>>>×××<<<
Setelah mendapat pesan tersebut, Re segera menghabiskan minumannya. Re terlalu terburu-buru, sehingga saat berjalan keluar kakinya terpentok meja. Tepatnya meja yang ditempati oleh Uta.
"Aw!"
Uta menatap Re dengan tatapan seolah-olah mengatakan, 'rusuh banget sih.'
"Ehehe, punten mas." Setelah itu Re segera berjalan keluar Cafe, melupakan rasa sakit di kakinya, terutama rasa malunya.
>>>×××<<<
Re sudah sampai rumah nya beberapa menit yang lalu, hanya saja ia memilih tetap berdiri di trotoar depan rumah Kino. Ia menatap ke arah gerbang rumahnya yang terbuka, menampakkan Bang Eno dan seorang wanita paruh baya yang sedang berdebat.
'Tante joker dateng ternyata'
Ketika wanita itu hendak pergi, Re segera berpura-pura membuka gerbang rumah Kino. Ketika ia mendengar mobil wanita itu sudah menjauh, Re segera berjalan ke rumahnya.
"Sialan, si joker udah balik baru dateng lo." omel Eno.
"Gue udah dateng ko daritadi, di depan tuh. Nonton drama gratis." ucap Re tanpa berdosa sembari menunjuk rumah Kino.
Eno hanya mendengus sebal dan masuk ke dalam rumah, Re mengikutinya dari belakang. "Kenapa lagi dia bang?"
"Biasa lah, halu." jawab Eno malas sambil membaringkan dirinya di sofa.
"Obatnya abis kali." lanjutnya."Emang kalo orang sakit 'itu' harus minum obat ya?" tanya Re.
"Nanti makin halu dia."
Re hanya mengangguk-angguk.
"Abis darimana lo? Si Kino udah balik daritadi padahal."
"Biasaaa, aus."
Eno mendesis, "Gegayaan lo, aus aja ke Cafe."
"Sirik aja kaum missqueen."
"Kalo gue miskin lo lebih miskin."
"Oh iya,"
Setelah itu Eno mengusir Re, dan Re naik ke kamarnya. Re langsung merebahkan dirinya di kasur. Seketika ia mengingat kejadian di Cafe.
"Anjir... Malu banget," gumam Re sambil menutup wajahnya. "Tiramisu gue masih ada setengah lagi." lanjutnya. Sebenarnya tidak ada gunanya Re pulang, ia bahkan tidak membantu Eno menghadapi sang tante joker.
Re meraba saku rok nya, dan ia baru menyadari handphone nya tidak ada. Re langsung membongkar ranselnya, tetap saja handphonenya tidak ditemukan. Seingatnya handphone itu ia taruh di saku rok nya.
"BANG ENOOOO!" teriak Re. Ia bergegas berlari ke bawah dan menghampiri Eno.
"BANG LIAT HP GUE GA?!" teriaknya lagi, padahal jaraknya dan Eno cukup dekat.
"YA GATAU LAH," balas Eno sewot.
"BANG HP GUEEE(╥﹏╥)"
"Coba inget inget taro dimana," tanya Eno sambil mengelus-elus punggung Re. "Jangan nangis buset dah."
"Gue taro di saku rok bangg, tapi ga adaaa.." rengek Re.
"Jatoh kali," ucap Eno santai.
Re terdiam, kemudian ia berlari keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chesgy Cafe
Novela JuvenilIni bukan hanya tentang pertemuan, tetapi juga enigma yang muncul di dalamnya. Manis pahit nya yang mau tak mau harus diterima. | Chesgy Cafe |