❄2❄

34 11 0
                                    


Aku memandang luar jendela kelas, Gemericik suara hujan dan aroma tanah yang terbawa angin membuatku merasa nyaman.

" Nada? "

Aku menoleh, dan mendapati Andi berdiri di depanku

" Lu di suruh ke ruangannya Bu Sisi sekarang juga" Ujar andi

Aku mengangguk

" Terima kasih"

Aku berjalan keluar kelas, sudah kuduga ini akan terjadi.

Lantai koridor yang basah karena hujan membuatku harus berhati hati melangkah.

Sesampainya di ruangan bu Sisi

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam, silahkan duduk "

" Nada, ini sudah 4 bulan kamu menunggak Uang bulanan. Kamu tau kan konsekuensinya jika sampai sebulan lagi tidak di bayar? " Ujar Bu sisi sambil membuka buku di depannya.

" Iya bu, saya akan membayarnya sebelum tanggalnya."

Bu Sisi mengangguk dan menyuruhku keluar...

Setelah Nada keluar, Bu Sisi melepaskan kacamata yang ia pakai dan menghela nafas pelan..

•••

Sampai pulang sekolah pun hujan tak kunjung mereda.

Nada yang hari ini tak memakai sepeda pun kebingungan ingin pulang...

Waktu terus berjalan, banyak siswa yang sudah pulang, dari yang di jemput maupun yang menerjang hujan.

"Mungkin sebentar lagi.. "

Aku duduk di halte sekolah untuk meneduhkan seorang diri.

Dari kejauhan terlihat mobil yang melaju kencang hingga...

Byurrr

Air genangan hujan yang tenang seketika seperti badai saat mobil itu menerjang nya. Dan sialnya air itu menciprat ke baju osisku.

Hampir seluruh tubuhku basah.

Aku menyumpah serapahi pengguna mobil.

Karena sudah terlanjur basah, aku pun dengan kesal menerobos hujan namun tanganku di tahan oleh seseorang.

" Nada"

Aku menoleh

"Apa? Lepasin gak"

Arya hanya terkekeh

"Judes banget sih. Gue anterin pulang. Daripada hujan hujan nan? Entar sakit lagi"

" lepasin gak! " Jawabku sarkastik

" Gue gak mau ngelepasin sebelum lo mau pulang bareng gue.. "

" Jangan maksa!"

Setelah mengatakan itu tanganku pun terlepas dari pegangannya..

Arya memandang kepergian Nada, ia mengangkat telapak tangannya yang tadi memegang tangan Nada..

" Apa aku salah? " Arya.

Skip

Nada kedinginan, ia tak memiliki jalan lain selain melewati jalan ini...

Dan sialnya lagi Nada di hadang Preman pertigaan jalan.

Tangannya di tarik ke dalam gang kecil yang agak teduh dari air hujan..

"Uang! " Palak dia preman di depannya.

" Gak ada"

" Berani jawab Lu!, bawa sini uang lu terus pergi!!"

Nada menghela nafas pelan, uang, uang dan Uang.

" Abang preman udah gede kan? Kenapa gak kerja malah malakin anak SMA yang masih minta orang tua? " Jawab Nada berani

" Banyak bacot lu anak kemarin sore juga"

" Mau gue pukul hah! "

" Mending abang preman cari pekerjaan yang halal, daripada kek gini dosa. Kematian bisa datang kapan saja sebelum abang preman tobat"

Nada menoleh ke sesosok perempuan yang menangis di ujung gang. Hati nada teriris melihat masa lalu perempuan itu.

Nada menahan air mata nya.

" Termasuk perempuan yang pernah abang bunuh!"
Nada menekankan kata bunuh dalam ucapannya

Dua preman itu membulat kan matanya dan mencekik Nada.

" Kok lu bisa tau hah!! "

Nada kesulitan bernafas

" Le-lepasin" Nada meronta ronta berusaha lepas dari cekikkan tangan si preman yang semakin lama semakin kuat.

Hingga kakinya tak menapak di tanah, dirinya tak kuat lagi.

"Siapapun tolong aku" Ucapnya dalam hati

Brukkkk

Cekikkan si preman pun terlepas, dirinya merosot ke bawah dan terbatuk batuk.

" Lo gak papa kan Dek? , maaf kakak telat " Ucap kakaknya yang ngos ngos"an

Nada langsung menghambur ke pelukan kakaknya.

Yoga mengusap lembut kepala adiknya berusaha menenangkannya..

Nada memandang preman tadi yang mengganggu tergeletak tak sadarkan diri.

" huwaaa Kak Yoga.hiks hiks" Nada menangis di dada kakaknya.

" Udah gak usah nangis, kakak gak suka liat kamu nangis " Yoga mengusap air mata adiknya tercinta. Uwuu sosweet^^

" Te-terus mereka gimana kak?" Tunjuk nada ke dua preman itu

Kak yoga hanya tersenyum

"Udah gak usah di urusin. Nafas nya masih sesek gak?? "

Nada mengangguk..

" Tarik nafas, keluarin pelan pelan"

Nada mengikuti intruksi sang kakak. Setelah agak baikan, Dirinya di gendong oleh sang kakak. Sambil sebelah tangannya memegangi payung.

" Kok lu tambah berat si dek" Ejek Yoga sambil terkekeh

" Iish kak Yoga! Nad tuh gak berat!!"

Nada menjambak rambut kakaknya

"Aww sakit dek. Aduh! "

Kakak beradik itu tertawa bersama di bawah derasnya hujan. Seakan kejadian tadi seperti angin lalu belaka.

Nada tersenyum, Ia sangat bahagia mempunyai seorang kakak seperti kak Yoga.

" Kak, Kakak kok tau kalo Nad.." Ucapan Nada terpotong

" Hmm, nanti kakak ceritain setelah sampai rumah. Kedinginan ya" Yoga terkekeh

Nada semakin mengeratkan pegangannya.

" Dingin " Nada

•••••

Dingin, kek siapa yaaa ...
Dia mungkin:✌🏻✌🏻✌🏻






Arigatou^^

Tbc

DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang