02 - hilang

287 20 0
                                    

Sara yang tau bahwa kang Kadi yang sudah berhasil menemukan perahu suaminya itu langsung pergi ke pintu belakang untuk menyambut suami nya pulang, tapi yang di tunggu tak kunjung datang langsung pergi ke tempat yang ramai itu berada di dekat laut ia melangkah perlahan berharap suami nya memberi kejutan tapi sayang nya tidak.

Raki hilang bagaikan di telan lautan, ia tidak ada hanya ada perahu, 2 setengah karung kerang hijau dan kang Kadi yang basah karna menyelam.

Sosok lelaki yang di cintai semua orang dan sangat peduli kepada lingkungannya hilang, semua orang sontak bersedih, adik adiknya yang mendengar kabar itu langsung ke rumah nya untuk menyemangati Sara dan bersedih bersama.

Zea? ia kaget dan mencari keberadaan ayah nya sekarang, rumah itu pecah tangisan orang-orang yang masi berfikir kalo ini hanya mimpi buruk mereka, Haruki terpontang panting karna sadari tadi tidak menemukan Zea di dalam rumahnya, ia mencari keseluruh ruangan namun tidak dapat menemukan anak kecil itu, ia ingat bahwa di belakang rumah nya yang berdekatan dengan laut itu sontak ia berlari karna tau adik perempuannya itu sangat ceroboh. 

Sesampainya di belakang rumah ia melihat adik nya yang sedang duduk di atas bangunan dam yang fungsinya untuk mengskat lautan dengan rumah rumah penduduk, Haruki berjalan ke arah  Zea dan memeluknya, Haruki terpuruk tapi ada yang lebih terpuruk yaitu sang adik.

Baru merasakan kasi sayang dan di temani oleh ayahnya selama 8 tahun, sosok yang ceria dan tersenyum setiap saat tiba-tiba menangis, Haruki lebih terpuruk sekarang. ia menggendong Zea untuk membawanya ke dalam rumah karna hari sudah malam.

Sara yang tidak sadar-sadar selalu menyebut nama Raki dalam setengah sadar, Zea yang sudah ada di samping ibu nya itu selalu menangis melihat kondisi rumah nya seperti itu, Sara memegang tangan Zea dan mengajak Zea untuk bertemu dengan ayah nya.

"Ze, ayo ke belakang sambut ayah dia udah pulang loh" ucap nya sambil tersenyum

Sontak orang-orang yang berada di situ semakin pecah tangisannya, dan tidak kuat melihat wanita yang begitu tegar itu begitu terpuruk sekarang, Sara ingin memberontak dari posisi tiduran nya itu tapi tidak bisa karna tangan nya di pegang oleh adik-adiknya, semua orang di situ turut prihatin dengan kondisi nya.

"Raki udah pulang, kenapa si tangan Sara di pegang, orang-orang kenapa pada nangis? ada apa si kok banyak orang gini?" tanya nya bingung, sekarang Sara seperti orang linglung seperti orang yang hilang ingatan sesaat.

"Raki.." ucap nya sambil menangis

lihat lah perempuan yang begitu kuat tiba-tiba menjadi begitu lemah, kehilangan suami nya sekaligus kehilangan dirinya, dan bahkan hampir gila karna tau suami nya tiba-tiba hilang begitu saja. Ini sungguh tiba-tiba tidak ada persiapan sama sekali.

"Tuhan tolong pulangkan dia kerumah" Sara menangis sejadi-jadi nya dan pingsan berkali-kali.

beberapa jam berlalu, Sara yang sudah terlelap dalam tidur nya karna energi nya abis dan badan nya yang lemas karna kebanyakan nangis. 2 adik perempuan Sara tetap ada di samping Sara dan tidak pulang ke rumah nya karna takut tiba-tiba Sara terbangun dan nekat ke belekang rumah nya untuk menunggu suami nya pulang.

Sedangkan Jendral anak umur 2 tahun itu di titipkan di rumah kakak perempuan nya Raki sampai keadaan mulai membaik dan menunggu Sara hingga pulih dari kesedihannya.

Pagi yang cerah tapi bagi Sara itu pagi terburuk yang pernah ia temui, jam 6.00 Sara sudah ada di belakang rumah nya duduk di bagian dam berada tidak jauh dari rumah nya itu, melihat laut dengan tatapan yang kosong, air mata yang tiba-tiba terjauh, ya benar dia menangis lagi. Sudah beberapa jam berlalu ia masuk ke dalam rumah melihat anak anak nya yang masi tertidur lelap, kasian rasa nya masi kecil tapi sudah kehilagan peran dan raga ayah nya.

Baru satu hari kehilangan aja udah sekacau ini bagaimana dengan hari-hari berikutnya?, di posisi itu benar-benar bingung dan kehilangan  jalan, seketika semua nya gelap tidak terang karna Raki tidak ada di rumah.

Haruki terbangun tidur nya berharap semalam itu hanya mimpi nya saja ternya salah, itu benar-benar nyata, bahkan banyak orang yang selalu kumpul di rumah nya karna masi berduka, dan gimana keadaan Zea? badan nya panas, ia deman. Haruki memberitau ibu nya, Sara hanya menangis dan menyuruh Haruki pergi ke warung yang dekat dengan rumah nya untuk membeli obat peredah panas. 

"ayahh.. ayahh.." lirih nya dengan mata yang masi tertutup.

Sara benar-benar makin di buat nangis dengan keadaan ini, mungkin kalo masi ada Raki dia tau apa yang harus di lakukan dan harus apa sekarang, tapi sekarang ia hanya diam seperti orang bingung dan hanya menangis, Fitri yang mendegar tangisan Sara langsung membuka pintu. 

"Kenapa?"

"Zea nyebut ayah nya mulu, aku makin sedih Fit" tangis nya

"Sini, Zea biar aku aja yang urus, kamu tenangin diri kamu dulu" ucap Fitri adik nya Raki.

Keadaan Sara kacau sekarang dia benar-benar menangis tanpa henti dari tadi, adik nya hanya bisa menenangkan dan memeluk Sara.

Fitri yang sedangkan membawa Zea ke klinik karna badan nya semakin panas, Fitri berdoa semoga anak itu tidak kenapa. Ketika udah di tangani oleh dokter, panas nya mulai redah Zea mulai terbangun dari tidur nya dan bertanya kenapa dia ada disini.

"Tadi kamu sakit"

"Aku ga sakit bi, aku sehat aku cuma kangen ayah"

Deg... hati Fitri sakit mendengar kalimat dari anak kecil itu dan tidak bisa menjawab kalimat yang baru saja di lontarkan oleh anak itu, anak yang masi butuh peran ayah nya harus kehilangan di usia nya yang sekarang, sungguh kasian.

"Aku mau pulang, ibu pasti lagi nangis" lanjutnya.

"Ngga Ze, kamu disini dulu biar cepet sembuh nanti kamu baru bisa jagain ibu"

Zea menangguk dan dokter pun masuk ke ruangan itu berbicara dengan Fitri, sedangkan Zea masi berbaring di ranjang klinik itu sambil menatap sekelilingnya.

"Bu, Zea sudah di perboleh pulang kalau ibu mau karna udah mulai redah panas nya" ucap dokter

"Baik dok terimakasih"

Dokter itu meninggalkan ruangan.

Sara masi saja menangis padahal mata nya masi sembab tapi tidak berhenti menangis karna benar-benar separuh hidup dan dunia nya lenyap begitu saja, saat ini cinta nya habis di Raki, dikehidupan selanjutnya ia mau di pertemukan dengan Raki lagi, tidak akan membuang buang waktu nya ia akan selalu bersama Raki dan ia akan meminta waktu lebih lama lagi dengan Raki, tidak di tinggal secepat ini.

"Ibu, udah ya sedih nya Zea bentar lagi datang kata bibi" di posisi Haruki benar-benar tidak mudah, ia harus terlihat kuat disitu karna abang nya saja sudah seperti kehilangan akal nya, ibu nya yang masi bersedih dan adik nya yang sedang berada di rumah klinik, adik yang terakhir nya masi berumur 2 tahu sedang di rawat oleh uwa nya, dimana ia bersandar kalo ia juga ikut terpuruk dengan keadaan sekarang?

Sungguh anak yang baru berumur 16 tahun itu pemikiran nya sedewasa itu, ia terlalu sedih dan hati nya yang sangat sakit sampai-sampai tidak mengeluarkan air mata, Haruki membukakan pintu untuk Fitri sang bibi karna sedang menggendong Zea yang tertidur dan Fitri menaruhnya di kamar Sara.

Haruki yang melihat sosok adik nya tertidur lelap dan seperti tidak ada tenaga seperti hari-hari sebelumnya sedih, ia memegang tangan adik nya yang masi ada bekas suntikan nya itu, sungguh menyayat hati nya, tiba-tiba saja Haruki menangis, mungkin sudah tidak kuat lagi menahan rasa sedih nya itu, ia menangis sampai ketiduran dan tangan nya masi menggenggam tangan Zea.

"Aa...." kalimat itu terucap dari mulut Zea yang mata nya masi tertutup.

Bagi Zea ayah dan Haruki abang kedua nya itu cinta sekaligus dunia nya dia, mangknya ia selalu menyebut ayah atau Haruki didalam keadaan nya yang masi tidak sadar.

Haruki sosok yang cuek namun sangat perhatian dan sayang, sedangkan ayah nya sosok yang perhatian, sayang, lemah lembut dan selalu care terhadap semua orang. Di hari itu Kehidupan Zea benar-benar abu-abu seperti tidak ada warna sama sekali seperti rumah tanpa lampu dan anak perempuan tanpa sosok ayahnya. 

Kehilangan dunia sekaligus kehilangan semangat hidup itu benar-benar menguras tenaga untuk melakukan sesuatu dan sangat menyiksa.

thallasophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang