2

48 18 1
                                    

Happy Reading

-
-
-

"Aku harus bagaimana sekarang? Tidak mungkin aku mengatakan hal ini pada Tara...dia pasti akan sangat sedih" Adhan meremat kertas hasil tes yang menyatakan bahwa ia mengidap kanker paru-paru.

Marva yang baru saja menemani Adhan ke rumah sakit itu, hanya menatap iba melihat nasib sahabatnya yang divonis oleh dokter bahwa hidupnya tidak akan lama lagi.

Penyakit Adhan bahkan baru diketahui saat sudah berada distadium akhir membuat segala pengobatan apapun akan percuma hingga Adhan hanya bisa pasrah menunggu ajal menjemputnya.

"Sebaiknya kamu tidak usah memberitahukan hal ini kepada Tara...jika dia tau dia pasti akan semakin sulit melepaskan kepergianmu Dhan"

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Mungkin kamu bisa mencoba membuatnya jadi membencimu..dengan begitu dia akan lebih mudah untuk melupakanmu"

Adhan terlihat sedang berpikir dan beberapa saat kemudian ia pun menganguk mengerti dengan apa yang Marva sarankan.
Bukan ingin menghasut Adhan dengan menyakiti Tara tapi hanya ini  satu-satunya cara yang bisa Marva sarankan untuk keduanya.

Sejak hari itu Adhan mulai menjalankan rencananya yang disarankan oleh Marva, dengan membawa wanita-wanita seksi pulang ke apartemennya untuk membuat Tara sakit hati.

Rencana awalnya memang sukses Tara memang sakit hati dengan kelakuan liar Adhan didepan matanya, tapi saat Adhan menyuruhnya pergi  Tara menolak dan memaksakan diri terus bertahan meski harus dengan menahan sakit hatinya setiap hari hingga membuat Adhan terpaksa meminta Marva untuk membawanya pergi dengan alasan telah menjualnya.

Adhan percaya pada Marva karena ia tau latar belakang sahabatnya itu dari keluarga baik-baik dan Marva juga mempunyai adik seumuran dengan Tara.

Marva adalah orang yang baik oleh karena itu Adhan yakin kalau lakilaki itu akan menyayangi dan melindungi Tara seperti adiknya sendiri.

Marva mengendarai mobilnya dengan sesekali melirik kearah Tara yang sedari tadi hanya diam duduk disampingnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Ia tau gadis cantik itu saat ini pasti sedang sangat kecewa dengan keputusan Adhan yang terkesan sangat memaksa tapi dia sendiri tau semua ini adalah demi kebaikan Tara sendiri. Walau dilubuk hatinya Marva merasa bersalah atas apa yang dialami Tara itu semua karena saran yang diberikan olehnya.

Ckiiiiiiiitttt

Mobil Marva berhenti di depan rumah megah milik keluarganya.

"Ayo Tara kita masuk" ajak Marva sambil tersenyum manis kearah Tara.

Karena tidak juga mendapat respon dari pemilik tubuh ramping itu Marva pun turun duluan kemudian membukakan pintu mobilnya lalu menarik tangan Tara dan mengajaknya keluar dari mobil.

"Jangan takut padaku...anggap saja aku adalah kakakmu" ucap Marva yang kini sudah merangkul pundak Tara sambil berjalan memasuki rumahnya.

"Kakak sudah pulang...dia siapa?" tanya seorang gadis saat Marva dan Tara tiba di ruang tamu.

"Hana, dia Tara mulai hari ini dan seterusnya dia akan tinggal bersama kita"

MADELEINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang