Keluarga bahagia itu tampak sedang makan malam dan sesekali tertawa mendengar ocehan yang keluar dari anak kecil berumur 3 tahun, tidak ada satupun keluarga yang tidak tertawa karnanya. Seluruh anggota keluarga sangat senang dengan kehadiran anak itu.
Tok.. Tok.. Tok..!!!
Hingga ketukan pintu masuk mansion itu terdengar dengan suara yang sangat bising, menandakan ada seseorang yang ingin bertamu.
Kepala dari keluarga kecil itu berjalan ke arah pintu mansion, mengecek siapa yang akan bertamu malam ini. Dengan perasaan campur aduk tangan pria tinggi itu membuka knok pintu.
Ada sekitar 5 orang menggunakan pakaian serba hitam menodong pistol di kepala si pembuka pintu. "A..Apa yang akan kalian lakukan? Ambil saja hartaku, jangan ambil nyawaku dan anak² ku!" ucap si kepala keluarga dengan keringat membanjiri pelepisnya.
"kami tidak menginginkan hartamu, yang kami inginkan hanyalah kematian dari anggota keluargamu dan, dirimu! Mati saja! Tidak usah hidup! Kamu hanya pembawa sial bagi kami!" ucap salah satu pria berjubah hitam dengan seringaian tajam di bibirnya.
"ku mohon! Tolong jangan bunuh keluargaku! Ambil saja seluruh harta benda yang ku punya, asal kalian melepaskan ku dan keluargaku, kumohon!" ucap si kepala keluarga.
"Pa!!! Siapa tamunya???" tanya seorang wanita yang menjadi istri si kepala keluarga. Sambil menghampiri sang suami yang ternyata sedang di sandra. "Astaghfirullah!" ucap sang istri sambil berlari ke arah anak²nya.
"Kak, mama minta tolong sama kamu, bawa adik² kamu ketempat yang aman buat bersembunyi. Maafkan papa dan mama ya sayang! Jangan keluar sampai waktunya kamu keluar jangan berisik atau mengeluarkan suara yang besar ya kak, mama sayang kalian semua..." ucap sang mama sambil memeluk ketiga anak nya, menahan nangis yang tak kunjung berhenti turun dengan deras.
"Ma, mama mau kemana? Jangan tinggalin kami ma, kami tidak mau di tinggalkan kalian!" ucap anak perempuan mereka yang satu²nya.
"Kak, ingat pesan mama. Jaga adik² kamu dengan baik, segeralah pulang ke rumah oma ketika kamu menemukan polisi atau orang baik ya nak." ucap sang mama sambil mencium kening satu per satu anaknya.
"baik ma.." ucap sang kakak sambil menahan tangis yang akan segera turunndegan deras.
Dengan hati² sang kakak dengan kedua adiknya menaiki tangga dengan sangat hati² agar tidak ketahuan. Mereka semua bersembunyi di dalam lemari kedua orang tuanya yang cukup besar untuk 3 orang. Sambil membekap mulut kedua adiknya sang kakak dapat mendengar suara tembak yang begitu terdengar sadis di kupingnya.
• • •
"Astaghfirullah papa! Jangan tinggalkan aku pa! Bangun!" teriak sang istri tanpa menyadari ada lima orang berjubah hitam di belakangnya yang ingin menembak kepalanya.
DOR!!! DOR!!! DOR!!!
Suara tembakan terdengar sangat jelas. Hujan turun dengan derasnya, seolah tau kejadian mengenaskan itu sedang terjadi.
Lima pria berjubah hitam itu menelusuri isi rumah itu mengecek apakah masih ada anggota keluarga yang masih tersisa Atau tidak.
"hey sayang, keluarlah. Jangan bersembunyi.." ucap sang pria berjubah hitam dengan nada seramnya.
Sang kakak menggigit kencang bibir bawahnya sambil menyekap kedua mulut adiknya. Suara derap kaki itu memasuki kamar kedua orang tuanya. Keringat membasahi wajah ketiga anak kecil itu, merapalkan doa agar tuhan menyelamatkan mereka dari para penjahat itu.
Setelah 4 jam di dalam lemari, mereka tidak mendengarkan lagi suara dari manapun. Akhirnya mereka keluar dengan perasaan takut, sang kakak menelepon polisi untuk segera datang kerumahnya.
"Halo, selamat malam. Ada yang bisa kami bantu dari pihak kepolisian?" ucap seorang perempuan polisi itu.
Sang kakak menjelaskan semua kejadian yang menimpa keluarganya 4 jam yang lalu. Sang adik berjalan dengan pelan ke arah pintu untuk mengunci pintu kamar orang tua mereka.
"Baiklah, kami segera ketempat alamat yang kamu kasih. Terima kasih atas bantuannya." ucap sang polisi sambil menutup kembali telfonnya.
Sang kakak dan kedua adiknya terduduk di bawah samping kasur kedua orang tuanya. Sang kakak memeluk kedua adiknya dengan erat, menyalurkan kehangatan di tubuh mereka masing².
"Bang Lingga, papa mama kenapa? Tadi aku dengar suara tembak yang begitu menakutkan bang." ucap sang adik kedua dengan polosnya.
"Mama sama papa baik² aja, kalian disini dulu bersama abang ya." ucap sang kakak menenangkan.
"Abang, mama sama papa dimana? Alin takut..." ucap sang adik terakhir sambil menangis di pelukan abangnya.
"Papa sama mama baik² aja, diatas sana. Alin yang pinter ya, biar papa sama mama bangga sama kita semua.. Oke?" ucap sang kakak sambil mengecup kepala Alin.
Suara mobil polisi terdengar sangat jelas di telinga mereka. Beberapa petugas polisi langsung masuk dan menemukan dua mayat sedang berpelukan. Mungkin keduanya tertembak, tebak salah satu polisi.
Mereka menyusuri isi rumah namun, para penjahat itu sudah tidak ada. Sudah pergi. Sang polisi menghampiri kamar utama, menemukan ketiga anak itu sedang berpelukan dan menangis sekencang mungkin.
"Astaghfirullah, mimpi lagi.." ucap seorang gadis yang terbangun dari tidurnya yang damai itu. Sambil mengelap peluh yang ada di pelepisnya, ia turun dari kasur. Kemudian jalan kekamar kakak tertuanya, Lingga.
"Abang, Alin mimpi kejadian itu lagi.." Ucap sang gadis sambil memeluk tubuh abangnya yang berbentuk propesional itu.
"Nnghhh.. Alin.." sang abang menggeliat ketika adiknya memeluk dirinya, menengok sang adik sedang ketakutan ia segera membawa adiknya kedekapan nya.
"Shh.. Abang ada disini, Alin jangan takut. Alin mau apa hm? Biar abang turutin kemauan Alin.." ucap sang abang sambil mengelus surai adiknya.
"Alin mau eskrim vanilla, bang." ucap sang adik sambil mendangak melihat wajah tampan kakaknya.
"tapi ini udah malam alin, kamu nanti sakit." ucap Lingga dengan nada khawatir. "Besok aja ya sayang?" tawar abangnya halus.
"Yaudah, tapi Alin mau tidur disini sama abang, boleh nggak?" Tanya sang adik dengan wajah memelas.
"Boleh dong sayang, tidur aja disini. Gapapa, besok kamu sekolah. Istirahat yang bener ya." ucap Lingga sambil mengelus kepala adiknya.
"Abang mah enak udah nggak sekolah, Alin capek tau bang, ada tugas terus tiap hari. Pusing jadinya bang." ucap sang adik sambil memegang kepalanya, seolah kepalandia memang pusing.
"Kan ada Abang Lingga, sama Abang Fathur. Kamu bisa minta tolong sayang.." ucap Lingga.
"Abang kan, sibuk sama urusan kantor.. Terus, bang Fathur juga sibuk Skripsinya. Masa Alin mau nyusahin kalian lagi sih? Alin gamau nyusahin kalian semua abang." Ucap Alin dengan senyum manisnya.
"Udah gapapa. Sekarang Alin tidur ya sayang." pinta Lingga sambil menepuk² punggung sang adik agar cepat tidur. Tidak lama, Alin pun tertidur kembali.
HELLO GAIS! SEMOGA WORKS AKU YANG KALI INI BERHASILLL:(( 1001 WORDS LOH GUYS, JANGAN LUPA VOMET YA! TINGGALIN JEJAK KALIAN SEMUAA!! ❤❤