu jalan menuju kemana, dia pun tak tau dan gak mau tau.
      
Tiba-tiba ada cowo aneh duduk disamping Diana lalu ngerangkul sok kenal.

'gile siapa nih cowo, ganteng sih tapi bau' batin Diana. Lalu dia memberi jarak suapaya gak di macem-macemin sama cowo tersebut.

"Eh lu jd cewe cantik bet, emak lu dulu ngidam apaan dah" ucap cowo tersebut sambil terkekeh pelan.

"Kepo" balas Diana.

"Main yukss" ajak cowo tersebut.

"Lu lagi mabok omongan lu juga ngelantur, mending pergi aja sono" usir Diana.

"Bacot" bentak cowo tersebut. Kemudian cowo tersebut nyeret Diana melewati lorong yang di lihat Diana tadi, ternyata isinya berupa kamar yang sengaja disewakan.

"Lepasin gue anjing, gue gak mau" Diana terus memberontak, namanya juga perempuan pasti kalah sama tenaganya laki-laki.

"Diem lu, bacot banget" bantak cowo tersebut. Cowo tersebut membuka sebuah kamar dan melempar Diana menuju kasur berukuran king size tersebut.
       
Diana menangis diperlakukan seperti jalang, ia hanya ingin menikmati suasana ultah sahabatnya, tapi kenapa malah bertemu dengan cowo brengsek seperti ini.

"Gak usah nangis, lu cukup mengingat nama gue, Alexander Jullian" bisik Alex di telinga Diana.

Alex menyeka air mata Diana dengan ibu jarinya. Kemudian ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Diana dan melakukan itu.

🌧🌧🌧🌧🌧🌧🌧🌧🌧🌧🌧🌧🌧🌧

Hujan turun begitu derasnya membasahi kota metropolitan ini. Di dalam sebuah kamar terbangunlah seorang wanita tanpa sehelai benangpun. Ya, wanita malang yang terjebak didalam pesta temannya dan berakhir diranjang, Diana.

Sungguh malang sekali nasib wanita itu. Ia seperti wanita oon yang tidak ada harga diri semacam pelacur.

Wanita itu menangis tanpa tau siapa yang harus ia disalahkan. Sebab ia terbangun seorang diri tidak ada siapapun orang disana.

"Apa yang udah gw lakuin ya tuhan, cobaan apalagi ini"

Diana langsung memungut bajunya dan segera mengenakannya. Lalu, ia langsung bergegas pergi dari tempat laknat tersebut.

"Mati gw kalo ketauan mama sama papa gimana ini, pasti mereka kecewa banget, kak reno pasti gak sudi punya adik kaya gw"

Disepanjang perjalanan pulang banyak sekali pikiran menerka-nerka.

Sesampainya dirumah Diana langsung masuk ke dalam kamar, untung lampu rumah sudah padam semua yang artinya penghuni rumah sudah terlelap.

"Anjir gila tolol banget sih lu Din. Yaampun kok bisa lu tidur sama cowo yang gak lu kenal" Runtuk Diana.

Kemudian Diana mulai terlelap tanpa sadar jika dia sudah masuk dalam lingkaran kegoblokan yang hqq.

Suami kampretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang