Part 1

262 93 40
                                    

Star


"Tidak. Aku tidak akan pernah sudi menikah dengan tua bangka itu" suara Star naik dua oktaf dengan tiba-tiba.

Memikirkan menikah dengan pria tua yang bahkan umurnya diatas ayahnya sendiri dan sudah punya empat istri dengan segudang anak membuat Star kehilangan kendali.

"Jaga ucapanmu sialan!" teriak Andrawan jauh lebih keras dari Star.

Plak! Plak! Plak!

Tiga kali tamparan mendarat dengan mulus di pipi Star. Sudut bibirnya kini mengeluarkan cairan berwarna merah. Pipinya memerah matanya memanas dan kakinya sekarang terasa begitu lemas seperti jelly keseimbangannya pun mulai runtuh.

"Sedari kecil kau hanya menyusahkanku saja. Kau bahkan tidak layak disebut anak. Kau hanya pembunuh dan kau tidak berhak untuk hidup. Harusnya kau sadar ini saatnya kau membalas budi kebaikanku karna telah sudi membesarkan pembunuh sialan sepertimu. Kau harus menghasilkan uang untukku nikmati!" Andrawan kembali berteriak sembari melepas ikat pinggangnya dan mengarahkannya pada punggung Star.

Bret! Bret! Bret!

"Ampun Ayah, aku akan memberikanmu uang dan membalas semua kebaikanmu tapi tidak dengan menikahi tua bangka itu" Star kembali menjawab dan sembari menunjuk pria yang di jodohkan ayahnya. Tidak, lebih tepatnya Star dijual.

Andrawan yang mulai geram kini menendang Star hingga tersungkur ke lantai. Disisi lain Brandon si pria hidung belang yang akan membeli Star hanyan menyeringai puas seakan sedang menonton drama yang memuaskan hatinya. Bibirnya menyeringai puas.

"Kau harus pergi dari sini jika kau tidak menerima pinangan Mr.Luxyon." Star yang terkulai lemah tetap berusaha bangkit untuk membela dirinya. Baginya ini saatnya dia mencari kebebasan tanpa adanya siksaan dan tekanan.

"Aku tidak akan pernah sudi menikahi tua bangka itu!" Kini Brandon mulai berdiri rahangnya mengeras. Meskipun dia sudah berusia enam puluh tahun tapi ia masih terlihat gagah dibarisan umurnya.

"Kau menolak seorang Brandon Luxyon artinya kau sedang mempertaruhkan nyawa!" Mata Brandon menatap Star dengan tatapan yang sulit diartikan. Dan tangannya menjambak rambut Star hingga rambutnya rontok sebagian.

Andrawan yang kehabisan kesabaran tak tinggal diam ia menyeret Star. Star memberontak namun tenaganya sudah terkuras karena telah disiksa habis-habisan oleh Andrawan.

"Angkat kaki dari rumah ini!" Pekik Andrawan membentak.

Andrawan mendorong Star hingga jatuh dan terluka. Kaki Star terkilir sampai ia kesulitan untuk berdiri. Hanya air mata yang berjatuhan saat melihat sosok Andrawan ayahnya sendiri yang selama ini ia puja-puja tengah mengusirnya dengan sangat kasar. Caranya begitu menyakiti Star.

"A...yah..." Ucap Star degan perasaan takut dan terbata-bata dengan volume suara yang hampir habis.

Sedangkan Andrawan masih kokoh berdiri dengan tangan terkepal bersamaan raut wajahnya yang merah. Tatapannya begitu menusuk bagi Star.

"Anak tidak berguna!" Teriak Andrawan.
"Jalang pembawa sial! Enyahlah dari muka bumi ini!" Kalimat yang keluar dari mulut Andrawan begitu membuat Star tercengang.

Kini Star hanya diam menatap pintu yang baru saja ditutup rapat-rapat oleh Andrawan.
Star hanya bisa menangis dan menyeka ujung bibirnya yang sedikit berdarah, menandakan tamparan Andrawan tidak main-main.

Seluruh badan Star bergetar karena menahan rasa kalut yang luar biasa. Gadis mungil itu menggigil kesakitan dan belum beranjak selangkah pun dari tempatnya. Kakinya membiru keunguan akibat dorongan Andrawan.


To be continue....

Shine Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang