Namaku Noomi anka bintang, dan kini aku memulai hari pertama sekolahku dengan seragam putih biru. Di pagi hari yang cerah aku berangakat ke sekolah bersama beberapa teman baruku. Sekolah yang jaraknya hanya dari lantai 2 ke lantai 1 gedung pesantrenku. Karena pondok puteri memiliki dua lantai dimana lantai 1 dijadikan kelas untuk sekolah dan lantai 2 untuk pondok puteri. Ini adalah hari pertama aku akan menjalani MOS (Masa Orientasi Siswa). Sudah sangat terlihat jelas bagaimana penampilanku saat ini, dengan seragam putih biru SMPku aku memakai tas terbuat dari karung dan juga memaki kalung dan gelang dari tali rafia.
Hari ini selain diadakan MOS ada juga pengumuman pembagian kelas untuk murid baru. Kebetulan sekolah di pesantrenku juga menerima murid luar yang tidak mondok sehingg antara santri dan anak luar digabung di satu kelas yang sama. Untuk tahun ini kelas tujuh / 1 SMP untuk murid baru terbagi menjadi 3 kelas, diantaranya Kelas 7A, 7B dan 7C. Aku berada di kelas 7C.
Hari demi hari, tak terasa MOS pun sudah selesai. Tiga hari mengikuti mos aku tidak banyak bicara selain menikmati suasana sekolah yang nyaman. “Hei, jangan melamun terus, nanti bukunya diambil orang loh”, ucap salah satu teman menyapaku.
“Eh, iya…. Kamu siapa?”
“Aku satu kelas dengan kamu, masak kamu lupa….”
“Iya aku ingat tapi maksudku kita kan belum kenalan, aku Noomi”
“Oh, iya aku Rima… aku mau ke kantin kamu mau ikut tidak?”
“Oh iya, aku ikut…”
Senang rasanya mendapatkan banyak teman baru, Rima adalah salah satu teman sekelasku. Ada banyak teman lain yang baru aku kenal, mereka sepertinya orang uang mudah bergaul.
Setelah masa MOS selesai, kami mulai mendapatkan pelajaran seperti biasanya di sekolah.
Hari itu ketika pertama kali kita mulai belajar di kelas. Tak kusangka teman-teman sekelasku ternyata sangat berisik dan akhirnya kelas kamipun terkenal kelas paling nakal tetapi juga selain nakal kelas kamipun selalu mendapatkan beberapa penghargaan dan kejuaraan jika diadakan lomba-lomba antar kelas.
Dan ada beberapa santriwan yang lumayan mencuri perhatianku. Mereka satu geng dengan jumlah 5 orang. Salah satunya bernama firhan. Dan dia adalah orang yang sangat jahil diantara gengnya.
Suatu ketika, aku adalah korban kejahilannya saat istirahat tiba. Aku adalah tipe orang yang cerewet, bawel dan suka menulis apapun di buku diary. Dan hari itu firhan dengan sengaja melihat tasku dan membuka buku diaryku secara paksa. Dan aku kaget , ternyata dia membawa bukuku dan melemparkannya ke sesama gengnya dan mengejekku di depan kelas dengan sebutan manja.
"Huu.. dasar anak manja! " Firhan pun tertawa bersama gengnya.
Akupun tak tinggal diam karena aku bukan tipe orang yang kalau di jadikan bahan tertawaan hanya bisa diam.
Saat itu aku sangat sakit hati dengannya karena menurutku itu adalah privasiku tapi firhan dengan sombongnya dia membaca lembar demi lembar diaryku didepan semua anak kelas.
Dan tanpa disadari akupun memarahinya."Heh.. kembalikan bukuku dasar lelaki pengecut! "
"Huu .. dasar anak manja, anak manja!"
"Ih kembaliin gak. Dasar ompong !"
Dan tak kusangka firhan yabg saat itu tertawa bersama teman temannya seketika langsung diam dan firhan menjatuhkan bukuku dan pergi meninggalkan kelas.
Aku merasa bersalah karena telah mengejeknya "ompong". Tapi akupun sangat kesal karena dia mengejekku dengan sebutan "anak manja".
Istirahatpun selesai, bel masuk pun berbunyi. Ternyata firhan tak masuk dan tak mengikuti sisa pembelajaran sampai akhir. Akupun merasa sangat bersalah mungkin ucapanku melukai hatinya tapi untuk minta maaf oun aku gengsi.
Dan keesokan harinya, aku melihat firhan masuk sekolah dan mengikuti pembelajaran seperti biasa. Aku merasa lega karena dia tidak bolos seperti kemarin.
Dan saat bel istirahat berbunyi.
"Tettt... Tettt... Tettt..."Firhan dan teman temannya menghampiriku. Aku terkejut dan merasa takut karena dikerumuni oleh 5 laki-laki.
"Noomi " ucap firhan.
"Iyaa.."
"Maaf yah kalo kemarin aku lancang membuka diarymu didepan anak-anak kelas"
"Oh iya gapapa. Aku juga minta maaf kemarin udah Manggil kamu dengan sebutan 'ompong' "
"Iya gapapa"
Dan diapun tersenyum sedangkan aku terkejut kukira dia akan membalasku dengan menyebutku manja tapi ternyata dia hanya tersenyum dan meminta maaf lalu pergi bersama teman temannya.
Sejak saat itulah aku dan firhan mulai akrab dan kami sering ngumpul bersama teman teman yang lain saat jam istirahat atau saat jam kelas tidak ada guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITANYA BINTANG
Teen FictionKisah ini terinspirasi dari seorang perempuan yang perjalanan hidupnya penuh dengan petualangan, baik lahir maupun batin. Tapi akhirnya dia bisa melalui semuanya dengan baik. Bagaimana dia bisa melaluinya, padahal saat kecil dia sangat manja ?