03. 방문 [Visit]

4.4K 612 43
                                    

Terhitung sudah dua hari ini Sohyun bekerja begitu keras hanya demi menghasilkan uang seratus juta won yang jelas-jelas takkan ia dapatkan dalam waktu singkat, sesekali umpatan keluar dari bibir pink alami wanita muda itu. Sohyun kesal bukan main saat tahu kejadian sebenarnya, wanita muda itu sudah mendengar penjelasan dari Kai. Awalnya Sohyun tidak percaya, tapi setelah mereka menemui dua teman Kai. Barulah Sohyun percaya, wanita muda itu bahkan menanggapi penjelasan para anak remaja dengan kepalan tangan yang mengerat.

"Noona, sudah aku bilang kan. Aku tidak salah, yang salah itu mereka. Siapa suruh membully anak gadis orang, yasudah aku, Soobin, dan Yeonjun akhirnya mengambil keputusan untuk merusak mobil mereka. Tapi tidak tahunya mereka malah meminta ganti rugi."

Lagi dan lagi, pernyataan Kai dua hari lalu mengiang di rungu wanita muda itu. Membuatnya mengusak surai frustrasi, Sohyun bisa saja mendapatkan uang lebih dari seratus juta won hanya dalam waktu semalam. Namun, caranya akan salah. Pun dia tak ingin menjadi wanita bodoh karena menjual harga dirinya, daripada seperti itu lebih baik langsung menikah saja dengan Park Jimin sialan itu. Maka semua akan berakhir.

Ngomong-ngomong soal pernikahan, Sohyun jadi ingat pertemuannya dengan Seolhee. Mereka juga sempat bertukar nomor ponsel, itu atas permintaan Seolhee. Wanita Kang itu mengatakan dia akan siap menerima panggilan dari Sohyun kapan saja, dia juga akan menunggu hingga Sohyun menyetujui kerja sama yang ia ajukan. Cukup menggiurkan, bayangkan saja bagaimana Sohyun bisa menjadi seorang miliarder hanya dengan menyetujui kersama tersebut, tapi kembali lagi pada dirinya. Sohyun masih cukup waras, apalagi setelah menikah dia akan berhubungan dengan laki-laki. Lalu setelah itu dia akan mengandung selama sembilan bulan, Ya Tuhan. Rasanya Sohyun belum sanggup untuk melakukannya.

Sohyun menggeleng, sudah cukup pikirannya berkelana ke mana-mana. Sekarang dia harus mencuci piring kotor bekas makanan para pengunjung kedai yang datang, sebelum itu Sohyun juga membantu Bibi Song untuk mengelap meja serta mengepel lantai. Kira-kira sudah hampir setahun lebih Sohyun bekerja di kedai Bibi Song, wanita lima puluan itu memperlakukan dirinya dengan sangat baik. Dia seperti ibu bagi Sohyun, mungkin karena mereka berdua sama-sama kehilangan. Sebenarnya dulu mereka bertetangga, tapi setelah kejadian yang menelan banyak korban termasuk keluarga Sohyun. Membuat wanita itu kehilangan putri serta suaminya, malang sekali.

Hampir satu jam lebih Sohyun berkutat dengan barang-barang kotor, dia mengerjakan semua itu dengan telalten. Kedai Bibi Song memang selalu ramai, apalagi kue beras yang dibuatkan sang bibi memang terkenal lezat. Tak heran jika kedai yang berdiri sejak dua tahun ini selalu ramai.

"Sudah selesai?" tanya Bibi Song saat melihat Sohyun muncul dari arah dapur.

Wanita muda itu menorehkan senyum tipis sembari melepaskan celemek pink yang ia gunakan, meletakkannya pada meja kasir. Tempat Bibi Song tengah berdiri sekarang.

"Bibi bekerja dengan sangat keras, pasti Bibi lelah. Iya kan?" Sohyun balik bertanya.

Wanita itu menoleh sekilas, melihat wajah Sohyun yang basah oleh keringat. "Bagaimana dengan dirimu? Kau juga lelah Sayang, terima kasih untuk kerja kerasmu."

Melihat wanita baya dengan rambut digelung itu tersenyum, membuat hati Sohyun menghangat. Rasa lelah pun seakan menghilang, sejenak Sohyun merasakan beban hidupnya sedikit berkurang.

"Noona!" Sohyun menoleh ke arah pintu, di depan sana terlihat Kai hendam berjalan ke arah mereka dengan pakaian yang basah kuyup.

"Tetap di situ, kau bisa mengotori lantai jika berjalan ke sini."

Kai mengangguk, sudah menjadi rutinitas malam jika ia tidak sibuk dengan tugas sekolah. Maka jam kosongnya akan ia gunakan untuk menjemput Sohyun di tempat kerja, dia tidak ingin kakaknya itu pulang sendirian di larut malam.

Young Wife [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang