- 5 -

27 2 0
                                    

                                    - 🍒 -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


                                    - 🍒 -

"Panggilan kepada siswi yang bernama Reyna Anindya, mohon untuk segera menuju ke ruang OSIS. Saya ulang, untuk siswi yang bernama Reyna Anindya di mohon untuk segera menuju ke ruang OSIS," ucap seseorang lewat pengeras suara.

Sekarang adalah waktu istirahat, baru saja aku ingin keluar kelas niatnya untuk menuju ke kantin. Eh ternyata di panggil.

Ada apa ya? batinku, biasanya kalau OSIS ada kegiatan pasti di adakan pertengahan semester, tidak ketika sudah mendekati ujian.

Ketika aku berjalan menuju ruang OSIS, aku bertemu dengan seseorang di jalan. Dia sangat familiar, namanya Lee Jeno.

Lee Jeno, kelas X-IPS 3, Sahabat Na Jaemin. Dan merupakan Wakil ketua OSIS di SMA Astya, ramah dan mempunyai eye-smile, play-boy. tetapi belum pernah dia mempunyai pacar.

"Eh Jen, gue di panggil ada apa yak?," tanya aku kepadanya, mungkin dia sudah mengantisipasi kedatangan aku karena dia menunggu di depan ruang OSIS.

Jeno beralih dari Handphone miliknya lalu menatap aku, "nanti kita bahas di dalam," ucapnya singkat lalu memasukan benda tersebut ke saku celananya. dia membukai pintu ruangnya lalu aku masuk.

Di dalam sudah ada Kak Alynda yang sedang melihat sekumpulan kertas, yang kemungkinan adalah materi untuk persiapan UAS nanti.

Aku langsung duduk berhadapan dengannya, sedangkan Jeno duduk disampingnya.

Kak Alynda beralih menatap aku, "Kamu tahu kenapa kamu di panggil disini Rey?," tanyanya, nada suaranya...dingin?.

"Engga kak, memangnya ada apa yah?" aku tanya heran, apa aku kena masalah? perasaan selama ini baik-baik saja.

"Kami dapat informasi dari seseorang, bahwa kemarin kamu menaikki motor bersama seorang cowok, begitu kah?" ucapnya, aku terkejut.

"Kamu tahu kan, kalau OSIS di sekolah ini tidak di perbolehkan berhubungan dengan lawan jenis. Dekat pun juga tidak di perboleh kan," Kak Alynda lanjut.

Aku hanya bisa menatap kedua tangan aku yang berada di pangkuanku.

"Rey, aku udah dengar penjelasan dari Jeno mengenai masalah ini, aku cuma ingin mengingatkan. Kalau ingin melakukan hal ini lagi, sebaiknya di pikirkan baik-baik," Ada jeda beberapa detik.

"Bagaimana ada murid sekolah atau sekolah lain yang melihat, dan mengetahui kalau kamu OSIS? Kamu akan di cap buruk oleh mereka, dan aku tidak mau kalau itu terjadi," ucapnya.

Kak Alynda memang sangat mementingkan OSIS, menurutnya organisasi tersebut merupakan keluarga kedua setelah keluarganya sendiri.

Aku mengangguk mengerti lalu di perbolehkan keluar, Jeno juga mengikuti aku keluar.

with(out) you // na.jaemin  [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang