TIGA

14 0 0
                                    

Bab3

Kutarik kembali kata-kataku semalam. Setelah menjalani hari pertama di kampus yang menyenangkan dan melelahkan sepulangnya aku memutuskan untuk mandi dan memakai pakaian rumahku(mihnah) dikamar mandi beserta kaos kaki, ciput, dan kerudung dan gamisku karena kamar mandi yang akau gunkan kamr mandi umum untuk mahasisiwi dan aku harus melewati jalanan umum untuk sampai kembali kekamar sambil membawa pakaian kotor yang telak ku kenakan tadi

Setelah sampai dikamar, tanpa memperhatikan keadaan didalam aku langsung masuk kedlam kamar lalu membuka lemariku untuk menatap cermin yang ada dilemari

"Allah.." pekik ku terkaget saat melihat seorang lelaki lewat cermin, dan lelaki itu berada dibelakangku sedang bersandar ditepi ranjangku tepatnya sambil membaca sebuah buku dipangkuannya. Saking kagetnya, tanpa sengaja kujatuhkanpakaian kotorku ke lantai termasuk pakain dalam ku,

Dengan segera ku mengambil pakaian yang berjatuhan tadi sebelum lelaki aneh itu melihat nya, bisa mati karena malu aku.

"eeh..maaf anda siapa ya? Sepertinya salah kamar?"

Dia tak menghiraukanku hanya menatapku sekilas dengan tatatpan dingin lalu kembali membaca buku. Amarahku semakin memuncak

"permisi tuan, bisakah anda pergi dari sini?" dengan menahan kesal sampai bahasaku jadi formal

Lalu gabby-pun datang menghampiri lelaki aneh itu, lalu duduk disebelahnya sambil memakan snack. Dengan kekesalan yang tak dapat ditahan

"Gabby, ngapain cowokmu di kamar asrama cewek?" teriak ku panik

"Hiro bukan cowokku. Hiro, kamu ngomong apa sama Nata?"gabby mengkerutkan alisnya

"aku gak ngomong apa-apa, dia yang nyimpulkan sendiri kok" wajah dinginnya tampak mendengus. Suaranya berat dan logatnya kental ke-asing asingan. Kuperhatikan sebentar penampilannya, yang rapih dan tak berantakan seperti gabby, namun pakainnya yang bernuansa hitam ditambah jaket kulitnya yang kelam membuat auranya Nampak seperti bad boy dan jangan lupakan rambutnya yang coklat gelap alami ditambah kulit putih dan wajah yang ke-bule bulean juga tampan bisa kusimpulakan dia blasteran

"oke terserah kalo gitu, kamu bisa suruh cowok ini pergi kan? Sebelum aku panggil petugas asrama" ancamku

"panggil aja, kalau masih punya malu" jawab lelaki sialan itu

Sebelum aku membalas perkataanya, Gabby suadah terlebih dahulu menyikut lelaki sialan yang mengataiku itu.

"maaf nata, kami lagi ngerjain tugas kelompok disini" jawab Gabby berusaha mendapat pengertian dariku sedangkan keningku semakin mengkerut dan berfikir kerja kelompok macam apa yang hanya melibatkan dua orang.

namun, tiba-tiba seorang Lelaki dengan rambut yang di pirang putih semua dan seorang gadis berambut blonde yang kufikir itu pirang sendiri juga karena kontras denganwarna kulitnya yang eksotis kecoklatan dan wajah indonesianya masuk kedalam kamar tanpa embel-embel izin sambil membawa laptop, buku, cemilan dan beberapa kantung kresek yang entahlah berisi apa

"oh ada ukhty baru disini, hallo ukhty" sapa lelaki berambut pirang putih itu dengan gaya mengejek yang kentara tentunya. Sedangkan si blonde tampak menatapku dari atas sampai bawah dengan tatapan merendahkan. Aku terlalu malas untuk menghiraukan mereka jadi kuputuskan untuk pergi keluar dari kamar dan menuju kamar tehEpi

Di kamar tehEpi aku menceritakan semuanya padanya dan teman-temannya yang merupakn seniorku yang sudah ku kenal dan juga merupakan team Niqab kampus squat bersama tehEpi. Dan kupertanyakan pula kenapa para lelaki boleh masuk kedalam asrama meskipun dengan alas an kerja kelompok padahalkan bisa jadi itu alasan saja padahal di Bandung kan banyak kafe atau tempat nongkrong .

"ya gitu deh, Para pengurus asrama nya kan belum ngaji jadi belum faham sistem pergaulan dalam silam itu kayak apa, ditambah mereka juga agak acuh memang"

"iya dek, yang sabar ya, kalo mereka lagi kumpul-kumpul gitu lagi kamu kesini aja. Gak apa-apa kok. Pintu kami terbuka lebar buat kamu" ucap salah satu senior ku menimpali

Karena malam semakin larut, kufikir mereka telah selesai mengerjakan tugas kelompok. Teryata benar mereka telah selesai mengerjakan tugas karena kudapati kamar yang hening tanpa suara sedikitpun dan pintunya pu tak terkunci. Sosok gabby-pun tak ada didalam, namun kutemukan catatan kecil yang menempel di atas kasurku yang berbunyi bahwa Gabby pergi berpesta di rumah temannya membuatku menghela nafas

Namun sebuah catatn kecil tertempel dibuku "Beyond the inspiration" yang baru saja ku beli membuatku mengernyit "Buku yang bagus, esok bakal ku pinjam lagi, thnx"

Arogan sekali yang menulis catatan ini, padahal aku belum meng-izinkannya meminjam buku ini, suadah mengklaim akan meminjam buku ini lagi esok. Siapa dia gerangan?!

Room MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang