i. ouchie

9 2 0
                                    

"Vic."

"Hm?"

"Tuh."

"Apa?"

"Pacar lo dari tadi di depan pintu kelas, creepy su dari tadi melototin lo. Gak berasa apa?"

Vicelia Rei, perempuan balesteran itu menoleh kearah pintu dan mendapati pacarnya yang berdiri menjulang tinggi dengan tatapan tajam kearahnya.

Vic -nama panggilan nya mengernyit bingung.

Jika pacaranya itu, si Wang Lucas sudah memberikan tatapan macam itu tanda nya ia melupakan sesuatu yang penting.

Tunggu sebentar...

Memang apa yang ia lupakan?

Vic pun akhirnya berdiri. Membenarkan letak jaket biru dongker nya dan tas hitam dengan banyak sticker yang menghiasu tas nya.

Vic pun berjalan kearah Lucas lalu menelengkan kepalanya.

"Kenapa, gak latihan hari ini?"

"..."

Vic menghela nafas ia lalu menarik Lucas ke arah parkiran sekolah dan Lucas tanpa protes mengikuti Vic.

"Kenapa sih Cas?"

"..."

Lagi-lagi Vic tidak mendapati jawaban. Di pertangahan jalan kearah parkiran sekolah, Lucas mendorong Vic kearah sebuah dinding di sebuah lorong yang sudah sepi -mengingat jam pulang sudah dari tadi.

Tangan Lucas berada di samping wajah Vic dan wajah nya nampak garang.

Tapi wajah Vic tetap tak berubah. Datar dan tidak tertarik.

"What now?"

"What now? Don't 'what now' me, baby girl. Don't you remember what day is it?"

Vic mengernyitkan dahinya, bingung. "Rabu."

"Terus?"

".. kamu latihan?"

"And..?"

"Dan...."

Lalu Vic teringat. Ia menelan ludah dengan susah payah, lalu ia menatap kearah Lucas dengan tatapan takut.

Dengan senyum tanpa dosa, Vic memeluk Lucas. Berharap menenangkan Lucas.

"I'm so so sorry.. Luc. I forgot that its our time to go to library, ouchie."

Lucas menghela nafas ia lalu membalas pelukan Vic.

"You're so.. troublesome, y'know?"

"I know but you love me."

Lucas tertawa ia lalu melepaskan pelukan nya pada Vic dan mengelus pelan kepala Vic dengan kesal.

"Yaudah ayo pulang."

Vic menelengkan kepalanya. "Kita masih bisa ke perpustakaan di deket rumah kamu loh."

"Gak ah, udah sore juga. Kamu gak boleh pulang malem kan?"

Vic mengangguk pelan.

Ia pun mengikuti Lucas.

"Oh iya, Cas. Hari ini gak latihan?"

"Enggak."

"Libur atau meliburkan diri?"

Lucas menyeringai lalu merangkul Vic. "Both," kekeh nya saat mendapati sikutan pelan dari Vic.

"Kebiasaan. Mentang-mentang udah jago gitu?"

"Mungkin.."

"Luc!"

Lucas tertawa pelan. "Kamu tahu gak sih kalau kamu selalu manggil aku Luc kalau serius dan kalau marah bakal manggil nama panjang aku."

"Iya makanya jangan bercanda mulu, heran."

"Iya-iya my lil sunflower."

Vic menyipitkan matanya pada Lucas yang tersenyum lebar.

Dengan kesal Vic menyikut Lucas membuat sang empu mengaduh kesakitan.

Asal kalian tahu saja, Vic sangat jago bela jadi jika Vic serius maka setiap gerakan yang ia tujukan untuk melukai rasanya akan snagat sakit.

Dan, Lucas saat ini sedang merasakan itu.

"Ouchie Vic! Come on, I'm just kidding."

"Yeah simpan itu untuk nanti Cas."

Kedua pasang kekasih itu pun berjalan berdampingan menuju kearah parkiran dengan canda dan tawa dan sedikit argumen tidak penting seperti negara mana yang selanjutnya mungkin akan memiliki bom nuklir atau obat untuk bakteri.

***

THANTOPHOBIA | 𝐥𝐮𝐜𝐚𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang