0.4

10.1K 728 332
                                    

Part ini telah direvisi!

Setelah acara makan di kantin tadi, semua orang jadi tau kalau gue sama Jisung punya hubungan. Gue udah ketar ketir tapi Jisung santai aja.

Jisung mah enak, temennya banyak secara dia kan anak pinter dan terkenal, sedangkan gue? Boro boro terkenal keluar kelas aja cuma waktu apel-toilet-pulang. Gue itu jarang berinteraksi sama anak anak kelas, parahnya gue hampir gak punya kontak anak anak kelas.

Gue itu bukan ansos cuma gak nyaman aja kalau keadaan rame. Gue lebih suka sepi dan hening, itu bisa bikin gue tenang.

Hubungan gue sama Jisung udah terhitung jalan 3 bulan, dan selama 3 bulan itu Jisung treat gue kaya ratu. Jujur gue nyaman sama Jisung bahkan mungkin lebih dari sekedar rasa suka.

Sekarang gue lagi nunggu Jisung di parkiran, katanya dia masih ada urusan sama guru pembimbing fisikanya.

Gue duduk di pos satpam sambil dengerin lagu dan nelungkupin kepala di atas meja. Parkiran udah sepi karena bel pulang udah bunyi 15 menit yang lalu. Paling juga yang masih di sekolah cuma anak anak osis.

Kepala gue di elus refleks bikin gue dongak-lihat orang yang ngelus kepala gue, itu Jisung.

Jisung senyum manis "ayo pulang" ajaknya

Gue ngangguk dan jalan di belakang Jisung. Kalau gue perhatiin penampilan jisung sekarang kacau, bahkan baju seragam nya aja keluar.

Jisung ngacak rambutnya sebelum pakai helm. Dia hela nafas dan suruh gue naik.

Di jalan kita cuma diem dieman, kalau kayak gini gue yakin Jisung ada masalah jadi gue beraniin diri buat pegang bahu Jisung.

"kenapa? " tanya Jisung sedikit teriak, Jiusng pelanin laju motornya dan kendarai motor agak kepinggir.

"kamu yang kenapa, ada masalah ya?"

Jisung senyum itu keliatan dari spionnya. Dia ngangguk ragu " ehmm I have a little problem"

Gue liat wajah murung Jisung. Gue usap pundaknya "mau cerita? "

Jisung senyum "gak papa nih? "

Gue geleng "gak papa kok, aku bisa ijin sama mama"

🍭🍭🍭

Gue duduk di atas kasur Jisung, kamar Jisung ini dominan warna abu. Tadi setelah gue bilang mau dengerin cerita Jisung, Jisung langsung ajak gue main ke rumahnya.

Orang tua Jisung lagi kerja semua, yang gue tau ayahnya Jisung itu punya perusahaan gak tau deh bergerak di bidang apa, sementara mama nya Jisung dia itu dokter bedah dan punya klinik sendiri.

Rumah Jisung ini gede banget, bahkan kamarnya Jisung seukuran sama ruang tamu rumah gue. Gak heran sih dia kan orang punya.

Jisung dateng dengan 2 gelas jus jeruk di nampan dan beberapa cemilan.

"diminum dulu"

Gue ngangguk terus minum jus yang jisung bawa.

"jadi kamu kenapa? "

Jisung geleng dia duduk di hadapan gue terus mendekat dan peluk gue tiba tiba.

Bahkan gue bisa rasain hangatnya nafas Jisung di leher gue.

"kenapa? Gak mau cerita? "

Jisung geleng, tangan gue nepuk nepuk punggung Jisung.

Jisung lepas pelukannya dan natap gue "Ca.. "

"ya? "

"mau ngelakuin itu gak sama aku? "

Gue diem sejenak. Berusaha untuk mencerna maksud Jisung.

Jisung makin mendekat sampai dia bener bener ada di hadapan gue sekarang.

"gak sakit kok, janji gak bakal keluarin di dalem.."

Gue natap Jisung tajam "maksud kamu apa? "

Oke gue bukannya gak tau yang dimaksud Jisung itu apa, gue itu peka banget malah.

Jisung mundur dan hela nafas, dia ngacak rambutnya frustrasi.

"arghh!.. Sial"

Gue kaget dan natap Jisung tajam "kamu kenapa sih Sung? Ada apa? Kalau ada masalah bilang sini cerita sama aku"

Jisung natap gue "aku gak bisa ikut lomba fisika pekan ini.. Aku gagal tes" kata Jisung lirih

Gue natap Jisung bingung "terus hubungannya  kamu minta lakuin itu sama aku apa? Itu dosa kita belum sah gak boleh ngelakuin itu"

Jisung nunduk "aku kecewa gak bisa ikut lomba pekan ini  padahal ini peluang aku buat ikut lomba ke Singapore bulan Mei"

Gue hela nafas dan pegang tangan Jisung "mungkin belum rejeki kamu, kamu masih kelas 11 masih bisa ikut olim yang lain. Jangan gini dong"

Gue coba semangatin Jisung dengan kata kata motivasi.

"dan yang kamu minta tadi itu gak bener, itu bisa rusak masa depan kamu sama aku. Aku gak mau.."

"aku gak akan keluarin di dalem Ca, kamu gak mau bantu aku?! Kamu nurut dong sekali kali! "

Jisung ngebentak gue sambil cengkram bahu gue keras. Gue kaget dan melotot ke Jisung.

"kamu kenapa kasar?" gue berusaha untuk tenang, gak kepancing emosi. Karena kalau kita sama sama emosi masalah gak akan selesai.

"kamu gak pernah ngertiin aku! Aku kan bilang aku gak akan keluarin di dalem jadi kamu gak akan hamil! Aku juga bakal pakai pengaman!"

Gue geleng "itu gak jamin Jisung! Kalau aku hamil emang kamu mau tanggung jawab?!"

Jisung ngangguk cepet dan gue natap dia gak percaya. Kita baru pacaran 3 bulan tapi Jisung udah minta hak diluar pemikiran gue selama ini.

Tatapan Jisung sendu "aku gak bakal kasar aku janji, kamu sayang kan sama aku? Percaya sama aku... "















Dan hari itu gue melepas 'mahkota' yang selama 17 tahun gue jaga. Gue tau ini dosa tapi gue gak bisa lihat orang yang gue sayang kayak gini.




Tbc...

gue pusing revisi cerita :)

Positif ; Park Jisung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang