four

1.1K 96 12
                                    





Yuta menyadari bahwa dirinya bengong cukup lama hingga dia merasakan seseorang melompat ke pelukannya dan membuat tubuhnya hampir terjengkang kebelakang.

"Yuta!!!"

Yuta dapat merasakan Haechan memeluknya dengan erat. Sebagian dalam diri Yuta runtuh begitu dia turut menempatkan tangannya dibalik punggung anak manis tersebut.

"Sore, Haechan. Bagaimana harimu?" Yuta mengusap rambut belakang Haechan yang mulai memanjang serta merta membuat anak itu menelusupkan sebagian wajahnya ke ceruk leher Yuta yang tertutup rapat oleh sweater berkerah tinggi.

Haechan menarik wajahnya mundur. Wajah anak itu berseri sekaligus merengut ketika dia mengatakan, "baik. Tapi Haechan sedih karena Yuta nggak datang waktu ayah memanggang barbekyu di malam tahun baru."

Yuta menggumamkan kata maaf sebelum membiarkan si kecil mengambil alih lagi badannya untuk dipeluk. Untuk beberapa saat, Yuta menyadari bahwa mereka jadi tontonan seantero warga sekolah Haechan hingga Johnny menarik mundur puteranya dengan terpaksa.

"No, aku masih kangen Yuta!" Haechan menolak tangan ayahnya sambil merengek.

Yuta melihat Johnny tersenyum meminta maaf kearahnya sebelum dengan cepat menggenggam tangan Haechan agar tidak berlari menerjang Yuta dengan sembarangan lagi.





"Sore Johnny," sapa Yuta dengan senyum penuh makna ketika dia lihat pria itu terus menatapi wajahnya tanpa berkedip. Yuta berdiri dari posisi jongkoknya kemudian tersenyum manis kepada keduanya.

Johnny gelagapan, tangannya yang memegang erat pergelangan anaknya lolos ketika dia menggaruk belakang lehernya dengan kikuk. "Sore." Gumam Johnny, cukup kewalahan dengan senyum lebar Yuta didepannya.

"Jadi...." kalimat Johnny menggantung.

Yuta dapat melihat bahwa mata pria itu penuh dengan kata maaf dan Yuta menyadari bahwa hatinya mencelos karenanya.


"Aku baik" tukas Yuta cepat begitu Johnny kelihatan hendak meminta maaf atas kejadian lusa yang lalu. Ketika Taeyong menangkap basah keduanya sedang bermalam tahun baru bersama di hangang.

Yuta menarik sudut bibirnya dengan kaku sembari tangannya memegang satu lengan lainnya.







Nampaknya, Johnny mengetahui kebohongannya karena laki-laki itu mengernyit kepadanya. Tentunya kepada senyum kakunya, serta pakaiannya yang serba tertutup hari ini. Tapi pria itu memilih menggelengkan kepalanya, mengusir pendapatnya kemudian berkata dengan senyum,

"aku selalu disini jika kamu butuh seseorang."

Yuta mengangguk dengan cepat. Dadanya sakit atas kepedulian Johnny.





Niat Yuta sore ini adalah melihat Haechan di sekolahnya. Dia pikir Johnny tidak akan dapat menjemput anak itu seperti biasanya karena selama seminggu ini Yuta lah orang pertama yang datang dan menjemput Haechan, jadi Yuta tidak dapat mengelak untuk tidak datang kemari sehabis urusannya di kantor usai. Tapi, dia bertemu dengan Johnny.

Jadi Johnny pasti berpikir yang sebaliknya.

"oke, jadi....." Johnny menatap Yuta dengan penasaran sebelum melanjutkan kalimatnya.

Tapi kemudian mereka mendengar Haechan berteriak, "ayah cepetan ngomong dong! Nanti Yuta keburu pergi!"

Yuta menatap keduanya penuh tanya, tapi dia tidak dapat menahan senyumnya begitu Haechan mengatakan itu. Haechan bukan anak yang rewel jadi ketika dia meminta sesuatu dengan cara seperti ini, itu pasti merupakan sesuatu yang penting baginya.

Johnny tertawa dengan kikuk, laki-laki itu menggandeng lagi tangan anaknya karena merasa puteranya itu terlalu berisik. Johnny sedang menyusun kata. Dia sedang berusaha....








"Ayah payah deh!"

Haechan lari dari pegangan ayahnya. Anak itu menubruk kaki Yuta dan bergelayutan di pinggangnya.

"Yuta mau makan malam dengan kami??" Kata anak itu dengan bahagia.

Johnny hendak menarik Haechan kembali tetapi Yuta mengisyaratkan laki-laki itu untuk diam. Yuta memegang tangan Haechan di pinggangnya.

"Haechan mau makan malam bareng hyung?" Tanya Yuta dengan gemas.

Haechan melempar kepalanya kebelakang, kepada ayahnya kemudian merengek, "pengganti malam tahun baru yang tertunda. Ayah memang payah, ayah nggak berani ngajak Yuta dinner."

Mata Johnny membelalak atas protesan puteranya. Tapi Yuta tidak dapat menahan dirinya untuk menertawakan Johnny karena hal itu sangat lucu.

Johnny menyusun ribuan kata untuk mengatakan bahwa bukan itu maksudnya. Bahwa, mungkin Yuta kelaparan, sekarang menunjukkan pukul empat sore, kalau saja-

Ah! Apasih?!

Johnny mengutuk dirinya sendiri atas kebodohannya memberi tahu Haechan bila dia ingin mengajak Yuta makan malam.

Dinner! Why-

Maksud Johnny adalah, dia perlu mengecek dan memastikan keadaan Yuta setelah dirinya dengan mata kepalanya sendiri melihat laki-laki itu diseret oleh seseorang yang cukup kasar yang mengaku sebagai tunangannya.

Johnny hanya merasa bertanggung jawab soal itu karena dirinyalah yang mengajak Yuta hangout malam tahun baru lusa lalu tanpa bertanya apakah Yuta punya seseorang yang menunggunya dirumah.

And then, Johnny sekarang tahu kalau Yuta telah memiliki seseorang.

Seharusnya Johnny bahagia karena dengan begitu seluruh pertanyaan yang pernah dia kumpulkan supaya dia berani menanyai Yuta apakah dia punya seseorang atau belum tidak diperlukan sama sekali. Tapi daripada kerepotan soal itu, Johnny merasa agak kecewa setelah mengetahuinya.

Johnny terpaksa membuang jauh-jauh seluruh pikirannya ketika dia amati Yuta bingung untuk mengatakan sesuatu.

Tentu saja.

Semalam pasti musibah telah datang kepada Yuta melalui laki-laki kasar tunangannya tersebut.

"Kalau kamu sibuk atau merasa ini terlalu mendadak, aku nggak akan memaksa kamu untuk ikut-"

"Sebenarnya aku nggak begitu sibuk." Tukas Yuta cepat, takut melenyapkan kesempatan yang ditawarkan.





Yuta melihat kedua pasang mata didepannya begitu berbinar dalam sekejap. Sudut mulut Yuta berkedut menahan senyum. Kedua orang didepannya ini selalu dapat menyentuh dirinya dengan hal-hal kecil yang sederhana.

Kesederhanaan itu sangan cantik dan memikat Yuta. Dan Yuta tidak bisa menghakimi dirinya atas kecintaannya melihat keluarga ini bahagia.

Apakah Yuta terlalu berlebihan?





"Oke jadi kamu berkenan buat ikut?" Johnny setelah menahan-nahan dirinya sendiri, akhirnya berani dengan tegak berjalan kedepan Yuta dengan Haechan di genggaman tangannya.

Johnny melihat raut kaku di wajah Yuta yang cukup menggemaskan. Tapi Yuta tetap mengangguk.

Memastikan dirinya sekali lagi, Johnny berkata "malam ini?"


Yuta menegakkan punggung leher dan tersenyum kuat, "malam ini." Tukasnya tegas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

happierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang