PART 23: Go

179 34 5
                                    

Sekarang adalah waktunya. Waktu yang selalu buat Soobin murung. Padahal ini maunya, ini keputusannya dan ia tak menentang apapun.
Hatinya mendadak kosong kala siluet wajah Junha iringi kepergian dan selimuti kegelisahan. Yeonjun disampingnya, tunggu Sang Adik yang akan mengejar satu mimpi di negeri orang dengan berbagai cara.

Jadwal pemberangkatan itu masih lima belas menit lagi. Lebih tepatnya Sekarang pukul delapan lewat empat puluh lima menit dan Soobin terbang pukul sembilan pagi.

"Soobin, belajarlah dengan baik disana"

Soobin tersenyum getir sebagai respon dari Yeonjun.
Nyatanya ia hampa, ruang di sudut hatinya seakan kosong melompong tak tersentuh dan tak terisi udara. Sisi dalam relungnya terluka, mengingat sang dara yang akan berada jauh darinya.

Ia butuh seseorang yang dipercaya menjaga jelitanya. Orang yang ia yakini tak akan berkhianat mana kala Soobin tak bisa berada disamping Junha. Tapi siapa? Adakah?

"Aku akan belajar dengan baik, Hyung. Tapi, aku khawatir tentang wanitaku. Apa ia bisa menungguku sampai gelar sarjana menyertai namaku?"

Yeonjun lagi-lagi merasa bodoh untuk hal ini. Hatinya mencelos kala Soobin—Adiknya— berbicara tentang Junha dengan sebutan 'Wanitaku'. Ia pura-pura tidak tahu kendati seluruh kenyataan sudah jelas berada di netranya tempo lalu.

"Kau tidak perlu khawatir. Wanitamu pasti menunggu kau pulang, dia akan menjadi wanita paling beruntung karena memilikimu, Adikku"

Tak butuh banyak rangkai kata untuk buat Soobin tersenyum. Karena pada hakikatnya, dapat sebuah semangat dari orang yang Soobin sayangi saja ia telah mampu bangkit. Ia bukan orang tang mudah murung kendati kepahitan menyelimuti, ia mudah melupakan masalah tapi akan ia ingat lagi ketika tubuhnya lelah.

Soobin berfikir bahwa memang Yeonjun adalah anugerah Tuhan yang diturunkan untuknya. Seorang Kakak—walau tidak lahir dari rahim yang sama— yang mengertinya dalam kondisi seburuk apapun. Ia percaya Yeonjun, dan akan selamanya begitu.

Perihal kepercayaan, Soobin jadi punya ide...

"Hyung maaf sebelumnya. Apa kau keberatan jika--"

"Jika?"

Soobin menimbang dan gemetar ketika menatap netra Yeonjun. Apa keputusannya benar? Walaupun resiko yang ia ambil akan sangat tak terduga. Resiko tumbuhnya satu perasaan yang Soobin tak mampu bayangkan dalam benaknya.
Tapi, tak ada cara lain. Ia harus lakukan ini

"Jika, A-aku titipkan Wanitaku padamu. Apa Hyung bisa menjaganya?"

Damn!
Hati Yeonjun berdenyut nyeri, Seluruh tubuhnya seakan lunglai tak bertulang pun tanpa daya. Jantungnya memompa darah lebih cepat seiring ucapan Soobin yang berputar putar dibenaknya. Maksudnya? Ia titipkan Junha? Pada Yeonjun?

Namun alih-alih kaget, Sisi lain di dirinya muncul. Seakan ada jutaan kupu kupu di dalam perutnya, menggelitiki dan membuatnya terbang begitu saja. Entahlah, Yeonjun tahu ini salah. Tapi, Pikirannya mengaju pada sebuah kesempatan.

"A-apa maksudmu Soobin? Kau? Astaga. Aku tidak percaya ini. Kau titipkan dia padaku?" Shok yang berdusta

Soobin mengangguk lemah.

Yeonjun bukan hanya sekedar kakak baginya. Ia menyayangi Yeonjun dengan amat sangat seperti ia menyayangi ibunya, ia hormati Yeonjun seperti Soobin hormat pada guru-nya. Ia tahu perasaan Yeonjun pada Junha, tapi ia percaya bahwa Yeonjun tidak akan mengkhianati nya. Tidak akan pernah!

"Ya. Aku hanya tidak tahu cara bagaimana menjaganya dari Jauh, sedang menjaga diriku saja masih terlihat remang. Aku hanya memilikimu Hyung, dan aku juga tahu bahwa kau juga salah satu sahabat Yang ia punya setelah aku menjadi kekasihnya"

MY SWEETHEART ID[✓] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang