SATU

14 0 0
                                    

Bab 1

Simulasi, USBK, UNBK,UKK dan kawan-kawanannya telah kulewati dan telah kuraih kelulusan yang memuaskan karena apa yang kuharapkan ternyata terwujud, kesimpulannya hidup tak seburuk yang difikirkan. Itu berlaku jika harapan kita sesuai ekspertasi.

Tadinya aku akan bekerja setelah lulus dari Sekolah kejuruan ini . tapi rezeki berkata lain, aku bisa melanjutkan pendidikanku dibangku perkuliahan. Kalau kata orang "nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan?"

Tapi, aku kurang suka dengan hal itu, aku merasa mereka hanya menjadikan ayat-ayat Quraan tadi sebagai bahan olok-olokan. Agama kan bukan bahan candaan. Jika kalian mengataiku ku sok alim, sok suci, ekstrimis, radikalis, fundamentalis, ke arab-araban dan lain-lain, trimakasih aku sudah kenyang dengan hujatan seperti itu di masa sekolah menengah ini

Semua ini bermulai seperti biasa dengan kisah klise, dimana seorang gadis remaja yang telah hijrah memtuskan untuk mengenakan kerudung syar'I yang dianggap terlalu panjang walau hanya menutup dada atau sepinggagang, ya itu aku. Tak lama, bisikan-bisikan, omongan-omongan, hingga teriak-teriakan yang ditunjukkan kepadaku, setiap harinya menemaniku.

Kalian mungkin kira aku kuat bisa menghadapi itu semua, nyatanya aku lebih sering diam dan menangis karena hal itu. Aku bukanlah seorang yang pendiam, namun aku akan menjadi pendiam disaat keadaan memaksa. Oke lupakan hal yang kurang penting tadi,

Karena sekarang aku telah menggenggam masa depanku di tempat yang baru, tempat dimana aku lahir, dan tempat dimana aku rindukan seperti ismail marzuki yang merindukan kota itu hingga ia membuat lagu untuk kota itu karena rasa rindu dan cintanya pada kota itu

Bisa kalian tebak? Ya! "Halo-Halo Bandung"

Bandung? Yaps! Aku akan kuliah disana,daebak! Betapa senang hatiku! Bahkan saking senangnya, aku sampai susah tidur karena terbayang diriku dan kelurgaku berada disana disambut senyum kelurga besar dan sanak saudara kami disana. Namun, omelan ibu-ku yang mulai menuju kamarku membuatku mencebik dan segera berusaha untuk tidur. Hari esok, tunggulah diriku ya!

Tidak seperti film-film yang ku tonton ketika tiba di kota besar, biasanya kita akan takjub atau minimal berkeliling kesana kemari di kota itu lah. Tapi tidak dengan diriku, keluargaku mungkin iya, tapi karena demam yang menimpaku saat diperjalanan, membuatku mau tak mau harus mendekam dirumah kakek.

Aku hanya bisa mengkerucutkan bibirku membayangkan keluarga kami yang sekarang sedang rekreasi, katanya sih ke water boom. Keluarga-ku sebenarnya tidak tega meninggalkanku sendirian disini, tapi aku meyakinkan mereka semua apalagi ayah, ibu dan saudara-saudariku nanti kan kembali ke kota perantauan. Jadi aku tak tega membiarkan mereka menungguku sembuh dan membuat mereka tak jadi rekreasi di kampung halaman mereka ini.

Bahkan demam ini belum juga sembuh tatkala memasuki waktu pengurusan perkuliahanku. Sampai membuat kedua orangtuaku lah yang sibuk mengurusi semuanya. Hingga saat demamku telah sembuh, aku tinggal berpindah tempat dari rumahku ke asrama yang disediakan di tempatku kuliah nanti, karena lokasi kampus yang jauh dari rumah kakek.

Lambaian, ucapan selamat, doa dan iringan keluarga besar menyertai kepergian kami menuju kampus, senang sekali rasanya melihat ayahku yang kini bisa mengendarai mobil mengantarku menuju kampus

"Enak ya kalo punya mobil kayak kakek. Kalo Ici ulangtahun nanti mau mobil kakek ini aja deh" aku menoleh sambil mengkerutkan kedua alisku

"siapa yang ajarin ici ulang tahun-ulang tahunan?" tanyaku sambil menghadap adik kecil ku yang ada disampngku

" Tuh! A ikal" jawabnya polos sambil menunjuka adik lelaki ku yang asik memainkan game yang kini hanya menyegir layaknya kuda

Dengan kesal ku ambil ponsel miliknya itu lalu kuceramahi keduanya tentang ulang tahun yang merupakan budaya atau kebiasaan yang tidak dibolehkan dalam islam. dan kutekannkan terutama pada adik lelaki ku akan kerugian terlalu sering bermain game atau bermalas-malasan, tentunya dalam kacamata islam, bukan dalam kacamata sekuler yang asas-nya manfaat

Setelah sibuk dengan urusan administrasi dan lain sebagainya, aku dan ibu-ku segera membawa koper dan tasku yang berisi barang dan benda keperluanku di asrama sedangkan ayah juga adik-adikku menunggu di mobil. Di sepanjang tangga asrama yang kami lewati ibu-ku terus memberika wejangannya ingin rasanya tak kubalas ucapannya karena terlalu malas, namun bagaimana-pun harus tetap ku jawab.

"iya, Ambu..Nata ingat.."jawabku sambil menguap dan reflex menutup mulut.

"jam sakieu geus haying hees kebluk pisan, kumaha ngke mun cicing sorangan. "omel ibu ku sambil terus berjalan menuju nomor kamar yang telah diberi tau oleh petugas asrama tadi

"kan aya RoomMate atuh.."

"rumet, rumet..teman kamar mu itu batur alias orang lain, leuheng mun eucreg kalo sama-sama kebluk kumaha?" semangatku semakin ngoyo mendengar omelan ibu-ku yang benar dan masuk akal itu. Lalu kami-pun sampai didepan pintu kamar asrama dan segera mengetuk pintu dan mengucap salam. Namun, karena lama menunggu dan tak ada balasan. Ibu-ku segera membuka pintu kamar tersebut dan masuk kedalamnya. Ternyata penghuninya tidak ada. Lalu dengan santai ibuku menaruh tas-ku di atas salah satu kasur kosong yang sepertinya disediakan untukku.

"Ambu..kok gitu kan belom ada orangnya,, tunggu aja diluar yuk sampai orangnya datang "

"Ambu capek Nata! Nih duit buat keperluan kuliah.." setelah menerima uang dari ibuku dan mendengar wejangannya kembali aku-pun memeluknya dan menangis mengucapkan permohonan maaf atas semua kesalahanku dan mendoakannya beserta ayah dan adik-adikku agar selamat sampai tujuan ketika balik menuju perantauan nanti. Lalu ibuku segera pamit menemui ayah dan adik-adikku yang ada di mobil, sedang aku akan segera menyusul tuk pamit pada keempatnya setelah menemukan hadiah yang telah kusiapkan untuk mereka. Setelah ku dapatkan kembali barang yang kucari, tiba-tiba pintu kamarku terbuka menampilkan sosok seorang gadis dengan pakaian minim dandana acak-acakan rambut pirang, bibir dan hidung yang ditindik dan juga tato disana-sini. Lalu saat dia menyadari keberadaanku ia-pun tersenyum lebar

"oh Hai Room Mate! Welcome to our Room"

Room MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang