HAPPY READING 🥀
"Kesedihan bukanlah akhir dari kehidupan. Namun, kesedihan adalah awal menuju kebahagiaan"
🐝🐝🐝
Seorang gadis berteman sepi menatap keramaian kota dari atas balkon apartemen nya dengan mata kosong. Sudah lama ia tak melakukan hal ini, karena belakangan ini ia terlihat bahagia dengan orang baru. Namun karena kejadian beberapa jam yang lalu kebahagiaanya luruh.
🥀 FLASHBACK ON🥀
"Papa?" Badannya bergetar hebat melihat laki laki paruh baya berada tepat satu meter didepannya dengan setelan jas yang menampilkan kewibawaan.
Sudah lama sekali ia tidak melihat papanya secara langsung, ia belum siap dengan keadaan seperti ini. Lidahnya kelu, untuk mengucapkan siapa orang didepannya saja terasa menguras banyak tenaga.
Zifa ingin sekali menenggelamkan wajahnya di dada bidang itu, menangis dan meraung untuk mengatakan bahwa ia sudah lelah dengan kondisi kehidupan yang jauh dari kata bahagia. Tapi semua itu hanya sebuah keinginan, tentu saja ia tidak melupakan rasa benci dan kecewanya terhadap papanya.
Lihat saja sekarang, bahkan dengan santainya papanya bertanya dengan wajah tenangnya tanpa memikirkan perasaannya.
"Siapa kamu?"
Wajahnya memang sangat tenang, tapi nada yang dikeluarkan penuh dengan penekanan.Setelah mengucapkan pertanyaan. Tanpa ingin mendengar jawabannya, papanya pergi begitu saja menjauhi keberadaanya.
🥀 FLASHBACK OFF🥀
Zifa tersentak dari lamunannya mendengar nada dering ponselnya.
Bee♡
Cpt ke tmn kmpleks skrg.Zifa mengernyitkan dahinya, tumben sekali Brian mengirim pesan singkat dan mengajaknya ke taman kompleks malam malam. Sudahlah, mungkin Brian hanya ingin ketemu dengannya sebentar.
Tak mau membuat Brian menunggu lama, Zifa segera mengenakan Hoodie untuk menutupi tubuhnya yang hanya berbalut tanktop dan hot pants.
Jarak rumahnya dengan taman kompleks tak begitu jauh, hanya perlu menempuh waktu 5 menit jika berjalan. Seperti sekarang ini, Zifa memilih untuk berjalan saja hitung hitung untuk mengurangi polusi udara.
Diperjalanan Zifa berusaha untuk tidak memikirkan papanya. Sekarang bukan waktunya untuk merasakan kepedihan, ia akan ketemu Brian. Sumber kebahagiaan nya beberapa waktu ini. Tuhan memang adil ketika ia bersedih, dengan kebesaranNya ia menghadirkan Brian untuk memberinya kebahagiaan.
Zifa tersenyum memikirkan Brian. Hingga tak terasa sekarang ia sudah sampai ditaman kompleks. Langkahnya berhenti, pandangan matanya terlihat sedang mencari keberadaan seseorang, siapa lagi kalau bukan Brian.
Kakinya kembali melangkah ketika mengetahui keberadaan Brian. Dengan senyum yang tetap ia pertahankan, Zifa memanggil Brian.
"Bee"
Brian tersentak, mendengar panggilan Zifa yang terasa asing untuknya. Tapi ini bukan waktunya untuk menanyakan itu. Ia tidak ingin membuang waktunya lagi untuk perempuan didepannya.
"Gue udah tau semuanya, jadi Lo gaperlu lagi pura pura suka sama gue."
Bukan sapaan lembut seperti biasanya yang ditujukan kepada Zifa, kalimat yang terucap seakan belati yang menggores hatinya yang beberapa jam lalu terluka karena papanya.
"Maksut kamu apa?" Tanya Zifa
"Gue fikir Lo udah mau nerima gue. Tapi, ternyata Lo cuma anggap perasaan gue mainan yang bisa sesuka hati Lo mainin."
Setelah menampilkan senyum yang tidak bisa diartikan. Brian memutar badannya memunggungi Zifa dan melangkahkan kakinya menjauhi keberadaan Zifa. Tetapi setelah beberapa meter, langkahnya berhenti.
Tanpa ingin mengubah posisi menghadap Zifa. Brian kembali mengatakan kalimat yang tidak pernah Zifa bayangkan keluar dari mulut Brian.
" Sekarang anggap saja kita tidak pernah saling mengenal." Ucap Brian dengan penuh penekanan.
Ini benar benar diluar dugaan, Zifa fikir malam ini ia bisa sedikit tenang dan merasakan kebahagiaan bersama orang yang telah mengisi hatinya beberapa waktu ini. Tapi dugaanya salah, setelah keluarganya hancur, kini hubungannya pun ikut hancur.
🐝🐝🐝
Jangan lupa tinggalkan jejak (Vote & Coment), agar author lebih semangat!!!
18Juni2020
Cc
KAMU SEDANG MEMBACA
Zifa
Teen Fiction"Aku ingin kita seperti Lebah dan bunga, diciptakan untuk saling menguntungkan tanpa ingin merugikan." Brian mengatakan kalimat indah dengan pandangan mata tetap pada bunga yang bergoyang karena sentuhan angin dan juga lebah yang terbang dengan say...