2. Terjebak Pesona Ceo

431 26 1
                                    

"Mari Pak!" ucap Nidya tepat di depan meja Bagas. Bagas berbalik dari kursi kebesarannya lalu berdiri mendekati Nidya sambil membenarkan jas, menatap Nidya dengan tatapan tak terbaca. Untuk ukuran Bagas, Nidya terbilang mungil dengan tinggi badan hanya mencapai 155 cm sedangkan Bagas 185 cm. Jadi hanya sebatas dada Bagas sehingga membuatnya harus menunduk hanya demi menatap gadis cantik itu.

"Kamu semakin cantik!" bisik Bagas tepat di telinga Nidya yang seketika membuat jantung Nidya berkejaran, melihat ekspresi gugup Nidya, Bagas segera berjalan ke luar ruangannya dan menuju lift dengan ekspresi datar. Seketika Bagas teringat ketika masih masa SMA dulu, ia sering sekali menggoda guru matematika kesayangannya itu.

"Bagas tolong bawakan buku tugas ini ke kantor saya!" perintah Nidya pada ketua kelas IPA -1 SMA Pelita Harapan.

"Baik Miss Nidya," balas Bagas lalu beranjak dari bangkunya, mengangkat buku tugas teman sekelasnya lantas mengikuti langkah Nidya hingga ke kantor guru. Gegas Bagas meletakkan buku tugas itu di atas meja gurunya tersebut.

"Makasih ya Bagas!" ujar Nidya seraya duduk di kursinya.

Dulu Nidya adalah guru PKL terpopuler karena kecantikan dan kreativitasnya saat mengolah kelas, matematika yang biasanya menjadi pelajaran yang tak disukai para siswa. Di tangan Nidya pelajaran matematika menjadi menyenangkan dengan berbagai kuis dan permainan. Namun, sisi lain Nidya yang menyeramkan akan tiba-tiba muncul saat ada yang berani mengusiknya saat pelajaran, ekspresi datar dan dingin akan bertahan hingga jam pelajaran usai.

"Miss cantik deh,,mau nggak jadi calon istri saya?" goda Bagas yang seketika membuat wajah Nidya memerah karena marah.

"Dasar ya kecil-kecil udah berani bicara tentang istri, sekolah yang bener dulu sana!" jawab Nidya dengan ketus.

"Kata siapa Miss saya kecil?" Bagas semakin menggoda Nidya dengan menyejajarkan tubuhnya di depan wanita itu. Otomatis Nidya semakin geram karena merasa di bully secara fisik oleh siswanya sendiri.

"Awas ya kamu!" ancam Nidya seraya hendak meraih telinga Bagas namun karena tubuh Nidya yang mungil tangannya tak bisa menjangkaunya.

"Tuh kan Miss nggak sampai! Pokoknya Miss bakalan jadi istri saya," balas Bagas lalu segera pergi sebelum guru kesayangannya itu mengamuk. Saat Bagas berlari menjauh Nidya tersenyum penuh arti sembari memandangi punggung Bagas yang menjauh. Tak bisa dipungkiri Bagas memang tampan dengan wajah ala opa-opa Korea. Ditambah postur tubuh yang tinggi membuatnya terlihat semakin menarik.

"Sadar Nidya dia tuh siswa kamu! " peringat hati Nidya. Ia segera tersadar dan mencoba mengenyahkan pikiran tentang Bagas.

Brukk.. Karena tak fokus Nidya menabrak punggung Bagas yang berhenti di depan lift. Bisa-bisa ia justru terlarut dalam ingatan masa lalu mereka ketika masih berstatus sebagai guru dan murid.

"Maaf Pak saya tidak sengaja!" ucap Nidya terbata. Nidya takut bosnya akan  marah karena kecerobohannya. Nidya sendiri merasa bingung dan tidak nyaman bekerja kepada orang yang pernah singgah di hatinya. Ia takut tidak bisa bekerja secara profesional, padahal di tempat kerja sebelumnya ia adalah sekretaris andalan di perusahaan, semua pekerjaannya selalu memuaskan. Tapi mengapa kali ini ia merasa sangat gugup.

Tanpa menjawab, Bagas memasuki lift yang telah terbuka dan diikuti oleh Nidya di belakangnya.

"Sini, kamu jangan berdiri di belakang saya!" Bagas menarik tangan Nidya hingga wanita itu terhenyak. Perlahan Nidya melepaskan genggaman tangan Bagas.

"Maaf Pak!" ucap Nidya sedikit sinis, sejak memutuskan berhijab Nidya selalu menjaga jarak dengan pria yang bukan mahramnya. Ia benar-benar ingin bertaubat atas dosa yang telah ia lakukan dulu bersama Bagas. Karena dosa itulah hingga sekarang Nidya tidak berani menjalin hubungan dengan pria manapun apalagi sampai menikah.

Accidentally in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang