DUA

12 0 0
                                    

Bab2

"Celaka" gumamku dalam hati, mendapati teman sekamar sepertinya. Tak pernah terfikir dan tak sedikitpun kubayangkan!

"Nata. Ayo cepet! Urang erek balik yeh.."suara ibu ku didepan pintu menambah keterkejutanku dua kali lipat, terutama saat ibuku telah sampai di depan kami dan menyadari keberdaan teman sekamarku ini.

"hallo tante, saya gabby" sapanya dengan sopan dan terlihat sok supel, sedangkan ibu-ku hanya mematung dengan ekspresi terkejut. Aku-punsegera menghampiri Ibu-ku dan menariknya menuju tangga bawah menuju mobil kakeku

"hayu atuh Ambu kita kahandap" ucapku sambil tersenyum kikuk pada Gabby, teman sekamarku! Tidaaaaak

Seperti biasa, ibu-ku kembali mengomel kembali sampai kami tiba didepan mobil, membuat ayahku heran, apalagi kedua adikku.

"Kunaon atuh Mbu?" Tanya Ayahku

"ituh teman sekamarnya Nata, awewe teu eucreg(cewek gak bener) masa dia tatoan, pirang ditindik di irung (di hidung) jiga sapi(kayak sapi)"

"ih ambu ulah kitu(jangan gitu)" kataku

Dan setelah itu, berakhirlah kami bertiga termasuk Ayahku yang membawa kami ke bagian pengurusan asrama meminta mereka untuk mencarikan ku kamar yang penguninya lebih baik. Namun, nihil hanyaa kamr itu yang kosong

"namanya asrama, bukan hotel yang bisa chek-in pilih-pilih" ucapku kesal

Sedang ibu-ku Nampak menahakn kekesalannya, dan menyuruhku untuk pindah asrama. Namun ketika namaku dipanggil oleh orang yang ku kenal suaranya membuat kami semua lantas menoleh kesumber suara itu

"Eh? TehEpi ?"

Ternyata dia TehEpi salah satu sanak saudara kami alias keponakan Ayahku, yang juga ternyata seniorku di kampus ini. Jangan lupakan ocehan ibuku perihal teman seamarku tadi, tapi aku ngotot tetap ingin tinggal di asrama ini karena jaraknya yang dekat sekali dengan kampus dan kudapati disini lumayan lebih banyak ukhty-ughtea yang juga tinggal disini salah satunya adalah TehEpi ini, membuatku bisa belajar banyak dari mereka dengan mudah

Akhirnya Ayahku memutuskan bahwa aku akan tetap tinggal diasrama ini dan di kamar itu karena ada TehEpi yang bisa menjaga sekaligus memantauku terutama karena Ayahku yang mempercayai ku yang bisa menjaga pergaulan.

Aku tersenyum bangga mendengar penuturan ayahku, sedang Ibu-ku hanya manut saja akhirnya apalagi ditambah penjelasan tehEpi yang katanya akan membantuku disini. Setelah kembali berpamitan dengan keluargaku.

. Kini pilihan baru muncul lagi, memaksa untuk dipilih atas dasar konsekuensi yang telah kupilih karena sekamar dengannya."meWARNA-i" atau "terWARNA-i"

Aku melanjutkan perbincanganku dengan tehEpi . Lalu setelah hari mulai sore aku kembali ke kamarku diantar oleh tehEpi sampai didepan kamar, kulihat dia berbaring santai sambil menonton tv

"Aku bikin ibumu khawatir sama kamu ya?" tanyanya dengan menahan tawa

"Ibu ku memang protektif, tapi aku rasa itu wajar itu artinya dia peduli sama aku"jawabku sambil tersenyu membayangkan ibuku

"ya gitu deh..btw nama mu?" tanyanya sambil menyodorkan snacknya padaku setelah aku duduk ikut menonton televise juga sambil memandangi sekeliling kamar yang akan ku dekorasi di wilayaku nanti. Setidaknya di kamar ini tidak ada benda atau bau-bauan aneh

"Akire Renata, panggil aja aku nata" jawabku

"Oh.."setelah itu kami-pun berbincang banyak hal, mulai dari jurusan yang aku ambil dan ternyata dia seniorku di kampus. Dan saat mengobrol dengannya dia tak seburuk yang ibu-ku fikirkan.

Room MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang