Care #10

6.9K 1K 113
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

"Kau pasti penasaran kenapa Taehyun bisa bersama Eomma, 'kan? Eomma juga tidak menyangka bisa secepat ini bertemu dengan calon menantu Eomma, tidak disengaja pula. Dan sepertinya Taehyun sudah lulus uji, bahkan sebelum diuji. Dia punya kriteria yang Eomma mau. Jiyoo, kau pandai memilih ternyata. Oh, Nak Taehyun duduklah, ikut makan malam, oke. Tinggal sebentar pasti tidak apa-apa, 'kan?"

Taehyun terlihat tersenyum ramah kali ini dan mulai mendudukkan diri di kursi meja makan. Aku masih terdiam di tempatku, memproses kenapa Taehyun mau mampir padahal tadi kutawari tidak bisa. Rayuan apa yang diberikan Eomma sampai Taehyun mau bertamu?

Jimin Oppa berjalan mendekat dan ikut duduk di sebelah Taehyun, mencomot satu butir anggur yang baru dikeluarkan Eomma dari kantong belanja sebelum menyilangkan kaki dan bersuara penasaran. "Jadi kenapa bisa bertemu Taehyun?"

"Di depan tadi aku melihat Bibi kesulitan membawa dua kantong belanjaan dan kulihat jebol satu." Taehyun menjawab meskipun yang ditanya adalah Eomma. Dia terlihat bahagia, entah karena apa. Padahal menjawab dengan sukarela bukan sifatnya.

"Taehyun membantu, tentu saja. Setelah Eomma tanya namanya siapa dan ternyata ini memang Kang Taehyun, Eomma langsung membawanya ke sini saja," imbuh Eomma setelah selesai membenahi belanjaannya dan memasukkan beberapa buah dan minuman ke dalam kulkas.

Aku bahkan tidak disuruh membantu dan malah dibiarkan saja tanpa ada yang melirikku sama sekali. Mereka begitu sibuk dengan presensi Taehyun.

"Jangan sungkan-sungkan, anggap saja rumah sendiri. Omong-omong jangan panggil Bibi, panggil Eomma saja."

Aku berdecak. "Eomma, ini sudah kelewatan."

Ketiga pasang mata itu langsung memandangiku yang sendari tadi tak diindahkan sama sekali. Tatapan heran terlempar dan aku sendiri mendenggus.

"Lho, memangnya kenapa? Lagipula Taehyun tidak keberatan pasti, benarkan?"

Eomma beralih menatap Taehyun, meskipun laki-laki itu nampak ragu tapi kemudian mengulas senyum tipis.

"Tapi—"

"Aish, sudahlah. Ayo mandi dulu dan ikut makan. Cepat-cepat jangan membuat menantu Eomma menunggu," potong Eomma. Lalu mendorongku memasuki kamar mandi tanpa ada penolakkan.

Setelah memasuki kamar mandi dan Eomma sudah menutup pintu, aku langsung mendenggus kasar.

Dalam guyuran air hangat aku masih bisa curi-curi dengar apa yang ketiganya bicarakan. Apalagi suara tawa Jimin Oppa yang mengalun merdu sukses membangunkan jiwa penasaranku. Apakah Taehyun ikut tertawa juga? Dia 'kan kaku, tapi kalau benar dia tetawa seperti apa tawanya? Aku tak pernah melihatnya tertawa selama ini. Hanya senyum-senyum kecil yang kadang kala terulas tanpa dia sadari.

Care [Kang Taehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang