Part 8 : Speak up [END]

1.5K 110 12
                                    

Ok ini the last part.... yang tadinya mau dibikin 2000-3000 kata di work yang oneshoot ngetiknya keblabasan hampir 10rb kata. Jadi dipatahin kesini masing masing isinya +-1200 per partnya. Simpelnya, biar berkesan banyak part kekekeke...

.

.

Yoongi membeku ketika keluar dari kantornya saat akan pergi untuk melihat pendistribusian barang. Dihadapannya, sang kakak tengah berdiri dengan tatapan marah dan tangan terkepal. Yoongi tidak akan melawan. Itu sudah jadi kesalahannya. Ia tidak akan mencari pembelaan atas apa saja yang akan Soohyuk lakukan padanya.

"Kucing kecil yang menyusahkan!"

Pukulan itu melayang mengenai wajah Yoongi. Yoongi masih bisa berdiri dan hanya diam karena sadar, ia pantas mendapatkan memar itu. "Diammu memang menyebalkan."

Pukulan yang dilakukan Soohyuk menarik perhatian karyawan Yoongi. Mereka ingin membantu.

"Aku baik-baik saja," ujar Yoongi pada karyawan-karyawannya. "Ini bukan apa-apa. Kalian bisa melanjutkan kerja."

"Apa menyenangkang?" Yoongi diam. "Kenapa? Terkejut? Kau baru sadar jika Korea itu kecil, sekecil itu sampai kau tidak tahu akan bersembunyi dimana lagi? Kau benar-benar bom waktu."

"Ya."

Saat Yoongi akan menanyakan apa kepentingan Soohyuk mencarinya, Suster Jung datang berlari dan memanggil Yoongi. "Oh, Yoongi! Yoongi!"

"Ada apa? Apa yang membuat anda datang kemari suster?"

"Istrimu dibawa ke rumah sakit. Tadi Mari meneleponku. Ponselmu tidak aktif?"

Yoongi meraba kantong-kantong celana dan bajunya. Ponselmya tidak ada. Dimana ia menghilangkannya.

Mengabaikan itu Yoongi kembali masuk kedalam bangunan rumah yang menjadi kantornya. Ia mengambil kunci mobil pabrik. "Han, saat kau menemukan ponselmu. Letakan di laci mejaku."

"Tadi Seojun yang menemukannya. Ponsel anda jatuh. Dia mengembalikannya di meja kerja anda."

"Terimaksih." Yoongi melihatnya dan memasukannya dalam saku.

Soohyuk menghalangi langkah Yoongi. "Kemana?"

"Aku pergi menemui istriku. Ada apa lagi? Kami sudah pergi untuk apa kalian mengganggu?"

"Dia bersama ibunya. Dia akan baik-baik saja. Sebaiknya kita pulang. Tinggalkan semua ini dan kembali ke rumah. Kau mendengar aku tidak akan memaksamu. Kau sudah besar untuk mengerti ucapanku."

"Jisoo sedang hamil dan aku harus menemaninya."

"Jadi kau benar melakukannya?" Soohyuk mencapai batasnya. Berbicara baik dengan Yoongi yang sekarang benar tidak berguna. Ia kembali memberikan pukulan manis diwajah Yoongi. "Sejak kapan kau jadi sebrengsek ini. Pemuda manis dengan senyum dan kejujurannya. Kau sangat pendiam dan berhati-hati. Bagaimana kau bertindak sangat ketelaluan membawa anak gadis pergi dan menghamilinya. Kau pikir tindakanmu benar."

"Bocah sialan." Soohyuk menarik Yoongi untuk berdiri.

"Astaga kenapa kalian malah bertengkar, ayo. Kau siapa putraku? Kenapa memukulinya?"

Right [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang