- 3 -

28 4 2
                                    

 

                                     - 🍒 -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



- 🍒 -

"Weh Rey, lo biasanya gimana sih biar bisa pinter banget?" tanya Jaemin kepada aku, kita sekarang lagi di kantin sedang menikmati 'teraktiran' kita.

Aku langsung berhenti memakan bakso aku lalu menatapnya, "Ya belajar lah, ngapain lagi, masa main game," lanjut aku niat untuk menyindir.

"Sialan, kan main game seru, lo belum coba sih," ucap Jaemin membelakan diri, aku memang tidak pernah mengerti kenapa kebanyakan kaum Adam suka sekali dalam bermain game, khususnya game online, salah satunya adalah makhluk yang di sebelah aku.

"Gue gak ada niatan juga sih, lagi pula dua minggu lagi udah mau UAS, jadi gak ada waktu buat gitu-gituan," jawab aku lanjut memakain bakso yang akan habis.

Jaemin cemberut, lalu balik lagi memakan mie ayam punya nya, "lo kenapa nanya itu coba?, lo kan udah masuk lima besar," tanya aku kepadanya, Jaemin bukan orang pintar, tetapi dia cerdas. Padahal sama saja sih.

"Ya gimana yak, gue pengen nilai gue naik, tanpa harus meninggalkan ke sukaan gue gitu," dia berhenti sejenak meminum teh manisnya, "tapi ternyata gak bisa, gue udah cobain, gak ampuh," aku iyakan saja apa yang di katakannya.

"Gimana kalo, lo fokus aja sekarang sama ujian. Kan kalo main game bisa kapan aja kan, mending belajar, terus kalo belajar dapet rangking satu kan itu bisa banggain Ortu juga kan?" Jaemin mencerna perkataan aku, memenjamkan matanya.

"Okey, gue bakalan fokus ke pelajaran dulu," jawabnya, aku pun senyum mendengar pilihannya. Kan lumayan biar tidak bodoh-bodoh amat.

"Ya udah, balik yuk, udah mau bel soalnya takut di marahin lagi," ucap aku ketika melihat waktu di Arloji yang ada di tangan aku.

Jaemin mengangguk lalu kita berdua jalan menuju kelas.

                                   - 🍒 -

"Weh, Rey, lo sama si Jaemin sebenernya ada apa sih" tanya teman aku, Elisa. Ketika duduk di sebelah aku.

Elisa Azzahrah, teman aku yang berbadan tinggi, putih, Ketua ekskul puisi, tidak suka basa-basi juga, Toxicnya kelewatan.

"Gue gak ada apa-apa kok, dia cuma mau neraktirin gue gara-gara kemarin lusa," aku jawab membenarkan apa yang di katakan nya. Elisa hanya merespons membentuk mulutnya seperti 'o' mendadakan bahwa dia mengerti.

"Eh, gue hari ini ke rumah lo yah, besok ada ulangan B.Inggris. Nah gue gak ngerti, kan lo tuh yang jago," ucap Elisa, aku berpikir sejenak mengingat apakah hari ini apakah ada waktu luang atau tidak.

Setelah beberapa menit aku baru ingat kalau hari ini aku ada les tambahan Matematika. "Yah, maaf ya lis. Gue gak bisa soalnya hari ini ada les Matematika," jawab aku.

with(out) you // na.jaemin  [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang