Flashback~
Tuhan menciptakan sebuah pertemuan dan perpisahan. Ya, itu adalah salah satu rumus yang di ciptakan untuk penghuni jagat dunia.
Tuhan itu adil. saat kita merasa kehilangan, maka ia akan memberikan hal lain yang lebih baik dari yang sebelumnya.
Dan baru kali ini, rasanya aku sangat berterimakasih pada tuhan atas rasa kehilanganku. Ya, aku sangat berterimakasih.
Mungkin kalian bisa menyebutku aneh. Or... Whatever up to you. Tapi sungguh, aku sangat bersyukur.
Mari kita ceritakan mengapa aku se bersyukur ini atas kehilanganku.
Aku, kehilangan seorang kekasih. Sudah lumrah bukan?.
Sudah hampir dua tahun kami berpacaran dan menjalin hubungan.
Dia sangat manis selama ini, tak jarang juga kami salah paham dan bertengkar. Tapi setelahnya, kami berbicara bersama untuk meluruskan masalah tersebut. Manis bukan?.
Dulu, aku sangat jatuh ke dalam pesonanya. Entah kenapa, melihat dia tersenyum atau merayuku yang membuatku kesal. Itu sangat menghibur dan membuatku senang.
Ditambah, dia juga menyukai sekumpulan manusia yang berasal dari Korea Selatan, yang tentunya di antaranya adalah idolaku.
Tapi kita berbeda fandom.
Itu yang membuat kita kadang saling bertukar argumen, atau sesekali menyangkalnya.
Hingga, masalah puncak pun terjadi.
Dia, yang selama ini ku kenal sebagai lelaki manis, ternyata tidak semanis itu hatinya.
Entah apa yang salah dariku, atau kesalahan apa yang aku lakukan. Namun dengan mudahnya dia mendua, berselingkuh.
Aku sakit hati saat itu. Bahkan sangat!. Sampai setiap saat aku mengumpati si lelaki sialan itu.
Aku memang sedikit takut menjalin hubungan dengan dia dari awal. Karena dulu, dia mendekatiku saat dia masih berpacaran dengan pacarnya.
Dan ternyata benar, kecemasanku terjadi.
Mungkin aku harusnya belajar dari pengalaman itu. Bahwa jika dia memilihku daripada pacarnya, maka dia juga akan memilih orang lain dari pada aku nantinya.
Sangat sial.
Aku tentu tidak terima. Apalagi yang lelaki itu pilih adalah seorang adik kelas. Mereka memang tidak berpacaran atau saling mengatakan suka sama suka. Tapi prilaku mereka seperti sepasang kekasih.
Baiklah, mungkin ini memang cobaan, dan dia memang bukan pasangan, apalagi jodohku.
Sudah, aku ikhlas dan terima.
Aku melepasnya untuk si adik kelas.
Tidak apa, hitung hitung aku ber amal.
..
Masa masaku berubah saat itu. Aku mulai tidak ber kontak dan ber interaksi dengan keduanya. Aku menjauh.
Aku tidak membenci mereka, aku juga tidak menyimpan dendam pada keduanya. Ini memang takdirku.
Setelahnya hariku berubah, menjadi lebih menyenangkan dan bebas. Bebas dari rasa cemasku.
Dengan ditemani teman, aku lupa dengan apa yang terjadi, apa yang membuatku sempat marah dan kecewa. Dan, dengan seseorang.
Ya seseorang, sesrorang yang selalu menanyakan kabar dan keluh kesahku di setiap akhir hariku. Dia sangat dewasa dan pengertian.
Terimakasih, Oppa Kim.
20 September 2019.
Hari ini cukup lelah, dengan tugas yang diberikan guru guru di sekolahku. Mulai dari presentasi, tugas menghafal dan menelaah. Itu cukup membuat otak ku lelah. Walau sebenarnya di dalam kelas, aku lebih banyak tidur dan hilang konsentrasi.
Hehe, maaf.
Setelah bel sekolah berbunyi, aku langsung pulang. Di rumah, hanya ada aku sendiri. Sementara mamah, dia ada di rumah yang lain.
Sengaja aku sendiri, tentu untuk mengisi rumah itu. Bersyukur, aku sudah cukup berani untuk tinggal sendiri disana. Lalu, mengapa tidak bersama kakakku? Tentu tidak akan, kami selalu bertengkar.
Oh ya, aku juga punya kakak, namanya risa. Maaf, tapi dia sangat menyebalkan. Bahkan sangat menyebalkan.
Aku mengganti pakaian, membersihkan diri dan mengambil posisi nyaman di kasurku.
Huh, lelah.
Ting...
Kim hyung.
Hallo, bagaimana hari ini? Apa ada sesuatu yang ingin kau ceritakan?.Aku tersenyum. Pesan itu, pesan yang entah kenapa selalu ku tunggu di akhir kegiatanku. Pesan yang selalu menuntun dan menasihatiku.
Aku membalas pesan itu. Tentu! Mana mungkin aku menganggurkannya.
Putri
Hari ini membosankan. Aku lelah dan pusing. Ditambah teman kelasku sangat berisik dan bertingkah aneh. :'(Aku menghembuskan nafas lelah. Memang, suasana kelasku selalu ramai. Terkecuali jika ada guru killer, tentu kelasku akan diam dan senyap.
Tak langsung ada balasan, mungkin dia sibuk. Perlu beberapa menit untuk mendapat balasan lagi.
Kim hyung.
Ya memang begitu, lagi pula kelas akan terasa hampa jika tidak ada teman yang berisik dan tidak bertingkah aneh. Ya walaupun menyebalkan disaat kita sedang tidak berada dalam kondisi mood yang baik. Tapi percayalah, teman yang seperti itu yang akan sangat dirindukan nanti nya, ketika kau sudah lulus tentu nya.
Cerita kan semuanya kepada ku jika itu bisa membuat mu lebih baik.Aku senyum tertahan. Lelaki itu bisa saja membangkitkan mood ku.
Tbc.
26 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Itention
Non-FictionPertemuan kita itu bukan kebetulan, tapi takdir. Niatmu itu nyata, bukan sekedar kata belaka.