Epilog

6.5K 454 29
                                    

Haii dear.. Hari ini khusus double up sebagai salam perpisahan sama BangDan Uli 😂
***

Setelah berbagai Drama dalam pernikahan mereka. Setelah puasa panjang yang ia alami, Danar berayukur semuanya bisa kembali normal versi dirinya. Berkat kehebohan orangtua dan mertuanya, akhirnya Danar bisa juga memonopoli Uli untuknya sendirian. Ini adalah versi paling normal menurut Danar. Ia memang budak cintanya Uli. Pada saat Uli hanya fokus pada Galio Satama, anak mereka, untunglah Danar bisa belajar dari pengalamannya. Ia tak lagi mengusik Uli. Meskipun harus puasa panjang, Danar tetap bersabar. Alhasil, saat ini Uli begitu memanjakannya.

Saat anak mereka sudah berusia enam bulan, sudah bisa diculik kakek neneknya, Danar benar-benar merasa waktunya bersama Uli sangat banyak.

Saat usia Galio Satama menginjak lima tahun, Danar semakin merasa hidupnya sempurna. Anaknya itu selalu dibawa oleh kakek neneknya. Bahkan ketika ke luar negeri pun mereka pernah membawanya. Danar sih senang-senang saja, dengan begitu ia bisa memiliki waktu bersama Uli tanpa diganggu si Tama. Namun bukan berarti ia tidak merindukan anaknya juga.

Pernah saat Tama tinggal bersama neneknya Sia, Danar menjemputnya pulang tengah malam hanya karena ia bermimpi buruk tentang Tama. Padahal Uli sudah memenangkannya, menjelaskan bahwa mungkin saja mimpi itu hadir karena Danar memikirkan Tama. Tapi Danar tidak peduli, ia tetap menggedor pintu rumah mamanya dan membawa Tama yang masih terlelap tanpa mengatakan apa-apa. Untung saja Uli sudah menghubungi Sia lebih dulu dan mengatakan Danar akan datang untuk menjemput Tama.

Ketika usia Tama menginjak sepuluh tahun, Uli sudah merencanakan perjodohannya dengan anak sahabatnya, Sera. Itu adalah pertemuan pertama mereka setelah sekian lama. Setelah menikah, Sera meninggalkan Jakarta dan hidup bahagia di luar negeri bersama anak dan suaminya.

Kini perempuan itu telah kembali ke Jakarta dan akan menetap. Uli sudah merencanakan hal ini. Ia meminta Sera untuk menjodohkan anak-anak mereka.

Bagai gayung bersambut, Sera setuju dengan rencana itu.

"Hallo tante, om, namaku Sandra," itu adalah salam perkenalan dari Sandra Antranajaga untuk pertama kalinya.

Uli senang sekali melihat Sandra. Ia memiliki sifat yang ceria.

"Tama kenalan dulu sama Sandra, nak," pinta Uli pada Tama yang sibuk dengan dirinya sendiri.

Tama berdecak tidak suka karena mamanya mengganggunya menyelesaikan permainan rubiknya. Sikap Tama yang seperti ini adalah karena ia terlalu di manja. Bukan hanya Danar saja, Uli juga sangat memanjakannya. "Iya mama," meski begitu Tama masih menuruti mamanya.

"Aku Galio Satama," Tama menatap bergantian pada tamu mama dan papanya. Sesekali ia melirik Sandra yang juga meliriknya. Sandra sudah merasakan perasaan yang tidak enak dipertemuan pertamanya bersama Tama. Hal itu berlanjut hingga usia mereka menginjak lima belas tahun.

Kedua orangtua mereka mengesahkan perjodohan itu. Tama menolak karena ia sudah memiliki gadis incarannya. Sedangkan Sandra sama tidak sukanya. Sifat Tama terlalu sombong. Sandra tidak suka. Lagi pula ia juga memiliki tetangga yang setiap hari bisa membuat jantungnya berdebar.

Jika Tama berkata Sandra tidak ada apa-apanya dibanding Nada, gadis incarannya. Maka Sandra akan sangat percaya diri membandingkan Tama dengan Rino, tetangganya. Mereka benar-benar menggambarkan karakter tikus dan kucing di dunia nyata. Namun baik Uli maupun Sera sudah sepakat menjodohkan mereka.

"Siap-siap aja nikah setelah kalian lulus,"

"Mama!" teriak Tama dipertemuan yang entah ke berapa bersama keluarga Sandra.

Wedding Fashion (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang