"Ternyata benar, pertemuan pertama itu menumbuhkan rasa penasaran, sedang pertemuan kedua menumbuhkan rasa rindu, dan pertemuan selanjutnya hanya meninggalkan rasa candu."September 2017
Siang itu banyak sekali orang yang berlalu lalang, membuat pusing kepala kalau kamu menghitungnya. Lagipula, siapa juga yang berminat untuk menghitung banyaknya manusia di bandara kala itu?. Kurasa tidak, hehe.
Saat itu memang ramai. Tapi, aku sama sekali tidak terganggu. Karena sepasang earphone terpasang apik di telingaku.
Mendengarkan musik yang berjudul kokobop dari boygroup kesukaanku, EXO.
Cuaca di bandara siang itu panas, sangat panas. Ditambah dengan padatnya orang kala itu. Tapi aku tetap tenang dan santai.
Terus berjalan bersenandung mengikuti lirik musik, yang pada nyata nya aku masih remed dalam pelafalan bahasa Korea. Terlebih lagu kokobop yang mempunyai nada lagu yang cepat.Disana aku sedang berkeliling, sembari menunggu kakakku--Risa. Yang katanya sedang ke toilet.
Karena bosan menunggu, aku berfikir untuk berjalan mengelilingi isi bandara itu.
BRUK.
Sial, bokongku sakit.
Siapa yang berjalan tanpa memperhatikan sekitar? Apa tidak punya mata? Atau memang orang itu sedang tidak sehat?.
Aku mendesis ngilu saat itu. Merasakan pantatku yang terjun bebas mencium lantai.
Dalam hati aku sudah memaki dan berdecak kesal. Menyumpahi orang yang telah menabrakku.
Sesaat aku berbalik, untuk menatap si penabrak itu. Tapi yang ku lihat adalah, uluran tangan yang terpampang di hadapanku.
Aku terdiam, mematung karena terkejut.
Astaga, wajahnya sangat tampan.
"Gwaenchana-yo? " ucap lelaki itu sembari terus menahan uluran tangan yang belum kugapai sama sekali.
Aku tersadar. Oh, orang ini dari korea.
Jelas aku bisa menebak. Aku ini seorang kpopers. Bahasa seperti itu sudah menjadi kosa kata yang paling sering ku dengar.
Aku tidak menjawab, hanya menerima uluran tangannya.
"mianhae... "
Entah, mungkin aku yang terlalu bodoh saat itu atau memang dasarnya aku tidak paham.
Aku sama sekali tidak tahu apa yang dia katakan saat itu. Aku hanya tau kata 'mianhae' dan 'Gwaenchana-yo'. Itu juga karena drama.
Aku hanya diam, lalu dia pergi berlalu menuju arah tempat take off. Sepertinya dia akan berangkat ke suatu tempat dan terburu buru. Aku lihat dia beberapa kali melirik kebelakang, tepat ke arahku.
Mungkin merasa tidak enak.
"put, dicariin dari tadi. Kan gue bilang jangan kemana mana. " itu kata kakakku-- Risa. Yang tadi ke kamar mandi.
"ya ini disini, lo liat kan gue berdiri disini? " jawabku yang memang kesal juga padanya. Karena meninggalkanku terlalu lama di tempat sebesar dan seramai ini. Ditambah tubuhku yang kecil. Yang mungkin, susah dicari di tempat keramaian seperti ini.
"udah lah, ayok balik."
Tbc
Hallo teman teman^^
Seperti yang aku bilang, alur cerita Itention ini sama seperti cerita aku yang judulnya Dear My Diary. Jadi kalian jangan heran kalau nanti pas baca cerita ini seperti ga asing.
Dan untuk cerita Dear My Diary sengaja ga aku lanjutin, *pdhl emg bingung ngelanjutinnya:v . Jadinya aku ganti dengan Itention.
Oiyaa, aku mau ucapin terimakasih buat arofardio karna udah buatin Cover untuk cerita ini. Jangan lupa mampir di cerita dia juga ya:)
Baiklah, terima kasih telah menyempatkan waktu kalian untuk membaca kisahku ini, hehe.Jangan lupa vote dan komentar ya heheh
KAMU SEDANG MEMBACA
Itention
Non-FictionPertemuan kita itu bukan kebetulan, tapi takdir. Niatmu itu nyata, bukan sekedar kata belaka.