;4

54 1 0
                                    

Setelah mereka semua pergi, Dara mencoba untuk mengobrol dengan Elang

"nama kamu Elang?"

"iya"

"makasih ya"

"makasih buat apa?"

"itu tadi kamu udah belain aku"

"biasa kali, mereka emang sering kayak gitu sama orang orang"

"kamu tau dari mana?"

"aku juga sering dikatain sama mereka, sama yang cowo cowo juga malah"

"oh gitu... kamu ga sakit hati?"

"ngga sih, biasa aja ya mau gimana lagi. kamu?"

"ngga juga, buat apa mikirin kayak gitu. toh juga sifat mereka ga bakalan berubah"

Dara dan Elang saling mengobrol setelah kejadian itu, ternyata mereka mempunyai kesamaan. Mereka sering sekali dibully oleh teman teman mereka, walaupun mereka tidak pernah melakukan apapun

Beberapa saat kemudian, guru masuk untuk memulai pelajaran

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Saat jam istirahat Elang langsung keluar kelas menuju kelas temannya, Ivan

Sesampainya di kelas Ivan, ia tidak menemukan Ivan dimanpun. Ia mencoba untuk menanya kepada salah satu teman kelas Ivan.

"Rehan, liat Ivan ga?"

Tanya Elang kepada Rehan

"itu masih di dalem, kalian masih temenan? cih, Ivan tuh ga pantes punya temen kayak lu tau ga?"

"iya tuh, lagian ngapain sih Ivan mau punya temen kayak lu, ga guna banget"

Salah satu teman Rehan yaitu Adit mulai masuk ke dalam percakapan mereka

Ivan yang mendengar teman temannya di luar kelas menghampiri mereka bertiga

"kenapa ini?" tanya Ivan

"ini nih, Elang nyariin lu" kata Adit

"van, lu ngapain sih masih mau temenan sama dia? apa bagusnya coba manusia ini"

"udah udah, emangnya kenapa aku temenan sama Elang? lagian dia ga salah apa apa kok" bela Ivan

"ya tapi kan, kalian beda level lah"

"lu tuh bagaikan mobil lamborghini sedangkan dia tuh gerobak sampah"

"mending kalian diem aja deh, kalian ga da hak buat ngomong kayak gitu ke Elang. Ayo kita pergi lang"

Kemudian mereka berdua langsung menuju ke kantin

Sesampainya di kantin

"van, bener deh kata temen lu"

"apaan?"

"mending lu gausah temenan sama gw"

"lu ngomong apaan sih lang? kita kan udah temenan dari dulu, masa lu tiba tiba ngomong kayak gitu cuma gara gara mereka bilang kita beda level?"

"tapi omongan mereka ada benernya juga van, kita level"

"udah lah gausah diomongin. gw bakalan tetep jadi temen lu walaupun banyak yang ga suka"

"makasih ya van"

Elang yang sempat merasa tidak pantas untuk menjadi teman Ivan diyakinkan kembali oleh Ivan. Walaupun Ivan adalah orang yang termasuk kaya tapi ia tidak pernah memilih milih teman. Ia tetap mau berteman dengan Elang yang bukan dari keluarga kaya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chairmate ✧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang