PURA PURA PINGSAN

14 2 0
                                    

"kamu! Ikut saya sekarang!" Salah satu panitia ospek memanggilku ketika jam istirahat.

"Sa.. saya, Kak?" Aku beranjak kemudian menghampirinya.

"Nama kamu siapa? Bisa bantu saya?"

"Ba.. bantu apa ya, Kak?" Tanyaku kebingungan.

"Begini, setelah jam istirahat ini, akan ada acara pengenalan staff kampus kepada mahasiswa baru, disalah satu staff kampus tersebut ada yang berulang tahun. Kami panitia sudah merencanakan kejutan untuk beliau, tapi kami butuh bantuan kamu." Katanya mulai menjelaskan.

"Lalu?" Tanyaku kembali.

"Oke. Aku butuh bantuanmu untuk berpura-pura pingsan? Karena sebelum kami memberi kejutan, kami ingin membuat rusuh suasana terlebih dahulu. Bisa?"

Tak panjang lebar, aku mengiyakan, meskipun sebenarnya aku tidak yakin apakah aku bisa membantu dan membuat rencananya berjalan dengan sukses.

Tak lama setelah itu, waktu untuk beristirahat selesai. Beberapa staff kampus sudah mulai memasuki kelas yang ku tempati, jantungku mulai berdegup kencang, tanganku mulai membeku, dan mukaku sudah mulai pucat. Gugup. Karena sebelumnya aku tidak pernah melakukan hal ini, apalagi didepan ratusan mahasiswa baru lainnya.

Perlahan, Kak Resa mulai memberi kode untuk memulai kejutan itu, ya, itu bagianku.

"Pak!" Panggilku sembari ku acungkan tangan.

"Iya?Ada apa?" Beliau melihat ke arahku.

"Permisi, saya izin ke toilet"

-Braaaaaakkkkk!-

Belum sepenuhnya beranjak, tubuhku sudah ku lemaskan, kemudian aku terjatuh, mataku tertutup sebagaimana orang pingsan sungguhan.

"Ra! Ra! Bangun Ra!" Salah satu teman kelompokku menepuk nepuk pipiku, ia berharap bahwa aku akan segera sadar. Semua mulai bertanya-tanya, sebagian sudah mulai panik.

"Kenapa ini?! Astaga! Kakak panitia kenapa ini adiknya bisa pingsan seperti ini!" Salah seorang staff panik.

Beberapa dari panitia menghampiriku, membopongku ke ruang kesehatan. Ternyata kerusuhan tidak berhenti sampai disitu, ada teman-temanku yang lainnya yang dimintai bantuan untuk pura-pura kesurupan. Dan ini waktunya mereka beraksi. Keadaan semakin panik. Sebagian mahasiswi mulai ketakutan. Suasana sangat tidak kondusif.

Diruang kesehatan, ternyata aku tidak sendiri, ada Kak Ikhsan dan satu dosen, ternyata mereka berdua yang merencanakan kekacauan ini, haha

"Kamu keren!" Kata kak Ikhsan.

"Hehe, biasa saja kak" aku tersipu malu,

Demi mengkondisikan kembali acara, akhirnya temanku menyusul digiring oleh kakak panitia ke ruangan kesehatan, mereka kemudian tertawa terbahak-bahak sembari sesekali berteriak layaknya orang kesurupan, agar tidak ada yang curiga katanya. Kami biarkan acara berlangsung beberapa menit, hingga Kak Ikhsan membuka kotak berisikan kue tart yang hendak dipasangkan lilin, Kami semua beramai-ramai keluar dari ruang kesehatan untuk memberikan kejutan yang sesungguhnya sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Misiku selesai.

Beberapa hari setelah acara itu,
Kegiatan perkuliahan sudah mulai kondusif dan aku sudah resmi menjadi mahasiswi sekarang. Tapi, untuk semester awal ini aku tidak mendapatkan banyak mata kuliah, sehingga aku masih bisa menghabiskan banyak waktu di rumah.

Ketika sedang mengerjakan tugas dirumah, tiba-tiba ponselku berdering, terlihat dari layarnya ada satu pesan masuk.

"Hai, sudah tidak pingsan lagi, kan?"

Aku kaget sekaligus tidak percaya ketika membuka pesan itu dan melihat pengirimnya. Dia adalah Kak Ikhsan, salah satu panitia yang merencanakan kerusuhan kejutan ulang tahun.

Kak Ikhsan adalah senior di kampusku yang sekarang sudah semester 5. Dia adalah salah satu mahasiswa yang terkenal di kampus, selain karena dia memiliki suara yang khas, dia juga mahasiswa yang aktif di bidang akademik dan organisasi. Penerima beasiswa dan memiliki jabatan di organisasi ranah fakultas dan universitas.

Sejak saat itu, aku dan Kak Ikhsan semakin sering bertemu, ini bukan karena ruang jurusanku yang berada dilantai paling atas, sehingga aku harus melewati jurusan Kak Ikhsan terlebih dahulu untuk sampai, lebih dari itu, aku sering sekali pergi dengannya, entah itu untuk makan siang atau sekedar mengantarkanku pulang. Sejak saat itu juga ponselku selalu berdering, menerima pesan-pesan manis darinya. Notifikasiku selalu ramai karenanya. Apakah mungkin sebentar lagi hatiku yang akan ramai dan terisi penuh olehnya?

Bait Penuh RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang